Senin, 03 Juli 2017
Sabtu, 01 Juli 2017
Renungan Hari Minggu Biasa XIII - A
Renungan
Hari Minggu Biasa XIII, Thn A/I
Bac
I 2Raj 4: 8 – 11, 14 – 16; Bac II Rom 6: 3 – 4, 8 – 11;
Injil Mat 10: 37 – 42;
Sabda Tuhan hari ini
mengajak kita untuk tidak melekatkan hidup dan diri kita kepada hal-hal duniawi.
Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Kedua Raja-raja, dikisahkan
tentang seorang perempuan kaya di Sunem yang melayani Elisa dengan tulus hati.
Dia tidak melekat pada harta kekayaannya. Justru dia menggunakan kekayaannya
untuk melayani Elisa dengan membangun sebuah kamar khusus buat Elisa (ay. 10). Melihat
perbuatannya itu, Elisa menilai bahwa perempuan itu “telah sangat
bersusah-susah” (ay. 13) semata-mata untuk Elisa. Perempuan itu tidak memiliki
anak. Namun karena sikapnya itu, Tuhan mengaruniai dia anak.
Paulus, dalam bacaan kedua
juga, secara implisit menyerukan ajakan untuk tidak melekatkan diri. Dalam
suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus menyampaikan pendasaran kenapa jemaat
tidak harus melekatkan diri pada diri sendiri atau hal-hal duniawi. Dasarnya adalah
“kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus.” (ay. 3). Ini berarti jemaat
bersatu dengan Kristus, sehingga jemaat harus “hidup dalam hidup yang baru.”
(ay. 4). Hidup baru yang dimaksud adalah hidup seperti Kristus, dimana “kehidupan-Nya
adalah kehidupan bagi Allah.” (ay. 10). Karena itulah, jemaat hendaknya “hidup
bagi Allah dalam Kristus Yesus.” (ay. 11). Dengan kata lain, jemaat diajak
untuk mau mengikuti teladan Yesus yang rela berkorban demi umat manusia.
Apa yang disampaikan dalam
bacaan pertama dan kedua seakan mendapat penegasannya dalam Injil. Tuhan Yesus berkata,
“Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak
bagi-Ku. ” (ay. 37) “Barangsiapa
mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya….” (ay. 39). Pada prinsipnya
Tuhan Yesus meminta para murid-Nya untuk mau dan berani bersikap lepas bebas
dari kemelekatan pada keluarga, diri sendiri dan hal-hal duniawi. Bukan berarti
hal-hal tersebut ditinggalkan sama sekali, melainkan hendaknya hal-hal tersebut
tidak menghalangi relasi para murid dengan Allah.
Salah satu penyakit manusia
dewasa ini adalah sifat egois. Banyak orang hanya peduli pada diri sendiri, dan
tak mau peduli kepada sesama dan Tuhan. Hari Minggu orang memilih menyibukkan
diri dan meninggalkan Tuhan dan sesama yang menunggu di Gereja. Suami sibuk
dalam kesibukannya, seperti judi dan mabuk-mabukan, dan tak peduli dengan istri
dan anak di rumah. Melalui sabda-Nya hari ini, Tuhan mengajak kita untuk berani
meninggalkan sifat egois dalam diri kita, dan mulai mengarahkan diri kita
kepada kepentingan bersama. Tuhan berkata bahwa jika kita lebih terikat pada
keluarga, diri sendiri, hal-hal duniawi, kita tak layak bagi Dia. Secara tidak
langsung Tuhan mau mengajak kita untuk menaruh perhatian kepada sesama, karena “Segala
sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina
ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Mat. 25: 40).
by: adrian
PERBEDAAN MUHAMMAD DAN YESUS
Suatu
hari seorang wanita yang telah melakukan perzinahan dibawa ke hadapan Muhammad
oleh sekelompok orang. Mereka bertanya padanya, ”Apa yang harus kami perbuat
padanya?”
Muhammad
menjawab, ”Pergilah. Bawa dia kembali setelah dia melahirkan bayinya.”
Jadi
mereka membawa wanita tersebut kembali menghadap Muhammad setelah bayinya lahir.
Mereka mempertanyakan lagi apa yang harus dilakukan terhadap wanita itu. Muhammad
menjawab, ”Biarkan dia pergi dan menyusui anak itu. Bawa dia kembali setelah
anak itu berumur dua tahun.”
Kemudian
mereka membawa wanita tersebut kembali setelah dua tahun, dan Muhammad berkata,
“Ambil bayi itu darinya dan bunuh dia.”
Dan
itulah yang mereka lakukan. Sekarang mari kita bandingan dengan Yesus. Pada
suatu kali, sekelompok orang membawa seorang wanita yang kedapatan berbuat
zinah ke hadapan Yesus.
”Apakah
kita akan melempari dia dengan batu?” Kata orang-orang ini. Mereka punya dasar, yaitu hukum Taurat.
Yesus
menjawab, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang
pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."
Maka
pergilah semua orang. Tidak ada seorang pun yang tinggal untuk melempari dia
karena mereka semua tahu bahwa mereka pun telah berdosa. Lalu Yesus berkata
kepada wanita itu, "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan
berbuat dosa lagi."
diambil
dari buku “Islam and Terrorism” bab 26.
Langganan:
Postingan (Atom)