Renungan Malam Natal,
Thn A
Bac I Yes 9: 1 – 6; Bac II Tit 2: 11 – 14;
Injil Luk 2: 1 – 14;
Malam hari ini kita
mengakhiri peziarahan kita selama masa adven. Penantian kita sudah berakhir.
Tuhan Yesus sudah lahir. Itulah natal. Injil malam ini mengisahkan tentang
peristiwa kelahiran Tuhan Yesus. Dia adalah Raja Damai (bdk. Yes 9: 6). Raja
yang akan datang membawa kedamaian. Karena itu, penginjil menutup kisahnya
dengan kidung sukacita bala tentara surga, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang
mahatinggi dan damai sejahtera di
bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” (ay. 14)
Bacaan pertama dan Injil
malam ini disatukan pada kata “damai”.
Kata itu tentulah merujuk pada Yesus yang diperingati dan dirayakan
kelahirannya hari ini. Yesus adalah Raja Damai. Dia datang hendak membawa
damai. Damai yang dibawa Yesus bukanlah seperti sebuah benda yang sudah jadi
dan siap pakai. Seolah-olah Yesus datang maka dunia otomatis damai atau
kedamaian itu langsung ada. Yesus hanya memberikan pengajaran, yang melaluinya
kedamaian itu dapat tumbuh dan berkembang. Ajaran utama Yesus adalah kasih. Jadi, kedamaian itu masih tetap
harus diperjuangkan sehinga dapat terwujud. Yesus memberikan cara mewujudkannya,
yaitu dengan saling mengasihi.
Bacaan kedua, yang diambil
dari Surat Paulus kepada Titus, memberikan cara mewujudkan kedamaian itu. Apa
yang diungkapkan Paulus merupakan bahasa lain dari apa yang pernah diajarkan
Tuhan Yesus. Untuk mewujudkan damai dalam hidup, Paulus meminta kita untuk “meninggalkan
kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi, ..... hidup bijaksana, adil dan
beribadah. ” (ay. 12). Selain
itu, Paulus juga mengajak kita untuk “rajin berbuat baik.” (ay. 14). Baik di
sini tidak melulu berdasarkan selera pribadi kita saja, tetapi memperhatikan
juga kepentingan orang lain. Karena itulah, hal ini sejalan dengan tuntutan
bijaksana tadi.
Semua manusia pastu
mendambakan hidup damai. Kedamaian itu bukan saja lantaran tidak ada perang,
tetapi juga soal ketenangan hati. Hari ini Tuhan sudah lahir. Dia datang
membawa damai. Namun kedamaian itu harus kita perjuangkan melalui ajaran-Nya. ajaran
utamanya adalah kasih. Karena itu, sabda Tuhan malam hari ini menyadarkan kita untuk
mewujudkan kedamaian itu dalam kehidupan kita, di mulai dari dalam rumah tangga
kita, komunitas kita hingga lingkungan masyarakat kita. Semoga perayaan natal
ini dapat membangkitkan kesadaran kita untuk menjalankan ajaran dan perintah
Tuhan sehingga kedamaian bersemi dalam hidup ini.***
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar