Renungan Hari Minggu
Biasa XIX, Thn A
Bac I 1Raj 19: 9, 11 – 13; Bac II Rom 9: 1 – 5;
Injil Matius 14: 22 – 33;
Tema
utama bacaan-bacaan liturgi hari ini adalah percaya. Kata ini bisa disama-artikan dengan yakin. Karena itu, orang yang percaya adalah orang yang yakin. Lawan
kata “percaya” adalah ragu-ragu. Orang yang tidak percaya atau kurang percaya
sama artinya dengan orang yang ragu-ragu, alias tidak yakin. Sabda Tuhan hari
ini mengajak kita untuk mempunyai kepercayaan, dan kepercayaan itu ditujukan
hanya kepada Allah. Tuhan tidak menghendaki kita hidup dalam keragu-raguan.
Sikap
ragu-ragu diperlihatkan oleh nabi Elia dalam bacaan pertama. Kisah yang
dibacakan hari ini merupakan kelanjutan dari kisah kemenangan nabi Elia melawan
nabi-nabi Baal. Para nabi itu akhirnya dibunuh. Kemenangan itu bukan
semata-mata karena kehebatan nabi Elia, tetapi karena penyertaan Allah. Elia
tahu akan hal tersebut. Akan tetapi, ketika Izebel mengancam akan membunuhnya, Elia
takut dan lari menyembunyikan diri. Elia bukannya berserah diri kepada Tuhan,
tapi malah lari. Karena itulah, Tuhan bertanya kepadanya dua kali, “Apakah
kerjamu di sini, hai Elia?” (ay. 9, 13).
Sikap
ragu-ragu juga ditunjukkan oleh para rasul, secara khusus oleh Petrus, dalam
Injil hari ini. Ketika melihat Yesus berjalan di atas air, mereka mengira itu
hantu sehingga mereka ketakutan. Karena itulah Yesus berkata, “Ini Aku, jangan
takut!” (ay. 27). Perkataan Yesus ini bertujuan untuk membangkitkan kepercayaan
pada para rasul. Hal ini terlihat ketika Petrus dengan berani datang kepada
Yesus dengan berjalan di atas air seperti-Nya. awalnya Petrus percaya, namun sekejap saja ia mulai ragu-ragu sehingga ia mulai tenggelam
(ay. 30).
Melalui
bacaan liturgi hari ini, Tuhan menghendaki agar kita senantiasa percaya
kepada-Nya. Percaya di sini bisa dimaknai dengan menyerahkan hidup kita kepada
penyelenggaraan-Nya. Tuhan akan memberikan yang terbaik dan terindah buat kita.
Kita tak perlu ragu itu. Kepercayaan kita ditujukan kepada Allah, karena
Dia-lah pemberi hidup bagi kita. Rasul Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di
Roma, melihat bahwa Yesus itu adalah Allah yang menjadi manusia. Karena itu,
tidak salah juga kalau kita menaruh kepercayaan kepada-Nya. paulus berkata, “Ia
adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin” (ay. 5).
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar