Minggu, 15 Maret 2020

PAUS FRANSISKUS: PENDIDIKAN MENYANGKUT MASA DEPAN UMAT MANUSIA

Terlepas dari tujuan yang dirumuskan oleh PBB dan badan-badan internasional lainnya, Paus Fransiskus mengatakan umat manusia membutuhkan sebuah kesepakatan pendidikan yang diperbaharui ”yang bertujuan untuk membentuk orang-orang yang matang, yang mampu memperbaiki jalinan hubungan antar-manusia dan menciptakan dunia yang lebih bersaudara.” Hal ini disampaikan Paus Fransiskus kepada para peserta konferensi  “Pendidikan: Kesepakatan Global” di Vatikan, Jumat 7 Februari 2020. Konferensi ini adalah salah satu dari rangkaian acara menjelang penanda-tanganan “Kesepakatan Global Pendidikan”, yang diadakan oleh Paus Fransiskus di Vatikan pada 14 Mei 2020.
“Kemiskinan, diskriminasi, perubahan iklim, ketidak-pedulian yang mengglobal dan eksploitasi manusia semua mencegah berkembangnya jutaan anak,” ujar Paus Fransiskus. Merefleksikan bagaimana pendidikan dasar telah menjadi sebuah “ideal normatif di seluruh dunia,” Paus Fransiskus memuji kemajuan yang telah terjadi yang membuat pendidikan dasar hampir merata, sambil juga kesenjangan gender terus berkurang.
Paus Fransiskus mengingatkan untuk mempertimbangkan cara mewariskan pengetahuan dan nilai-nilai pendidikan. Lewat pendidikan manusia dapat mencapai potensi maksimalnya dan menjadi sadar, bebas dan bertanggung jawab. Terlihat jelas bahwa pendidikan itu selalu menyangkut masa depan kehidupan manusia.
Karena itu, “kepedulian terhadap pendidikan adalah kepedulian bagi generasi masa depan dan masa depan umat manusia. Ini adalah kepedulian yang berakar dalam harapan dan membutuhkan kemurahan hati dan keberanian.” Demikian papar Paus Fransiskus, dan melanjutkan bahwa pendidikan bukan hanya tentang mentransmisikan konsep. Pendidikan menuntut kerja sama dari semua yang terlibat, yaitu keluarga, sekolah serta lembaga sosial, budaya dan agama.

Akan tetapi, Paus Fransiskus menilai bahwa kerja sama pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan telah rusak. “Hari ini apa yang saya sebut ‘kesepakatan pendidikan’ antara keluarga, sekolah, negara dan dunia, antar-budaya, sedang dalam krisis, dan memang dalam keadaan hancur,” jelas Paus Fransiskus sambil mencatat bahwa ini adalah hal “serius, dan hanya bisa diperbaiki melalui upaya universal dengan kemurahan hati dan kerja sama yang baru.”
Menurut Paus Fransiskus semua anggota masyarakat dipanggil, dengan cara tertentu, untuk memperbarui dan mengkonsolidasikan komitmen mereka demi pendidikan. “Untuk mencapai ini, harus ada integrasi antara disiplin, budaya, olahraga, sains, relaksasi dan rekreasi; jembatan harus dibangun untuk keluar dari kandang yang menjebak kita di dunia kecil kita, untuk meluncurkan ke laut lepas dunia dalam menghormati semua tradisi,” urai Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus menyerukan upaya yang memberi nilai pada tradisi dan budaya sehingga generasi masa depan dapat mengembangkan “pemahaman diri mereka sendiri dengan menemukan dan menyesuaikan keaneka-ragaman budaya dan perubahan.” Paus Fransiskus menjelaskan, “Ini akan memungkinkan kemajuan budaya dialog, perjumpaan dan saling pengertian, dalam semangat kedamaian dan toleransi.”
Paus Fransiskus secara khusus menyerukan partisipasi yang lebih besar dari keluarga dan komunitas lokal dalam pengembangan pendidikan.
Akhirnya Paus Fransiskus memuji dan menjunjung tinggi pekerjaan dan tanggung jawab para guru dengan menekankan bahwa dalam sebuah kesepakatan pendidikan yang baru, fungsi guru sebagai pendidik, harus diakui dan didukung dengan berbagai cara. “Dengan pengetahuan, kesabaran dan dedikasinya, mereka mengkomunikasikan sebuah cara hidup dan perilaku yang mewujudkan kekayaan yang bukan material tetapi spiritual dan menciptakan pria dan wanita masa depan,” pungkas Paus Fransiskus.
diolah kembali dari Katolik News

Tidak ada komentar:

Posting Komentar