Renungan Hari Minggu
Biasa X, Thn B
Bac
I Kej 3: 9 – 15; Bac II 2Kor 4: 13 – 18, 5: 1;
Injil Mrk 3: 20 – 35;
Bacaan
pertama hari ini bercerita tentang kejatuhan manusia pertama, Adam dan Hawa. Setelah
tahu mereka telah melanggar perintah Allah, mereka sembunyi. Ada yang
mengatakan bahwa mereka sembunyi karena mereka telanjang (ay. 10). Artinya,
mereka malu dirinya telanjang. Menjadi pertanyaan, apakah sebelumnya mereka
tidak telanjang? Dapat dipastikan bahwa mereka telanjang, tapi ketelanjangan
itu tidak membuat mereka malu sehingga harus bersembunyi. Jadi, ada dua
ketelanjangan, yaitu sebelum berdosa dan setelah berdosa. Ketelanjangan sebelum berdosa tidak membuat mereka bersembunyi karena mereka tidak malu dan
takut. Di sini mau ditekankan bahwa dosa mendatangkan rasa malu dan takut. Hal ini
bisa muncul karena suara hatinya berperan.
Suara
hati yang berperan menjadi tekanan Rasul Paulus dalam bacaan kedua. Dalam suratnya
yang kedua kepada jemaat di Korintus, Paulus mengatakan bahwa dirinya “tidak
tawar hati” (ay. 16). Hal ini disebabkan karena “manuasia batiniah kami
dibaharui dari hari ke hari” (ay. 16). Dengan kata lain, suara hatinya
senantiasa diasah sehingga berfungsi dengan baik. Suara hati yang berperan
inilah yang membuat Paulus mengarahkan hatinya kepada kemuliaan kekal (bdk. ay.
17 – 18).
Sikap
Rasul Paulus yang menekankan pentingnya suara hati bertentangan dengan sikap
para ahli Taurat dalam Injil hari ini. Dapat dikatakan bahwa suara hati
ahli-ahli Taurat telah mati, sehingga karya Allah dalam diri Yesus tidak mereka
lihat, malah mencurigainya berasal dari Beelzebul (ay. 22). Matinya suara hati
itu membuat mereka merasa tidak membutuhkan lagi rahmat pengampunan dari Roh
Kudus.
Sabda
Tuhan hari ini mengajak kita untuk senantiasa mengasah ketajaman suara hati
kita dan sekaligus memanfaatkannya dalam kehidupan. Suara hati yang hidup
membuat kita merasa malu dan takut untuk berdosa. Suara hati juga menuntun kita
untuk berani mengakui dosa dan menerima rahmat pengampunan. Semoga sabda Tuhan
ini membantu kita untuk selalu hidup dengan suara hati.***
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar