SANTA MARGARETHA METOLA, PENGAKU IMAN
Margaretha
lahir di Metola, dekat Florence, Italia, pada tahun 1287. Kondisi tubuhnya
menyedihkan karena ia pendek, bungkuk, pincang dann buta. Meski demikian, ia
dengan senang hati menerima kondisinya itu. Ia dikenal sebagai Ordo Ketiga
Santo Dominikus yang saleh dan menaruh perhatian besar pada orang-orang sakit
dan para tahanan di penjara.
Orang
tuanya yang kaya raya dan bangsawan itu merasa sungguh sedih bahkan merasa malu,
karena kelainan tubuh anaknya. Karena itu, ketiga Margaretha berumur enam
tahun, mereka mengurungnya dalam sebuah sel kecil di pegunungan Apennin selama
10 tahun. Dari sana mereka membawanya ke Citta-di-Castello, dengan harapan
bahwa ia dapat pulih dari keadaannya atas cara yang ajaib di sebuah tempat sakral
di kota itu. Tetapi, karena tidak terjadi suatu apapun atas diri Margaretha
seperti yang diharapkan, mereka meninggalkan dia sendirian di sana, lalu pulang
ke rumah.
Di
kota itu Margaretha diangkat sebagai saudara oleh pengemis di kota itu. Kepadanya
ditunjukkan tempat-tempat strategis untuk mengemis, sekaligus sebuah tempat di
mana ia dapat tidur dengan tenang. Dalam menjalani hidup dengan cara mengemis
dan menggelandang, Margaretha senantiasa menampilkan diri sebagai seorang yang
periang dan tidak pernah mengeluh. Ia bahkan meneguhkan rekan-rekannya agar
tabah dalam menanggung segala penderitaan yang menimpa diri mereka. Ia sendiri
merasa prihatin dan bingung kalau orang berbelaskasihan terhadap dirinya dan
mencemasi hidupnya.
Lama
kelamaan, orang-orang sekitar yang mengenalnya, pun rekan-rekannya, mulai
menyadari bahwa Margaretha adalah seorang wanita pengemis yang luhur
kepribadiannya, saleh hidupnya dan tulus hatinya. Kagum atas kepribadiannya, maka
orang-orang yang berpengaruh di kota itu membujuk para biarawati di sebuah
biara di kota itu, agar menerima Margaretha sebagai seorang postulan. Usaha ini
berhasil.
Margaretha
diterima dalam biara suster-suster itu. Ia sendiri senang sekali dengan penerimaan
itu. Tetapi kegembiraannya karena menjadi anggota religius ini tidak
berlangsung lama. Setelah beberapa lama tinggal di biara itu, ia mulai prihatin
atas cara hidup biarawati-biarawati itu. Mereka terlalu bersemangat duniawi. Karena
sikapnya ini, ia kemudian dikeluarkan dari biara itu, meskipun pada mulanya ia
disambut dengan baik.
Setelah
keluar dari biara itu, Margaretha diterima sebagai anggota Ordo Ketiga Santo
Dominikus. Dalam ordo itu, Margaretha adalah satu-satunya wanita muda yang
diterima selagi dalam status belum menikah. Ini sesuatu yang istimewa, karena
pada masa itu semua orang yang menjadi anggota Ordo Ketiga itu sudah menikah.
Dalam
ordo ini, Margaretha berkembang pesat dalam kehidupan berbakti kepada Tuhan dan
sesama. Ia dikenal sebagai seorang anggota yang taat, saleh dan rajin berdoa. Ia
memusatkan perhatiannya pada orang-orang sakit dan narapidana di penjara. Dia berdoa
untuk mereka, mengobati mereka dan memberi makanan kepada mereka. Dalam tugasnya
ini, ia berhasil menobatkan banyak narapidana dan menyembuhkan banyak orang
sakit.
Kehidupan
rohaninya dikembangkan dengan melakukan devosi khusus kepada sakramen
mahakudus, Bunda Maria dan Santo Yosef. Akhirnya, pada usia 33 tahun, pada
tanggal 13 April 1320, ia meninggal dunia dan dikuburkan di Gereja Santo
Dominikus di Citta-di-Castello
sumber: Iman Katolik
Baca
juga orang kudus hari ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar