Jumat, 04 September 2015

Renungan Hari Jumat Biasa XXII - Thn I

Renungan Hari Jumat Biasa XXII, Thn B/I
Bac I  Kol 1: 15 – 20; Injil                   Luk 5: 33 – 39;
Bacaan pertama hari ini, yang diambil dari surat Paulus kepada Jemaat di Kolese, mengungkapkan refleksi Paulus tentang Tuhan Yesus. Bagi Paulus, Tuhan Yesus merupakan “kepenuhan Allah.” (ay. 19). Tuhan Yesus adalah pendamai antara manusia dengan Allah. Pendamaian itu terjadi melalui darah-Nya yang dicurahkan di salib (ay. 20). Di sini mau dikatakan bahwa dosa telah memisahkan manusia dari Allah, namun oleh Tuhan Yesus manusia bisa kembali lagi kepada Allah. Manusia mesti percaya kepada-Nya. Percaya di sini dapat dimengerti dengan menerima dan mengikuti Tuhan Yesus.
Hal ini senada dengan apa yang diwartakan Tuhan Yesus dalam Injil hari ini, lewat perumpamaan kain lama dan baru (ay. 36) atau kantong anggur lama dan baru (ay. 37). Baju baru harus ditambal dengan kain yang baru. Anggur baru mestilah diisi dalam kantong yang baru. Tuhan Yesus adalah Perjanjian Baru. Dia menawarkan hal baru kepada manusia. Oleh karena itu, dengan menerima Tuhan Yesus, maka orang pun harus menyesuaikan diri dengan menjadi baru.
Sabda Tuhan hari ini mau menyadarkan kita akan kekristenan kita. Sebagai orang Kristen, kita adalah murid Tuhan Yesus. Dan sebagai murid, kita harus menyesuaikan diri kita dengan Tuhan Yesus. Kita mesti menampilkan wajah Kristus dalam kehidupan kita. Tidak pas dan kurang elok bila kita mengaku sebagai pengikut Kristus, tetapi pola hidup kita tidak mencerminkan Kristus. Tuhan menghendaki supaya kita menunjukkan kesesuaian hidup sebagai murid Kristus.***

by: adrian

Kamis, 03 September 2015

Ziarah ke Israel #15

HOLY SEPULCHRE CHURCH
Setelah mengadakan ibadah jalan salib, kami melaksanakan perayaan ekaristi. Misa diadakan di gereja, yang diyakini sebagai tempat Tuhan Yesus disalibkan. Setelah perayaan ekaristi, rombongan kami mengunjungi makam Tuhan Yesus.

Renungan Hari Kamis Biasa XXII - Thn I

Renungan Hari Kamis Biasa XXII, Thn B/I
Bac I  Kol 1: 9 – 14; Injil           Luk 5: 1 – 11;
Dalam suratnya kepada Jemaat di Kolese, yang menjadi bacaan pertama hari ini, Paulus mengungkapkan bahwa ia selalu berdoa kepada Tuhan untuk jemaatnya supaya mereka senantiasa menerima dan hidup dalam Tuhan. Dengan demikian maka mereka dapat hidup layak di hadapan Tuhan dan berkenan kepada-Nya, sehingga mereka dapat “memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik.” (ay. 10). Di sini terlihat jelas kaitan antara menerima Tuhan dengan menghasilkan buah. Orang yang menerima Tuhan harus menghasilkan buah-buah kebaikan.
Hal inilah yang terlihat pada diri Petrus dalam bacaan Injil hari ini. Petrus menjelaskan kepada Tuhan Yesus bahwa sudah semalam-malamnya ia menangkap ikan, tapi tidak berhasil. Sebagaimana yang sudah diketahui, Petrus adalah seorang nelayan. Dia tahu betul soal danau. Sementara Tuhan Yesus sama sekali tidak memiliki latar belakang nelayan. Satu hal yang menarik adalah Petrus mau menerima Tuhan Yesus. “Karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” (ay. 5). Petrus menerima Tuhan Yesus dan penerimaan itu menghasilkan buah “sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.” (ay. 6). Dan di akhir cerita dapat diketahui bahwa Petrus “meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus.” (ay. 11).
Sabda Tuhan hari ini mau menyadarkan kita akan kekristenan kita. Tentulah kita sudah tahu bahwa melalui baptisan yang diterima, kita telah menerima Tuhan Yesus dalam hidup kita. Kita menjadi pengikut-Nya. Namun, menjadi pertanyaannya adalah sudahkah kita menghasilkan buah-buah kebaikan? Melalui sabda-Nya, Tuhan menghendaki supaya kita senantiasa menyertakan Tuhan dalam setiap gerak kehidupan kita. Sekalipun kita mampu dan hebat, tetaplah kita menerima Tuhan dalam hidup ini. Kita membiarkan diri kita dituntun oleh-Nya, sehingga dengan demikian usaha kita akan menghasilkan buah berlimpah yang berguna bagi sesama.***
by: adrian