Renungan Hari Selasa
Biasa XXI, Thn A/II
Bac I 2Tes 2: 1 – 3, 13 – 17; Injil Mat 23: 23 – 26;
Injil hari ini masih melanjutkan Injil kemarin, dimana Tuhan
Yesus mengecam para ahli Taurat dan kaum Farisi. Mereka ini tidak hanya disebut
sebagai orang munafik, tetapi juga pemimpin buta. Salah satu sifat buruk mereka
adalah sibuk dengan urusan-urusan duniawi, sementara hal yang terpenting untuk
dirinya dan umat diabaikan. Mereka membebani umat dengan
persembahan-persembahan untuk kepentingan dirinya, sementara tak mempraktekkan
ajaran cinta kasih dan keadilan. Jadi, terlihat jelas adanya pertentangan
antara apa yang diajarkan dengan apa yang dilakukan dalam hidup. Hal inilah
yang membuat Tuhan Yesus marah dan mengecam mereka.
Lewat kecaman itu Tuhan Yesus bukan saja hendak memperbaiki
perilaku para ahli Taurat dan kaum Farisi, melainkan mengajak umat untuk
berhati-hati terhadap mereka, yang masuk kategori kaum munafik. Sikap hati-hati ini ditekankan Paulus dalam
bacaan pertama. Dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Tesalonika, Paulus
meminta umat untuk hati-hati dalam menyikapi ajaran akhir zaman supaya mereka
tidak disesatkan. Terlihat bahwa pada waktu itu muncul tokoh-tokoh dengan kharisma tertentu menyampaikan pengajaran tentang akhir zaman yang bertentangan dengan apa yang telah diajarkan Paulus. Di mata Paulus, mereka bukannya mau membawa umat masuk ke dalam kebahagiaan abadi, melainkan menggiring umat kepada kebinasaan. Oleh karena itu, Paulus mengajak mereka untuk berpegang teguh pada ajaran yang
telah disampaikannya, baik secara tulisan maupun lisan, yang tampak dalam
perilaku hidupnya.
Kecaman Yesus kepada para ahli Taurat dan kaum Farisi hari
ini adalah juga kecaman Yesus kepada para pemimpin Gereja dewasa ini. Seperti orang-orang
munafik yang hanya membersihkan cawan bagian luarnya, sementara dalamnya penuh
dengan rampasan dan kerakusan, demikian pula banyak pimpinan Gereja saat ini. Mereka
suka mengecam korupsi yang terjadi di Negara, tapi korupsi di Gereja dibiarkan
berkembang, malah dirinya ikut menikmati korupsi itu. Karena itu, lewat kecaman
Yesus ini, hendaknya pimpinan Gereja sadar diri dan mulai memperbaiki diri. Untuk
umat, nasehat Paulus hendaknya relevan. Umat diajak untuk tetap setia pada
ajaran iman yang sudah diterimanya. Jangan ikut dalam kesesatan para pimpinannya.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar