KERJASAMA ANTARUMAT BERAGAMA &
BERKEPERCAYAAN
Seorang
katolik pernah terlibat dalam suatu forum kerjasama antarumat beragama.
Kegiatan forum ini mengadakan dialog antariman dan kegiatan sosial. Dari
keterlibatan ini ia mendapatkan pencerahan:
a. Tuhan
itu satu dan sama untuk semua orang
b. Di
hadapan Tuhan semua manusia setara
c. Agama
sebagai jalan menuju Tuhan
d. Agama
itu tuntunan kepada kebaikan
e. Dalam
menghayati dan mengamalkan agama, manusia perlu rendah hati dan toleransi
Lima
poin di atas bisa menjadi titik temu umat beragama untuk menjalin dialog dan
kerjasama.
1.
Berbagai
Bentuk Kerjasama Antarumat Beragama
Untuk
menemukan bentuk kerjasamanya, terlebih dahulu perlu dipahami sikap beragama.
Ada 5 sikap beragama yang menjadi titik tolak pemikiran, yaitu:
(a) Eksklusivitas:
merasa ajaran agama yang dipeluk adalah yang paling benar, sedangkan agama lain
sesat dan wajib ditobatkan.
(b) Inklusivitas:
bersikap bahwa di luar agamanya ada juga kebenaran, meski tidak sesempurna
agamanya
(c) Pluralitas
atau Paralelisitas: bersikap bahwa agama-agama lain adalah jalan yang sama-sama
sah untuk mencapai kebenaran yang sama
(d) Ekletivitas:
sikap keberagaman yang berusaha memilih dan mempertemukan berbagai segi ajaran
agama yang dipandang baik dan cocok untuk seseorang
(e) Universalitas:
bersikap bahwa pada dasarnya semua agama adalah satu dan sama
Dari lima sikap di atas,
yang pertama merupakan sikap yang akan menghambat kerjasama. Karena itu, sikap
ini harus disingkirkan. Setelah itu, kita dapat melakukan kerjasama di segala
bidang seperti olahraga, kesenian, bakti sosial, ekonomi, dll. Semua itu dapat
terwujud jika semua pihak dibebaskan dari segala konflik kepentingan.
2.
Usaha
Umat Beriman Mewujudkan Kerjasama Antarumat Beragama
Ada
beberapa usaha yang bisa dilakukan, yaitu
(a) Membentuk
Forum Persaudaraan Antarumat Beriman. Forum ini menjadi ajang komunikasi,
dialog dan kerjasama.
(b) Meningkatkan
inklusivitas.
(c) Mengadakan
sarana dan prasarana sosial, yang memungkinkan perjumpaan umat beragama.
(d) Pemberdayaan
ekonomi masyarakat.
(e) Menyediakan
kurikulum pendidikan yang bersifat inklusif
(f) Membangun
budaya yang mampu menciptakan keharmonisan hidup
(g) Membangun
sistem politik yang bebas dari segala bentuk konflik kepentingan antargolongan
atau agama.
Jika dilihat beberapa usaha
di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan kerjasama antarumat beragama
bukan semata-mata tugas masyarakat semata atau tokoh agama saja, melainkan
semua elemen masyarakat termasuk elite pemerintah dan elite politik.
3.
Rancangan
& Pelaksanaan Kegiatan Kerjasama Antarumat Beragama
Dialog
dan kerjasama spontan dimungkinkan terjadi, tapi hasilnya kurang maksimal. Agar
dialog dan kerjasama itu mendapatkan hasil yang baik, maka selain kita
meningkatkan mutu keberimanan, kita juga perlu melanjutkan dengan rencana aksi
yang konkret dan realistis. Dibutuhkan perencanaan yang matang dengan
target-target yang jelas, seperti menyangkut waktu, materi atau bentuk
kegiatan, tujuan yang mau dicapai, siapa saja yang dilibatkan, dll.
Hal ini dapat mulai
dilakukan di sekolah. Akan tetapi, hendaknya acara ini tidak hanya melibatkan
warga internal sekolah, melainkan juga mengundang sekolah-sekolah lain.
sumber: Pendidikan Agama Katolik:
Menjadi Murid Yesus untuk SMA/K Kelas XII
Baca
juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar