Jumat, 21 Februari 2025

RENUNGAN HARI JUMAT BIASA VI, THN I

Renungan Hari Jumat Biasa VI – Thn I

Bac I           Kej 11: 1 – 9; Injil           Mrk 8: 34 – 9: 11

Sudah jadi sifat manusia itu serakah. Manusia mempunyai sifat tidak puas. Dia ingin lebih, lebih dan lebih. Inilah yang terlihat dalam bacaan-bacaan liturgi hari ini. Dalam bacaan pertama keserakahan itu terungkap dari niat manusia untuk mendirikan “sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit.” (ay. 4). Dalam keinginan mereka itu tidak hanya terungkap keserakahan dan kesombongan, tetapi juga pemberontakan melawan kehendak Allah. Kesombongan itu tampak dalam niat mendirikan menara demi nama mereka sendiri supaya dikenang. Pemberontakan terlihat dari tujuan mereka dengan menara itu, yaitu supaya mereka “jangan terserak ke seluruh bumi.” (ay. 4). Padahal Allah menghendaki agar manusia tersebar ke seluruh dunia. Allah menghendaki keragaman.

Yesus sadar sifat serakah manusia itu. Manusia tidak puas dengan hidupnya dan berupaya untuk mempertahankan hidupnya. Manusia tak puas dengan harta kekayaan yang dimilikinya dan berusaha untuk mencari lagi dan lagi. Demikian pula ketidak-puasan dengan jabatan dan kuasa sehingga berupaya mempertahankannya. Karena itulah, kepada para murid-Nya Tuhan Yesus menasehati kalau mau mengikuti Dia, maka “harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku.” (ay. 34). Dengan menggunakan gaya bahasa retoris, Tuhan Yesus berkata, “Apa gunanya seseorang memperolah seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.” (ay. 36)

Pesan penting yang mau disampaikan Tuhan lewat bacaan-bacaan liturgi hari ini adalah supaya kita selalu mengutamakan kehendak Allah. Jangan melawan kehendak-Nya. Bukan berarti kita tidak boleh menjadi terkenal atau memiliki harta benda dan jabatan kuasa. Semua itu tidak bertentangan dengan kehendak Allah. Namun perlu disadari bahwa di balik semuanya itu setan siap menggiring kita untuk melawan Allah sehingga kita menjadi budak kekayaan, jabatan kuasa dan popularitas. Kehendak Allah adalah agar lewat semuanya itu kita tetap merendah diri di hadapan Allah, dan menggunakan semua yang dimiliki itu demi kemuliaan Allah dalam diri sesama manusia.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar