Ketika terjadi aksi terorisme, langsung saja muncul suara-suara dari kalangan umat islam yang menyatakan bahwa islam adalah agama kasih. Ada juga yang menggunakan istilah keren: rahmatan lil alamin. Tak sedikit di antara umat islam ini yang mengecam aksi terorisme tersebut. Mereka mengatakan bahwa kelompok teroris ini membajak ajaran islam atau telah salah menafsirkan ayat Al-Qur’an. Sementara umat non muslim sudah muak dengan retorika kosong itu. mereka selalu bertanya, benarkah islam itu agama kasih? Adakah dasarnya? Video berikut ini mencoba menampilkan dan membahas ayat-ayat kasih yang ada dalam Al-Qur’an (Jika tak bisa dibuka, silahkan klik di sini). Ulasan ini menggunakan metode akal sehat. Dari ulasan ini Anda bisa menilai sendiri apakah islam agama kasih atau bukan. Sangat dianjurkan untuk menyimak juga video kami tentang perbendingan ayat cinta dan ayat perang dan perbandingan ayat cinta dan ayat membunuh (13 Februari 2022)
Rabu, 27 April 2022
Selasa, 26 April 2022
SEPERTI INILAH PRAKTEK KORUPSI DI GEREJA
Korupsi sudah merajalela merasuki sendi-sendi kehidupan masyarakat. Ia
menjadi budaya, yang tak bisa lepas dari kehidupan manusia. Ketika masalah
korupsi Al-Quran muncul, seakan tak ada lagi bagian hidup manusia yang luput
dari korupsi. Agama yang mengurus moral dan akhlak manusia pun sudah dirasuki
budaya korupsi. Kesucian agama telah hancur karena korupsi.
Bagaimana dengan Gereja? Apakah Gereja sebagai lembaga kudus bebas dari
korupsi? Apakah budaya koupsi sudah merasuki para pejabat Gereja, seperti uskup
dan imam? Mungkin sebagian orang mengatakan bahwa itu mustahil, karena uskup
dan imam sudah mengikrarkan janji kemiskinan yang menjauhkan mereka dari
kemewahan harta kekayaan. Janji kemiskinan membuat mereka dapat melawan godaan
korupsi.
Bukan maksud saya untuk menuduh, tapi saya berangkat dari asumsi dasar
bahwa uskup dan imam itu adalah manusia; dan setiap manusia rentan terhadap
godaan uang. Dari asumsi ini dapatlah disimpulkan bahwa korupsi bisa juga
dilakukan oleh para pejabat Gereja itu. Artinya, budaya korupsi dapat juga
merasuki Gereja.
Bagaimana praktek korupsi dilakukan di Gereja? Inilah yang hendak dipaparkan dalam tulisan ini. Dalam tulisan ini, Gereja yang dimaksud adalah paroki, dan saya, sebagai pastor paroki, adalah pelakunya. Karena itu, pertanyaannya adalah bagaimana saya mengorupsi uang paroki?
Senin, 25 April 2022
KISAH PILU KORBAN PERDAGANGAN MANUSIA
Dengan niat tulus, mereka mencari kerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Tapi, mereka tertipu oleh makelar, dan diperdagangkan seperti barang. Inilah
yang dialami Ester Ene, kelahiran Bealaing, Manggarai Timur, Flores, 19 Agustus
1979.
Ester menikah dan tinggal bersama suaminya di Roho, Cibal, sekitar 20 kilo
meter sebelah utara Ruteng, ibukota kabupaten Manggarai. Di tempat itu ia
tinggal bersama lima anaknya.
Pada tahun 2011, suaminya merantau ke Kalimantan Timur. Selama dalam
perantauan, sang suami pernah mengirim uang dan jika ditotal sebanyak tujuh
juta rupiah. Sebagian besar uang itu dipakai untuk membayar utang. Karena suami
pergi, Ester pun turun tangan mencangkul ladang untuk ditanami padi dan jagung.
Namun usaha itu tak cukup untuk memenuhi kebutuhannya.
Di penghujung bulan September 2014, Ester bertemu dengan seorang Romo. Atas
bantuan Romo itu, ia mendapat pekerjaan menjadi juru masak di SMP St Klaus
Kuwu, Ruteng. Sebelum masuk kerja ia ingin pamit dengan keluarganya di kampung.
Di sebuah pangkalan ojek ia bertemu dengan sahabatnya. Mereka berdiskusi
seputar pekerjaan. Ternyata salah satu tukang ojek di tempat itu mendengar
pembicaraan mereka.
Tak lama berselang Ester menyewa tukang ojek itu untuk mengantar pulang ke kampung. Ester waktu itu tidak tahu, kalau tukang ojek itu adalah calo, penyalur pembantu alias asisten rumah tangga (ART). Di perjalanan, calo itu membujuk Ester untuk menjadi ART di Jakarta dengan gaji dua juta rupiah per bulan. Tergiur dengan gaji itu, Ester mengikuti bujukan sang calo.