Renungan Hari Sabtu
Biasa XXVI, Thn A/II
Bac I Ayb 42: 1 – 3, 5 – 6, 12 – 16; Injil Luk10: 17 – 24;
Bacaan pertama hari ini diambil dari Kitab Nabi Ayub. Dalam bacaan
kemarin Tuhan menegur dan menyadarkan Ayub akan kekeliruannya yang mengutuk
hari kelahirannya. Dalam tegurannya itu Tuhan menghendaki supaya Ayub bertobat.
Hari ini Ayub mewujudkan kehendak Allah itu dengan bertobat. Pertobatan yang
dilakukan Ayub tidak hanya mendatangkan berkat Allah, melainkan juga membuahkan
hasil yang membahagiakan bagi hidup Ayub. Ia mendapatkan ternak yang banyak,
tujuh putera dan tiga puteri yang cantik-cantik, serta umur yang panjang. Tobat menuntut sikap kerendahan hati.
Sikap rendah hati juga yang mau ditekankan Tuhan Yesus kepada para murid-Nya. Dalam Injil hari ini ditampilkan kisah ketujuh puluh murid yang
baru pulang menjalankan misi Tuhan Yesus. Mereka bergembira atas keberhasilan
yang mereka dapat. Akan tetapi, Tuhan Yesus mengajak mereka untuk tidak jatuh
ke dalam kesombongan diri. Bersuka cita atas keberhasilan akan membuat para
murid itu menjadi sombong. Karena itu, Tuhan Yesus berusaha menghindari hal itu
terjadi. Bagi Yesus, sukacita yang dirasakan para murid bukan lantaran
keberhasilan itu semata, melainkan karena Allah. Nama mereka telah dicatat
Allah di sorga.
Prestasi dan popularitas dapat membuat manusia jatuh ke dalam
sikap angkuh. Orang merasa bahwa prestasi dan popularitas yang diraihnya
merupakan usahanya semata. Fenomena ini jamak ditemukan dalam kehidupan kita. Bukan
tidak mungkin kita pun pernah mengalaminya. Sabda Tuhan hari ini menyadarkan
kita bahwa sukacita atas prestasi dan juga popularitas adalah berkat dari Tuhan
juga. Karena itu, hendaklah kita menyerahkannya kepada Tuhan. Tuhan menghendaki
supaya kita bertobat dari kebiasaan lama yang selalu menganggap bahwa prestasi
adalah perjuangan dan usaha pribadi tanpa campur tangan Tuhan. Salah satu langkah awal pertobatan kita adalah dengan bersikap rendah hati.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar