Senin, 14 Juni 2021

ANAK BELUM LAYAK MAIN FACEBOOK


 

Dewasa ini, melihat anak kecil memegang HP bukanlah suatu hal yang aneh. Bukan cuma anak SD saja, melainkan juga anak TK pun sudah terbiasa memengang dan mengutak-atik HP. Malah ada anak yang mempunyai HP jauh lebih canggih dari orangtuanya. Memang awalnya orangtua memberikan HP kepada anaknya agar mudah berkomunikasi dan memudahkan orangtua “mengontrol” anaknya.

Namun sayang orangtua tidak memperhatikan efek lanjut dengan adanya HP itu. Dengan HP itulah anak bisa melakukan apa saja yang dia sukai tanpa kontrol dari orangtua. Salah satunya adalah mengakses facebook.

Apakah facebook itu buruk? Bagaimana dampaknya bagi anak-anak? Berikut ini akan disajikan tulisan yang mengulas soal facebook dan anak-anak. Tujuan tulisan ini agar para orangtua dapat menyadari akan dampak buruk dari facebook itu dan dapat mengambil sikap demi tumbuh kembangnya anak-anaknya.

Anak Harus Berhenti Main Facebook

Demam jejaring sosial Facebook saat ini memang bukan hanya melanda orang dewasa. Tak jarang kita jumpai, anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) pun sudah sangat paham menggunakan situs pertemanan di dunia maya tersebut. Hal ini sungguh sangat memprihatinkan.

Psikolog anak Dra Rose Mini, MSi menilai bahwa  facebook sebenarnya bukanlah untuk konsumsi anak-anak. Pasalnya, ada ketentuan-ketentuan tertentu yang tidak memperbolehkan seorang anak mengakses situs yang sangat populer itu. Facebook itu buat orang berusia 17 tahun ke atas, tegas wanita yang akrab dipanggil Bunda Romi.

Minggu, 13 Juni 2021

RESENSI BUKU TIGA PILAR ISLAM

 


Judul Buku                  : TIGA PILAR ISLAM: Pengantar kepada  Pengenalan Agama Islam

Penulis              : Sunairda

Penerbit             : Blog Budak Bangka

Tahun Terbit      : Januari 2021 (edisi Revisi)

Jumlah Halaman          : 76 halaman

Sinopsis Buku

Latar belakang penulisan buku ini adalah adanya 2 ekstrem pandangan terhadap islam. Sayangnya, kedua ekstrem itu lebih didasari pada perasaan bukan pada pemahaman akal budi. Dan kedua ekstrem itu tidak termasuk bagian dari ajaran islam.

Buku ini mengulas 3 pilar islam, yakni Allah, Al-Qur’an dan Muhammad. Dengan sangat menarik ketiga pilar tersebut digambarkan dengan sangat pas pada cover buku ini. Dalam buku ini dibahas secara garis besar atau secara umum tentang ketiga pilar tersebut, mengingat sifat dari buku ini hanyalah sebatas “pengantar”.

Uraian pembahasan buku ini enak dibaca, karena terkesan penulis menghindari penggunaan istilah-istilah yang dapat membuat bingung pembaca. Bahasa yang dipakai pun terbilang sederhana, dan penggunaan bahasa Indonesia sesuai EYD. Dapatlah dikatakan buku ini bermanfaat bagi siapa saja yang hendak mengenal islam, bukan saja untuk non muslim tetapi juga untuk umat islam sendiri.

Jumat, 11 Juni 2021

TELAAH ATAS SURAH AL-ANKABUT AYAT 47


 

Dan demikianlah Kami turunkan Kitab (Al-Quran) kepadamu. Adapun orang-orang yang telah Kami berikan Kitab (Taurat dan Injil) mereka beriman kepadanya (Al-Quran), dan di antara mereka (orang-orang kafir Mekkah) ada yang beriman kepadanya. Dan hanya orang-orang kafir yang mengingkari ayat-ayat Kami. (QS 29: 47)

Dewasa kini, jika dikatakan Al-Qur’an orang langsung memahaminya sebagai kitab suci umat islam yang bertuliskan bahasa Arab, yang terdiri dari 114 surah. Al-Qur’an merupakan pusat spiritualitas umat islam. Ia dipercaya sebagai wahyu Allah yang disampaikan langsung kepada nabi Muhammad SAW (570 – 632 M). Kepercayaan ini didasarkan pada perkataan Allah sendiri yang banyak tersebar dalam Al-Qur’an. Karena Allah itu mahabenar, maka perkataan-Nya, yang tertulis di dalam Al-Qur’an adalah juga benar. Hal inilah yang kemudian membuat Al-Qur’an dikenal sebagai kitab kebenaran. Jika ditanya kepada umat islam kenapa begitu, pastilah mereka menjawab karena itulah yang dikatakan Al-Qur’an.

Berangkat dari premis ini, maka kutipan ayat Al-Qur’an di atas haruslah dikatakan berasal dari Allah dan merupakan satu kebenaran. Apa yang tertulis pada kutipan di atas (kecuali yang ada di dalam tanda kurung), semuanya diyakini merupakan kata-kata Allah, yang kemudian ditulis oleh manusia. Seperti itulah kata-kata Allah (sekali lagi minus yang di dalam tanda kurung). Karena surah ini masuk dalam kelompok surah Makkiyyah, maka bisa dipastikan bahwa Allah menyampaikan wahyu ini saat Muhammad ada di Mekkah.

Pada kutipan di atas ada 2 kali kata “kitab” disebut. Pada sebutan “kitab” yang pertama langsung diberi keterangan dalam tanda kurung dengan kata “Al-Qur’an”. Ini berarti kitab yang dimaksud adalah Al-Qur’an. Sedangkan pada sebutan yang kedua dipahami dengan Taurat dan Injil, terlihat frase dalam tanda kurung. Kedua kitab tersebut berasal dari sumber yang sama, yaitu Allah yang berbicara kepada Muhammad. Dalam kutipan itu digunakan kata “turunkan” dan “berikan”, yang memiliki makna yang sama, dan sumbernya menggunakan kata ganti orang ketiga jamak “Kami”.