Renungan
Hari Rabu Biasa XXI, Thn B/I
Bac
I 1Tes 2: 9 – 13; Injil Mat 23: 27 – 32;
Salah satu titik temu sabda Tuhan hari ini adalah tindakan memuji diri. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari surat Paulus yang pertama kepada Jemaat di Tesalonika, Paulus terlihat “memuji” diri dalam kesaksiannya. Di sini Paulus mensyeringkan apa yang dilakukan untuk memberitakan Injil Allah kepada umat. Dan dalam sharing itu muncul kesan bahwa Paulus memuji dirinya. Akan tetapi, dalam sharing itu juga Paulus menekankan bahwa dalam melaksanakan tugasnya itu ia tidak mau menjadi beban bagi umat. Untuk itu umat adalah saksinya. Artinya, Paulus tidak mengada-ada. Dan aksi “puji diri” itu bukan bermaksud supaya orang memuji Paulus, melainkan agar umat mengikuti apa yang dilakukannya.
Dalam Injil, aksi memuji
diri ada pada kaum Farisi dan ahli Taurat. Berbeda dengan Paulus, kesaksian
para ahli Taurat dan kaum Farisi ini bertentangan dengan kenyataan. Hal ini
tampak dalam sikap mereka terhadap para nabi yang telah dibunuh. Para ahli
Taurat dan orang Farisi ini mengecam aksi mereka yang membunuh para nabi,
padahal bagi Tuhan Yesus mereka sendiri juga merupakan “keturunan pembunuh
nabi-nabi itu.” (ay. 31). Secara tidak langsung Tuhan Yesus mau menyindir
mereka yang menolak dan kelak akan membunuh Dia.
Dalam kehidupan, tanpa
disadari kita seringkali memuji diri sendiri. Dan tak jarang pula apa yang kita
puji itu bertentangan dengan kenyataan. Misalnya, ada pastor paroki berkata
bahwa karena ada dia maka keadaan di paroki itu kembali tertib, padahal justru
sebaliknya. Sayangnya, hal ini sama sekali tidak disadari. Karena itu, sabda
Tuhan hari ini mau membuka mata kita agar senantiasa mengoreksi diri dan
memilih sikap rendah hati. Hendaknya kita sadar diri bahwa orang lain selalu
menilai diri kita.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar