Minggu, 01 Agustus 2021

ORANG KUDUS DENGAN NAMA ROSA / KATARINA / PETRUS

Setiap orang tentulah mempunyai nama. Bagi orang kristen katolik, nama tidak hanya sekedar kumpulan huruf yang membentuk kata, tapi harus memiliki makna. Karena dari makna itulah akan terbentuk identitas dan kepribadian seseorang. Setidaknya makna yang terkandung pada sebuah nama mempunyai 2 jenis atau kategori, yaitu makna dari kata yang terkandung pada nama itu, dan makna yang terkandung dalam nama itu. Untuk jenis yang pertama dapat ditemui pada nama GRACE. Kata itu mempunyai makna rahmat atau berkat. Dengan memberi nama itu, maka orang yang menyandangnya diharapkan dapat menjadi berkat bagi orang lain. Hal inilah yang akan membentuk kepribadiannya di kemudian hari. Untuk jenis kedua dapat ditemui pada nama ADRIANUS. Kata ini merujuk pada nama orang kudus, sehingga orang yang menyandang nama ini diharapkan akan menghidupi teladan hidup orang kudus tersebut. Hal inilah yang akan membentuk kepribadiannya di kemudian hari.

Tradisi kristen katolik dalam memberi nama mengacu pada Kan. 855, yaitu agar nama yang diberikan kepada anak harus memiliki citarasa kristiani. Ada 3 kategori citarasa kristiani untuk nama anak. [1] Nama yang diambil dari Alkitab, baik itu nama tokoh maupun nama tempat. Untuk tokoh selalu diambil tokoh yang tidak menimbulkan skandal. Beberapa contoh nama kategori ini: Abraham, Yeremia, Elia, Betania, Galatia, Ruth, Esther, Tesalonika, dll. [2] Nama yang diambil dari nama orang kudus. Untuk memilih namanya, ada beberapa tawaran seperti berdasarkan tanggal kelahiran yang bersamaan dengan tanggal peringatan orang kudus atau berdasarkan intensi orangtua. Bisa juga didasari pada devosi orangtua atau tradisi keluarga. Beberapa contoh nama kategori ini: Maria, Yosef, Matius, Lukas, Paulus, dll [3] Nama yang diambil dari beberapa istilah atau kata yang tak asing dalam dunia kristen. Beberapa contoh nama kategori ini: Grace, Gloria, Sanctus, Angel, Immanuel, Natal, Paskah, Adven, dll.

Terkait dengan kategori kedua, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh para orangtua. Harus diketahui ada banyak nama orang kudus yang memiliki kesamaan. Misalnya, untuk Santa Katarina setidaknya ada 8 orang kudus yang memiliki nama demikian. Untuk itu, ketika memberi nama Katarina untuk anaknya, orangtua wajib tahu Katarina mana yang dimaksud, karena hal ini untuk menjadi “identitas keperibadian” anak kelak.

Untuk maksud ini, blog budak bangka menurunkan nama orang kudus yang memiliki kesamaan nama. Untuk bulan ini, kami menampilkan Santa Rosa, Santa Katarina dan Santo Petrus. Silahkan klik pada nama orang kudus tersebut untuk mengetahui riwayat hidupnya.

Jumat, 30 Juli 2021

ADA JEJAK GNOSTISISME DALAM AL-QUR’AN

 


Al-Qur’an diyakini oleh umat islam sebagai wahyu Allah yang langsung disampaikan kepada nabi Muhammad. Apa yang tertulis dalam Al-Qur’an sekarang merupakan kata-kata Allah sendiri. Karena itulah, umat islam menilai Al-Qur’an itu suci sehingga harus dihormati. Pelecehan terhadap Al-Qur’an dinilai sebagai pelecehan terhadap Allah. Umat islam sudah diperintahkan untuk membunuh orang yang melakukan hal tersebut.

Benarkah apa yang tertulis dalam Al-Qur’an itu sungguh perkataan Allah, tanpa campur tangan atau pengaruh luar? Tentulah umat islam tidak akan mau menerima klaim adanya pengaruh luar dalam kitab sucinya. Karena itulah, dalam islam tidak ada studi terhadap Al-Qur’an. Kitab tersebut diterima begitu saja.

Padahal, bila dilakukan tinjauan dan perbandingan ilmu-ilmu lain, maka dapat terlihat adanya pengaruh asing dalam Al-Qur’an. Ketika mengkritisi Al-Qur’an, Ibn Warraq menemukan ada banyak sumber yang menjadi rujukan Al-Qur’an. Dengan demikian, ia tidak murni dari Allah. Warraq menyebut sumber Al-Qur’an 10% dari Kitab Talmud Babilonia, 5% dari potongan Injil yang diselewengkan, 25% dari Hindu, 10% dari kepercayaan animisme Arab dan 40% khayalan Muhammad. Temuan Warraq ini dituangkannya dalam buku yang berjudul “Membedah Asal Usul Al-Qur’an”.

Kami sendiri menemukan adanya jejak ajaran Nestorianisme dalam Al-Qur’an. Kebetulan, kaum nasrani yang ada di Mekkah dan Madinah pada masa Muhammad adalah kaum nasrani yang beraliran Nestorian. Mereka sudah dinyatakan sesat oleh Konsili Efesus pada 431 Masehi. Lebih lanjut mengenai jejak nestorianisme ini, siahkan baca di “Menemukan Jejak Nestorianisme dalamIslam”.

Akan tetapi, ternyata bukan hanya ajaran nestorianisme saja yang ada dalam Al-Qur’an, melainkan juga ajaran Gnostisisme turut memberi pengaruh. Kebetulan ajaran nestorianisme tak bisa juga dipisahkan dari ajaran gnostisisme. Pada abad pertama, aliran ini menjadi ancaman bagi keyakinan iman kaum kristiani. Pengaruh aliran gnostisisme dalam Al-Qur’an tampak dalam pandangannya terhadap Yesus atau Isa Almasih.

Kamis, 29 Juli 2021

JIKA BERADA DALAM GENGGAMAN PENGUASA

 


Di dunia ini penguasa itu identik dengan pemegang kuasa. Ada banyak kuasa di dalam genggaman tangannya, yang dapat menentukan nasib orang lain. Memang tetap harus diakui bahwa hidup mati ada dalam kuasa Tuhan, meski dalam arti tertentu dapat juga dipindahkan ke tangan manusia yang memiliki kuasa tadi.

Kalau penguasa alam semesta itu hanya ada satu, yaitu Tuhan Allah, maka penguasa di dunia ini ada banyak, tergantung bidangnya. Untuk sebuah negara, penguasanya adalah kepala pemerintah, meski teorinya mengatakan bahwa rakyatlah pemilik kuasa itu. Di bidang hukum, hakimlah penguasanya. Dialah pemegang keputusan bersalah atau tidaknya seseorang.

Untuk lingkup Gereja, misalnya di keuskupan, pemegang kuasa itu adalah uskup. Inipun masih ada catatannya, yaitu bahwa menurut teorinya kekuasaan dalam Gereja itu berarti pelayanan dan pengabdian. Tapi, itu lebih pada teori. Karena, sebagaimana lazim terjadi, tidak banyak teori sejalan dengan prakteknya.

Karena dengan kuasa yang dimiliki itu, sang penguasa dapat menentukan nasib orang lain, maka wajar bila banyak orang berusaha dan berjuang agar bisa dekat dengan penguasa. Kedekatan ini tentulah akan berdampak positip baginya. Dan supaya bisa dekat dengan sang penguasa itu, berbagai cara pun dilakukan. Salah satunya adalah menjilat. Dari sinilah muncul istilah ABS (Asal Bapak Senang).

Ada banyak manfaat yang diperoleh dari kedekatan relasi dengan penguasa ini. Salah satunya adalah perlindungan. Dengan adanya perlindungan, orang akan merasa aman dan nyaman. Apapun tindakannya, bahkan salah sekalipun, orang tetap dilindungi berkat perlindungan tadi. Karena itu, orang salah bisa jadi tidak disalahkan. Jika melakukan hal yang benar, maka pujian akan melambung tinggi melampaui langit, meski sebenarnya biasa-biasa saja. Ada banyak orang lain melakukan hal yang serupa, bahkan mungkin lebih lagi, namun tidak mendapat apresiasi karena tidak adanya kedekatan relasi dengan penguasa. Sekali lagi, ini semua karena kedekatan dengan penguasa.