Masalah selalu ada, tak terkecuali juga dalam dunia pastoral. Masalah bukan
untuk dihindari atau dibiarkan waktu yang menyelesaikannya. Masalah bisa memacu
kita untuk berpikir mencari jalan keluar. Untuk mencari problem solving,
kita jangan selalu puas dengan satu cara saja. “Ada banyak jalan menuju
Roma”. Prinsip ini memancing kita untuk terus berkreasi dan berinovasi.
Tanpanya pastoral kita akan stagnan dan mati. Untuk itu ada beberapa hal yang
harus diperhatikan pastor paroki.
Sikap Rendah
Hati dan Mendengar
Seorang pastor paroki harus membangun sikap rendah hati untuk mau
mendengarkan rekan kerja, DPP serta umatnya. Jangan karena sebagai Kepala
Paroki, kita langsung memegang kuasa sehingga mengabaikan pendapat orang lain.
Pastor paroki hendaknya memiliki sikap “keputusanku belum tentu yang terbaik”
sehingga ada spirit untuk mencari tahu yang terbaik. Suasana
kritik mengkritik yang positif serta saling menantang ide perlu digiatkan.
Pastor paroki tak perlu merasa tersaingi bila rekan kerja atau umat
menyampaikan usul saran atau bahkan pandangan kritis. Jangan takut dengan beda
pendapat. Justru perbedaan pendapat itu menunjukkan dinamika kehidupan. Dengan
adanya perbedaan pendapat, kita dapat melihat sesuatu dari berbagai sudut
pandang. Untuk itu ego kita perlu ditanggalkan.
Umat sebagai Sumber Inspirasi
Dalam karya pastoral, umatlah yang utama. Sulit dibayangkan bila suatu
paroki tanpa umat. Karena itu sangat menarik jika ada pastor yang berkata bahwa
umat adalah kekuatannya. Namun perlu juga dikritisi apa maksudnya. Apakah dia
mau menutup kelemahannya di balik umatnya atau secara tersembunyi ingin
memanfaatkan umat. Atau ada maksud lain. Sebab ada pastor “menjual” umatnya
demi mendapatkan sesuatu bagi dirinya sendiri.
Umat sebagai kekuatan harus dimengerti bahwa umat adalah sumber inspirasi
karya pastoral. Bisa jadi umat memiliki ide-ide yang membuka peluang untuk
berinovasi. Kehidupan umat dengan segala suka dukanya menginspirasikan hidup
dan karya pastor di paroki. Menjadikan umat sebagai sumber inspirasi berarti
kita menghargai dan menghormati umat. Ini membuat pastoral kita menjadi
kontekstual. Oleh karena itu, pastor paroki harus mau mendengarkan ide dan
melihat kebutuhan umat. Banyak umat yang “lompat” pagar karena kebutuhannya tak
dipenuhi. Mereka menemukan perhatian di “kebun” lain.
Berpikir
Riset
Hendaknya semangat berinovasi menjadi bagian dari hidup dan mentalitas para
pastor. Inovasi yang baik terjadi bila kita mau mengasah mindset riset.
Sudah saatnya pastor paroki dan rekannya mengembangkan sistematika berpikir,
pembuatan model dan melakukan proses trial. Seluruh pengurus DPP
(juga Tim pastoral) perlu didorong untuk selalu mencari tahu apa saja yang bisa
meningkatkan pelayanan pastoral.
Ide yang muncul dapat diimplementasikan dalam sebuah setting pastoral,
dicoba dan diukur dampaknya. Hal ini mengisyaratkan kebijakan dari keuskupan
tidak diterapkan mentah-mentah di paroki, melainkan disesuaikan dengan situasi
dan kondisi serta kebutuhkan umat. Untuk itu sangat dibutuhkan sikap terbuka
dalam diri pastor paroki.
Sebuah
kesimpulan
Untuk pengembangan paroki kita musti berani meninggalkan cara berpastoral
lama dan beralih kepada yang baru. Jika sesuatu yang baru dirasakan baik dan
berguna, maka ia harus diterima dan dijalankan, asalkan tidak bertentangan
dengan iman dan kebijakan keuskupan.
Untuk itu pastor paroki harus memiliki inisiatif pribadi dalam mencari dan
menemukan gagasan baru. Setiap pastor pasti memiliki “otak” sendiri yang
darinya bisa digunakan untuk berpikir. Amat disayangkan jika pastor “berjalan”
menggunakan “otak” orang lain. Jangan takut salah. Dalam pengembangan karya
pastoral, cara try and error dapat diterapkan. Yang penting
selalu diadakan evaluasi.
Adalah suatu keprihatinan jika pastor paroki selalu memaksakan kehendaknya (gagasan)
sendiri, sekalipun gagasannya kurang baik. Atau malah berusaha mempertahankan
idenya dengan membawa atau mengatas-namakan institusi tertinggi, misalnya
uskup. Sikap seperti ini bisa menghambat perkembangan karya pastoral.
diambil dari tulisan 7 tahun lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar