Senin, 25 Juli 2022

STUDI AL-QUR'AN: MUHAMMAD BUKAN UMMI

Umat islam sangat yakin kalau nabi Muhammad itu adalah seorang ummi, alias buta huruf atau tidak bisa membaca dan menulis. Jika ditanya, apa dasar keyakinan itu, pastilah mereka akan merujuk pada wahyu Allah dalam Al-Qur'an. Padahal telaah atas ayat-ayat Al-Qur'an menujukkan fakta sebaliknya. Video berikut ini coba mengulasnya.



Apabila tak bisa dibuka, silahkan klik di sini. Selamat menonton!!!

Jumat, 22 Juli 2022

KAJIAN ATAS SURAH AL-BAQARAH AYAT 216

 


Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS 2: 216)

Al-Qur’an diyakini oleh umat islam merupakan wahyu Allah yang secara langsung disampaikan kepada nabi Muhammad SAW. Hal ini bisa dipahami sebagai berikut: Allah berbicara kepada Muhammad, dan Muhammad mendengarnya. Apa yang didengar Muhammad itulah yang kemudian ditulis dan akhirnya menjadi sebuah kitab yang diberi nama Al-Qur’an. Dengan perkataan lain, umat islam percaya dan meyakini bahwa apa yang tertulis dalam Al-Qur’an adalah merupakan kata-kata Allah SWT sendiri. Hal inilah yang membuat umat islam memandang kitab tersebut sungguh suci, sehingga umat islam menaruh hormat yang tinggi kepadanya. Pelecehan terhadap Al-Qur’an sama artinya pelecehan kepada Allah SWT. Dan orang yang melakukan hal itu, berdasarkan perintah Allah dalam Al-Qur’an, wajib dibunuh (QS al-Maidah: 33).

Umat islam menganggap dan menilai Al-Quran sebagai keterangan dan pelajaran yang jelas, karena memang demikianlah yang dikatakan Allah sendiri. Secara sederhana hal ini dimaknai bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang jelas. Allah telah memudahkan wahyu-Nya sehingga umat bisa dengan mudah pula memahaminya. Sebagai pedoman dan penuntun jalan hidup, Allah memberikan keterangan dan pelajaran yang jelas sehingga mudah dipahami oleh umat islam. Umumnya para ulama menafsirkan kata “jelas” di sini dengan sesuatu yang telah terang benderang sehingga tak perlu susah-susah menafsirkan lagi pesan Allah itu. Dengan kata lain, perkataan Allah itu sudah jelas makna dan pesannya, tak perlu banyak ditafsirkan lagi. Maksud dan pesan Allah sesuai dengan apa yang tertulis dalam Al-Quran. Penafsiran atas wahyu Allah bisa berdampak pada ketidak-sesuaian dengan kehendak Allah sendiri.

Berangkat dari pemahaman ini, maka apa yang tertulis dalam surah al-Baqarah ayat 216 di atas merupakan perkataan langsung dan asli dari Allah SWT. Allah berbicara dan Muhammad mendengarnya. Apa yang tertulis di sana seperti itu juga yang didengar oleh nabi Muhammad SAW. Dan apa yang disampaikan Allah ini sudah jelas maknanya. Dengan mudah umat akan memahami bahwa perang merupakan kewajiban bagi umat islam.

Kamis, 21 Juli 2022

MENGENAL LEBIH DEKAT MARIA MAGDALENA

 

Besok (22 Juli) Bunda Gereja mengajak kita untuk memperingati salah satu orang kudusnya, yaitu Santa Maria Magdalena. Dia adalah salah satu tokoh dalam Kitab Suci. Salah satu perannya yang menonjol adalah saksi pertama atas kebangkitan Yesus Kristus (Yoh 20: 1 –18).

Tentulah sebagian besar umat sudah mengetahui tentang dirinya. Akan tetapi, apakah umat juga tahu berbagai persoalan yang muncul dari nama Maria Magdalena ini? Untuk melihat hal ini, kami akan menguraikan permasalahan seputar Maria Magdalena.

Siapa Maria Magdalena Itu?

Maria Magdalena adalah tokoh yang ada dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, khususnya Injil. Akan tetapi, identitas Maria Magdalena ini sudah menimbulkan perdebatan yang berlangsung sejak masa Gereja Perdana. Dalam Injil ada tiga tokoh yang mengacu kepada Maria Magdalena: seorang pengikut/pelayan Kristus (Yoh 20: 11 – 18); wanita berdosa yang tidak disebutkan namanya (Luk 7: 36 – 50); dan Maria dari Betania, saudari Marta dan Lazarus (Luk 10: 38 – 42).

Gereja Katolik Barat, sejak Paus Gregorius Agung, mengidentifikasi ketiga tokoh itu sebagai Maria Magdalena. Tetapi Gereja Katolik Timur melihat Maria Magdalena berbeda dengan Maria Betania; karena itu pestanya pun berbeda.

Kita, sebagai bagian dari Gereja Katolik Barat, mengikuti pendapat Bapa Gereja kita tadi. Bagi kita, Maria Magdalena adalah juga Maria dari Betania, saudari Marta dan Lazarus; dan wanita, yang masuk ke rumah Simon orang Farisi dan mengurapi kaki Yesus dengan minyak wangi dan mengeringkannya dengan rambutnya. Dia juga yang diidentifikasikan sebagai “yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat.” (Luk 8: 1 – 3). [lebih lanjut tentang penjelasan ini silahkan klik di sini]