Senin, 19 Mei 2025

RELEVANSI WARTA NABI YEHEZKIEL UNTUK PARA IMAM MASA KINI

Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku, "Hai anak manusia, bernubuatlah melawan para imam, yang adalah gembala-gembala umat. Bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu. Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah imam-imam, yang menggembalakan dirinya sendiri! Seharusnya domba-domba yang digembalakan oleh mereka.

Dewasa kini banyak imam hanya menikmati susu dari dombanya, dari bulunya mereka buat pakaian, yang gemuk disembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak digembalakan. Yang lemah tidak mereka kuatkan, yang sakit tidak diobati, yang luka tidak mereka balut, yang tersesat tidak dibawa pulang, yang hilang tidak dicari, melainkan diinjak-injak dengan peraturan dan kepentingan pribadi.

Dengan demikian umat-Ku berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka menjadi makanan bagi segala binatang di hutan. Domba-domba-Ku berserak dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi, tanpa ada yang memperhatikan atau yang mencarinya.”

Tiga paragraf di atas merupakan nubuat Nabi Yehezkiel versi masa kini. Kita dapat melihat versi aslinya dalam Yehezkiel 34: 1 – 6. Artinya, nubuat Nabi Yehezkiel ini sangatlah relevan untuk kehidupan Gereja dewasa ini, teristimewa buat para imamnya.

Klik di sini untuk baca selanjutnya….

Sabtu, 17 Mei 2025

RENUNGAN HARI MINGGU PASKAH V, THN C

Renungan Hari Minggu Paskah V, Thn C

Bac I Kis 14: 21 – 27; Bac II   Why 21: 1 – 5;

Injil    Yoh 13: 31 – 35

Bacaan-bacaan liturgi masa paskah umumnya memberi tekanan pada warta para rasul Kristus mewartakan kebangkitan Tuhan Yesus. Kisah-kisah tersebut menjadi relevan buat murid-murid Kristus di masa kini dan masa depan. Misalnya seperti dalam bacaan pertama. Dalam Kisah Para Rasul Paulus dan Barnabas menjalankan karya misioner, pergi ke mana-mana supaya jemaat yang telah dibangun “bertekun di dalam iman” (ay. 22). Sebagaimana yang sudah diketahui, pusat pewartaan para rasul adalah Allah yang mengasihi manusia dengan mengorbankan Putra Tunggal-Nya agar manusia memperoleh hidup kekal. Pengorbanan Putra Tunggal Allah itu terjadi pada peristiwa salib. Warta ini ternyata diterima dan dipercaya juga oleh bangsa-bangsa lain juga (bdk. ay. 27). Karena itu, frasa “bertekun di dalam iman” berarti umat diajak untuk teguh percaya bahwa pengorbanan Yesus di salib merupakan bukti cinta Allah kepada manusia.

Yohanes, dalam kitab Wahyu yang menjadi bacaan kedua, membahasakan lain soal “bertekun di dalam iman”. Jika Kisah Para Rasul melihatnya tentang kasih Allah yang terlihat dalam kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus, Kitab Wahyu melihatnya sebagai efek dari kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus. Bagi Yohanes kematian dan kebangkitan Yesus membawa efek kebaruan. Ini seperti yang dikatakan Dia yang duduk di atas takhta, “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” (ay. 5). Karena itu, jadilah langit dan bumi yang baru (ay. 1), Yerusalem yang baru (ay. 2), dan yang terutama adalah hidup manusia yang baru karena mendapatkan penebusan. Karena itu, Kitab Wahyu mengajak umat untuk teguh percaya bahwa pengorbanan Yesus di salib membawa kebaruan dalam hidup, dan kita harus setia menjaga kebaruan itu.

Bagaimana kita bisa setia bertekun di dalam iman? Bagaimana kita bisa tetap setia menjaga kebaruan yang diberikan Kristus lewat kematian dan kebangkitan-Nya? Secara sederhana, bagaimana kita dapat membuat supaya kematian dan kebangkitan Yesus di kayu salib sebagai ungkapkan kasih Allah kepada kita tidak menjadi sia-sia? Pertanyaan ini dijawab oleh Yohanes dalam bacaan Injil hari ini. Dalam Injil Yesus memberi perintah baru, yaitu supaya kamu saling mengasihi (ay. 34). Jadi, dengan hidup dalam kasih kita telah bertekun dalam iman dan tetap hidup dalam kebaruan.

by: adrian 

Jumat, 16 Mei 2025

Menjawab Tuduhan Islam tentang Ajaran Trinitas


 Memperhatikan media sosial, banyak ditemukan tuduhan dari kalangan islam terhadap ajaran katolik. Salah satunya adalah soal trinitas. Sering umat islam mengatakan bahwa Allah orang kristen itu ada tiga. Ada juga yang mengatakan ajaran trinitas itu hanyalah hasil keputusan konsili. Parahnya lagi ada yang mengatakan hasil obrolan warung kopi. Dapat dikatakan bahwa tuduhan-tuduhan itu lahir dari kebencian dan permusuhan terhadap kekristenan yang sudah tertanam dalam alquran. Karena sudah dipenuhi dengan kebencian dan sikap permusuhan, maka tak heran kalau umat islam tak bisa melihat kebenaran pada pihak lain. Mirisnya, umat islam memaksakan ketidakpahamannya itu agar diterima oleh umat kristen.