Minggu, 13 September 2020

MEMAHAMI KONSEP KETAUHIDAN ISLAM


Tauhid merupakan konsep teologis dalam islam yang meyakini bahwa Allah itu esa. Kata ‘esa’ di sini dipahami sebagai ‘satu’. Karena itu, umat islam percaya bahwa Allah itu hanya SATU. Dan umat islam percaya hanya kepada SATU Tuhan, yang biasa disapa Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dasar ketauhidan islam ini adalah perkataan Allah SWT dimana “tidak ada tuhan selain Dia” (QS al-Baqarah: 255; QS Ali Imran: 2; bdk. QS al-Ikhlas: 1). Jadi, kepercayaan umat islam bahwa Allahnya itu satu hanya didasarkan pada perkataan Allah sendiri. Hanya Allah SWT saja satu-satunya Allah. Tidak ada lain lagi.

Para umumnya, kata ‘tauhid’ diidentikkan dengan monoteisme. Dengan konsep ini, maka islam disejajarkan dengan Yahudi dan Kristen. Akan tetapi, pemaknaan dan pemahaman ‘tauhid’ ini ternyata tidak berhenti pada pengertian SATU saja. Patut diakui bahwa monoteisme islam berbeda dengan monoteisme Yahudi dan Kristen. Dari perkataan-perkataan Allah sendiri, yang tertuang di dalam Al-Qur’an, kita akan memahami makna tauhid tersebut.

1.    Mengakui Allah lain di luar islam

Konsep tauhid, dimana Allah itu hanya ada SATU hanya berlaku bagi umat islam saja. Artinya, Allah umat islam itu memang hanya satu, dan tidak ada allah lain dalam islam. Dalam islam, adalah dosa berat jika orang menduakan atau mempersekutukan Allah. Ini dikenal dengan dosa musyrik, dan yang melakukan itu disebut kaum musyrikin. Untuk membela ketauhidan, Allah SWT sudah memperintahkan umat islam untuk menangkap dan membunuh orang musyrikin itu dimana saja dijumpai (QS at-Taubah: 5).

Meskipun demikian, harus diakui bahwa ternyata islam mengakui juga Allah-allah lain di luar islam. Islam percaya ada Tuhan pada umat agama lain selain islam; bahwa tiap-tiap agama mempunyai Allah-nya sendiri. Hal ini dapat dilihat dari wahyu Allah SWT sendiri. Misalnya, QS al-Baqarah: 62 berbunyi,

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Sabiin, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan melakukan kebajikan, mereka mendapat pahala dari Tuhannya….

TIPS MENGATASI PILEK


Setiap orang tentu pernah mengalami penyumbatan pada hidung. Penyumbatan hidung mungkin terjadi karena sejumlah penyebab yang berbeda, seperti udara dingin, pilek, masalah alergi, dan lain-lain. Untuk mengatasinya, kita tak perlu terus-menerus minum obat. Ada beberapa cara alami lain yang bisa dilakukan. Salah satu cara paling sederhana adalah dengan tidur atau istirahat.

Tak jarang, ketika hidungnya meler terus, orang cenderung membersihkan hidungnya. Padahal membersihkan hidung meler dengan mengeringkannya seringkali justru bisa menyebabkan iritasi lebih lanjut. Ada cara lain untuk mengatasi hal tersebut. Berikut ini dipaparkan kiat-kiat mengatasi pilek.

1.    Teh Panas

Salah satu cara terbaik untuk memerangi penyumbatan hidung adalah minum teh panas atau hangat. Asupan cairan hangat akan membantu melonggarkan dan mengurangi ‘kemacetan’ hidung tersumbat. Beberapa jenis teh tertentu bahkan mempunyai khasiat tambahan untuk mengurangi hidung tersumbat dan peradangan, antara lain teh peppermint dan teh jahe.

2.    Uap Cuka

Untuk mengatasi penyumbatan hidung, kita bisa menghirup uap cuka. Cobalah dengan mengisi setengah ember dengan air panas dan menambahkan 3 sendok makan cuka. Tutup wajah dengan selimut atau handuk dan biarkan kita menghirup uapnya dan hidung tersumbat akan segera teratasi dengan baik.

3.    Mandi Air Hangat

Jumat, 11 September 2020

MENGKRITISI SURAH AL-MAIDAH AYAT 64

Umat islam yakin bahwa Al-Qur’an merupakan firman Allah yang disampaikan langsung kepada nabi Muhammad SAW (570 – 632 M). Keyakinan ini didasarkan pada firman Allah sendiri dalam surah as-Sajdah: 2 dan az-Zumar: 1 – 2, 41. Al-Qur’an diturunkan agar menjadi petunjuk bagi umat islam. Setiap umat islam wajib mengikuti apa yang dikatakan dalam Al-Qur’an. Untuk kemudahan ini maka sengaja Allah mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan (QS al-Qamar: 17). Dengan kata lain, Al-Qur’an adalah kitab yang sudah jelas dan mudah dipahami.
Tak bisa dipungkiri, umat islam dimana dan kapan pun akan selalu hidup bertetangga dengan umat agama lain, yang disebut dengan orang kafir. Relasi dengan orang kafir sangat dilarang. Malah Allah menghendaki supaya orang kafir itu dimusnahkan. Karena itu, ada perintah Allah kepada umat islam untuk membunuh orang kafir dimana saja dijumpai.
Akan tetapi, hingga kini orang kafir masih ada. Bahkan di negara dengan mayoritas penduduk muslim pun orang kafir merajalela. Malah banyak umat islam menjalin relasi pertemanan dengan orang kafir. Hal ini mengisyaratkan bahwa umat islam tidak melaksanakan perintah Allahnya. Atau Al-Qur’an sudah tidak relevan lagi untuk umat islam masa kini, seperti yang pernah dikatakan oleh Tuah Aulia Fuadli, seorang mahasiswa semester V Jurusan Ahwal Al Syakhshiyah Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Salah satu kelompok orang kafir adalah orang Yahudi. Sudah menjadi rahasia umum kalau relasi islam dengan Yahudi sama seperti relasinya dengan Kristen, yaitu tidak harmonis. Umat islam selalu punya kebencian dan kecurigaan terhadap orang Yahudi, dari dulu hingga sekarang. Karena itu, perang Israel – Pelestina, yang di mata orang islam selalu dilihat sebagai perang Yahudi – Islam, tidak akan pernah mencapai titik damai. Relasi keduanya akan selalu diwarnai pertikaian, permusuhan dan perang.