Senin, 20 November 2023

KAJIAN ISLAM ATAS SURAH AN NISA AYAT 87

 


Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Dia pasti akan mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak diragukan terjadinya. Siapakah yang lebih benar perkataan(nya) daripada Allah? (QS 4: 87)

Tak bisa dipungkiri bahwa umat islam percaya bahwa Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang langsung disampaikan kepada Muhammad, yang kemudian ditulis di atas kertas. Sekalipun ada di kertas, tapi umat islam yakin bahwa itu adalah kata-kata Allah sendiri. Dan karena Allah itu mahasuci, maka kertas yang ditulisi perkataan Allah adalah suci juga. Maka dari itu, tak heran ketika ditemukan lembaran-lembaran Al-Qur’an di tempat sampah, yang sebagiannya sudah terbakar, umat islam merasa marah. Hal itu dilihat sebagai bentuk penghinaan terhadap Allah. Dalam surah al-Maidah ayat 33, Allah meminta umat islam untuk membunuh mereka yang menghina-Nya. Begitu sadisnya Allah islam ini!

Berhubung Al-Qur’an merupakan pedoman yang menjadi tuntunan bagi umat islam, Allah telah memudahkan ayat-ayat Al-Qur’an. Artinya, dalam penyampaian wahyu-Nya Allah menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh umat-Nya. Karena itulah, Al-Qur’an dikenal juga sebagai kitab atau keterangan yang jelas. Umat islam, khususnya para ulama, menafsirkan kata “jelas” di sini sebagai terang benderang, sejalan dengan maksud Allah memudahkan semua ayat-Nya. Dengan kata lain, makna ayat-ayat Al-Qur’an dapat ditemui sebagaimana tertulis di dalamnya.

Berangkat dari dua premis di atas dapatlah dikatakan bahwa kutipan ayat Al-Qur’an di atas merupakan wahyu Allah dan maknanya sangat jelas. Karena wahyu Allah ini ditulis dalam satu ayat, maka bisa dikatakan bahwa kutipan kalimat di atas turun bersamaan, sekali tarikan nafas. Kutipan wahyu Allah di atas terdiri dari 3 kalimat. Kalimat pertama, yang secara linguistik tidak bisa disebut sebagai kalimat, berisi pesan tauhid. Kalimat kedua menjelaskan tentang hari kiamat. Ada 2 pesan yang hendak disampaikan di sini, yaitu peran Allah yang mengumpulkan umat-Nya dan tentang kepastian hari kiamat itu sendiri. Kalimat ketiga berbentuk pertanyaan retoris tentang kebenaran perkataan Allah.

Jumat, 17 November 2023

INILAH FAKTA MENARIK TENTANG MUHAMMAD


 Umat islam menilai Muhammad sebagai nabi. Orang kafir menolak muhammad sebagai nabi. Semua ada dasarnya. Namun ada fakta menarik di balik itu semua, yang tidak diketahui.

Rabu, 15 November 2023

KAJIAN ISLAM ATAS SURAH AL-MAIDAH AYAT 51

 


Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia(mu); mereka satu sama lain saling melindungi. Barangsiapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim (QS 5: 51)

Selain sebagai kitab suci, umat islam melihat juga Al-Qur’an sebagai pedoman dan penuntun jalan hidup. Hal inilah yang membuat Al-Qur’an dilihat sebagai pusat spiritualitas hidup umat islam. Di sana mereka tidak hanya mengenal Allah yang diimani dan disembah, tetapi juga mendapatkan pedoman dan tuntunan hidup yang akan menghantar mereka ke surga. Al-Qur’an biasa dijadikan rujukan umat islam untuk bersikap dan bertindak dalam hidup keseharian. Berhubung Al-Qur’an itu berasal dari Allah, maka tuntunan dan pedoman yang diberikan Allah ini wajib ditaati.

Berangkat dari premis ini, maka dapatlah dikatakan kutipan ayat Al-Qur’an di atas merupakan perkataan Allah yang berisi nasehat untuk dijadikan pedoman bagi umat islam bersikap dan bertindak. Umat islam percaya bahwa hanya Muhammad saja yang menerima wahyu Allah. Karena itu, kutipan kalimat Allah di atas diterima Muhammad dari Allah. Melihat kalimat pertama wahyu Allah ini haruslah dikatakan bahwa wahyu Allah ini lebih ditujukan kepada para pengikut Muhammad. Frasa “umat yang beriman” selalu dimaknai sebagai umat islam, karena yang beriman itu hanya islam. Allah telah membuat islam sebagai patokan seseorang itu beriman (bandingkan ayat 41). Yang bukan islam dilabeli sebagai kafir. Allah menyampaikan itu melalui Muhammad. Artinya, Muhammad diminta Allah untuk menyampaikan pesan-Nya itu.

Rumusan wahyu Allah ini sedikit aneh. Jika memang tujuan utama wahyu Allah ini adalah umat islam sebagai pengikut Muhammad, seharusnya Allah mengawali perkataannya dengan, “Katakanlah ….” Rumusan seperti ini jamak dijumpai dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Menjadi pertanyaan, kenapa di sini Allah tidak menyertakan frasa “Katakanlah …”? Apakah Allah lupa?