Selasa, 08 Juli 2014

Renungan Hari Selasa Biasa XIV - Thn II

Renungan Hari Selasa Biasa XIV, Thn A/II
Bac I    Hos 8: 4 – 7, 11 – 13; Injil               Mat 9: 32 – 38;

Bacaan pertama hari ini diambil dari Kitab Hosea. Kitab ini menggambarkan situasi umat Israel yang jatuh ke dalam dosa dan Allah merancang hukuman kepada mereka. Dosa yang dilakukan oleh bangsa Israel adalah tidak setia kepada Tuhan Allah dengan menyembah allah-allah lain. Dengan kata lain, umat melakukan perselingkuhan. Hosea menggambarkan bahwa Allah akan menyerahkan bangsa itu ke dalam perbudakan, sebagaimana yang pernah terjadi pada masa perbudakan di Mesir. Hal ini karena umat benar-benar tidak lagi mengindahkan Tuhan Allahnya. Di mata Allah, umat Israel sudah dibutakan mata imannya. “Sekalipun Kutuliskan baginya banyak pengajaran-Ku, itu akan dianggap mereka sebagai sesuatu yang asing.” (ay. 12), demikian sabda Tuhan.

Sabda Tuhan Allah mengenai umat Israel dalam bacaan pertama tadi terulang lagi pada zaman Tuhan Yesus. Kali ini dilakukan oleh kaum Farisi. Mereka tidak dapat melihat sesuatu yang baik dan berguna itu berasal dari Allah. Mereka melihat sebagai sesuatu yang asing atau berasal dari hal lain yang bukan dari Tuhan. Itulah yang dialami Tuhan Yesus sebagaimana digambarkan dalam Injil hari ini. Dikisahkan bahwa Tuhan Yesus melakukan penyembuhan terhadap seorang bisu yang kerasukan setan. Akan tetapi orang Farisi menilai bahwa hal itu bukan karena kekuatan Allah yang hadir, melainkan kekuatan penghulu setan. “Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.” (ay. 34). Kaum Farisi tidak mau mengakui kuasa Allah yang ada pada Yesus, tetapi melihatnya sebagai kuasa yang lain, yang justru bertentangan dengan kuasa Allah. Sikap kaum Farisi ini mirip dengan sikap orang Israel yang digambarkan Allah dalam bacaan pertama.

Sabda Tuhan hari ini mau menyatakan kepada kita bahwa di saat kita menjauhkan diri kita dari Tuhan, kita bisa saja sama sekali melupakan Dia sehingga kebaikan-Nya tidak lagi kita kenal. Malahan kita menganggapnya sebagai sesuatu yang asing. Melalui sabda-Nya, Tuhan hendak menyadarkan kita bahwa pada-Nya ada kebaikan dan kebenaran. Dia-lah sumber kebaikan itu. Kebaikan selalu berasal dari kebaikan, bukan dari kejahatan. Karena itu, apabila ada kebaikan, di sana Tuhan ada. Tuhan menghendaki agar kita tetap setia kepada-Nya serta senantiasa menghadirkan kebaikan bagi sesama.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar