YESUS LAHIR
DI PAPUA
Drama Satu Babak
Komentator: Selamat malam saudara/i, selamat datang di Pentas Malam
Hiburan ini. Kami datang sebagai saudara seiman, sekasih dan sepengharapan
untuk menghibur Anda sekalian. Tinggalkanlah duka, lepaskanlah luka; mari
sejenak kita bersuka dan beria.
Kami dari
Seminari Menengah St Fransiskus Asisi datang menghibur Anda dengan sebuah drama
mini berjudul “Yesus Lahir di Papua”.
Lho.., lho..2x, apa tidak keliru judul ini? Yesus itu kan
lahir di Betlehem yang di Israel .
Koq di Papua?
Anda bingung kan ? Saya juga bingung.
Nah, daripada kita mati dalam kebingungan, mari kita lihat saja dramanya.
(Layar dibuka. Situasi hutan kecil pada sore hari)
Adegan I
( Maria masuk dgn
membawa kayu bakar dan hipere. Di tengah jalan ia bertemu dgn malaikat )
Gabriel : (Berlutut memberi hormat) Salam Maria,
penuh rahmat. Tuhan sertamu!
Maria : (Terkejut) Siapa kamu? Koq tau nama saya?
Gabriel :
(Berdiri) Jangat takut, Maria. Perkenalkan, nama saya Gabriel. Saya ini
malaikat, utusan Tuhan.
Maria : Malaikat?
(Berjalan ke belakang Gabriel) Koq tidak ada sayapnya? Mana sayapmu? Bukankah
setiap malaikat punya sayap?
Gabriel :
(Tertawa) Itu sih cerita dulu. Versi Eropa. Sekarang kita di sini. Di Papua,
tau!
Maria : Lalu, ada
apa kamu datang ke Papua?
Gabriel :
Saya mau menyampaikan kabar gembira kepadamu. Dengar, sesungguhnya kamu telah
mengandung…
Maria : Apa?
Mengandung? Aku hamil? Mustahil! Itu tidak benar. (Meletakkan bawaan)
Gabriel :
Itu benar, Maria.
Maria : Kau bohong!
Kau penipu! Kamu kira saya ini sama seperti gadis-gadis lain yang mau melakukan
hubungan seks sebelum nikah? Memang, di Papua ini tingkat seks bebasnya tinggi.
Ada banyak
pelajar sudah terlibat dalam seks sebelum nikah. Waktu pacaran saja mereka
sudah berani melakukan hubungan intim.
Gabriel :
Saya tau. Memang, pelajar-pelajar sekarang tidak lagi memikirkan pelajaran dan
cita-citanya, tapi malah seks dan narkoba.
Maria : Dan kamu
pikir saya seperti mereka? Saya memang sudah bertunangan dan kami tinggal
serumah, tapi kami belum pernah sekalipun berhubungan badan. Pernikahan itu
adalah sakral, jadi kami tunggu resmi dulu secara agama baru kami melakukannya.
Gabriel : Saya
tau. Saya tau kalau kamu masih perawan.
Maria : Lalu,
kenapa kamu bilang saya hamil?
Gabriel : Makanya,
dengar dulu pembicaraan saya. Jangan langsung dipotong! Dengar baik-baik, kamu
akan mengandung dari Roh Kudus. Karena itu, anak yang kamu kandung itu adalah
Anak Tuhan.
Maria : (Kaget)
Apa?! Aku mengandung Anak Tuhan? (Diulang beberapa kali sampai terduduk) Kenapa
aku? Ada apa
dengan saya? (Hening sejenak)
Gabriel :
Ini adalah rencana Tuhan. Dan Tuhan memilih kamu. Bagaimana? Apa kamu bersedia
menjadi Ibu Tuhan? (Hening sesaat)
Maria : Aku ini
hamba Tuhan. Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu (Gabriel keluar dan Maria
melanjutkan perjalananya)
Adegan II
( Ada
beberapa pemuda masuk. Mereka membawa botol
miras. Mereka duduk )
Vicki :
Tau tidak, kemarin saya ke Sentani belok kiri. Cewek-ceweknya sekarang cantik-cantik dan
mulus. Bersih.
Anton : Jangan
percaya dengan penampilan luar. Bisa menipu. Luarnya boleh bersih, tapi
dalamnya penyakitan.
Maxi : Benar
sobat! AID’s misalnya. Kita tak bisa mengenal orang yang sudah kena AID’s
Anton : HIV/AID’s
merupakan penyebab terbesar kematian orang Papua. Dan itu sebagian besar
disebabkan oleh hubungan seks yang bebas dan liar.
Alex : Vick, kamu
masih pacaran sama Lia, kan ?
Ntar kamu tulari lagi si Lia.
Vicki :
Ah, cuma sekali saja koq.
Maxi : HIV/AID’s
itu tidak tergantung banyaknya kita melakukan hubungan badan. Biarpun hanya
sekali, tapi kalau…..
Vicki :
Alaa…, sudah, sudah. Lebih baik kita minum-minum.
Anton : Miras juga
pembunuh terbesar kedua setelah HIV/AID’s. Tapi itu karena mereka mabok. Kalau
tidak mabok kan
tidak apa-apa.
Adegan III
( Maria masuk. Para
pemuda minum sambil bisik-bisik )
Vicki :
Selamat sore, Adik! Jalan sendirian kah?
Maria : (Lihat ke
kiri, kanan dan belakang) Kamu kan
sudah tau saya jalan sendirian. Pakai tanya lagi. Dasar orang mabok! (berjalan
pelan)
Vicki :
Cewek, godain kita donk!?
Maria : Dasar
laki-laki. Godaan miras saja tidak bisa kamu lawan, kini minta godaan lagi.
(berjalan keluar)
Vicki :
Adik, kakak temani pulang ya!?
Alex : Vick, itu kan pacarnya Yosef.
Maxi : Kalau tak
salah dengar mereka sudah bertunangan.
Anton : Jangan kita
ganggu orang yang sudah tunangan. Lebih baik kita habiskan minuman kita lalu
pulang. (Mereka melanjutkan minum dan layar ditutup perlahan)
Adegan IV
( Situasi di rumah. Yosef sedang gelisah )
Yosef : Bagaimana
ini bisa terjadi? Akh, tidak mungkin. Tidak mungkin. Kami belum pernah
melakukannya. Mustahil. Pasti itu berita bohong. Tidak mungkin Maria hamil.
Tapi, beberapa bulan lalu dia sering mual-mual mau muntah. Jangan-jangan dia
selingkuh. Kan
cewek-cewek sekarang begitu. Tapi, apa Maria seperti itu?
Gabriel :
(Masuk) Selamat malam, Yosef!
Yosef : (Terkejut)
Si…siapa kamu? Koq tiba-tiba masuk ke sini?
Gabriel :
Pintunya terbuka, sih. Begini Yosef, saya ini Gabriel, malaikat Tuhan. Saya mau
beritau soal Maria.
Yosef : Kamu jangan
membuat saya tambah bingung.
Gabriel :
Tentu tidak. Begini, Maria memang sedang hamil. Janin yang ada di rahimnya itu
adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak cowok dan engkau harus beri nama
Dia Yesus. Dialah yang akan menyelamatkan umat manusia dari dosa mereka.
Yosef : Tapi, kenapa
harus begini?
Gabriel :
Hal ini terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi, “Sesungguhnya
anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka
akan menamakan Dia Imanuel.”
Yosef : Ooo..begitu.
Gabriel :
Jadi, kamu jangan menceraikan Maria. Tetaplah kamu hidup bersamanya.
Yosef : Baiklah
kalau memang itu yang dikehendaki Tuhan. Tapi, kira-kira berapa usia
kandungannya?
Gabriel :
Jalan 5 bulan. Oke, tugas saya sudah selesai. Sekarang saya pamit dulu
(Malaikat Gabriel keluar)
Adegan V
( Maria masuk. Yosef sedang melamun )
Maria : Kak!
(Menggoyang bahu Yosef) Kak! Kak Yosef!
Yosef : (Kaget) Ada apa, Maria?
Maria : Saya yang
seharusnya bertanya pada kakak (duduk). Saya panggil-panggil tidak nyahut. Saya
goyang kaget. Ada
apa?
Yosef : Tidak ada
apa-apa.
Maria : Melamun ya?
Pasti melamun cewek lain.
Yosef : Tidak
mungkin saya melamun cewek lain. Saya bukan tipe cowok yang suka gonta-ganti
pasangan. Cinta itu satu untuk selamanya. Cinta itu tak bisa dibagi-bagi. Yang
dapat dibagi-bagi itu nafsu.
Maria : Tapi,
kenapa ya sekarang orang suka membagi-bagi nafsu.
Yosef : Sebenarnya,
orang-orang itu dikendalikan nafsu. Manusia yang seharusnya menjadi tuan atas
nafsu, eh malah menjadi budak nafsu. Makanya ke sana ke mari mereka sibuk mengumbar nafsu.
Tanam sana
tanam sini.
Maria : Jadi
seperti binatang aja ya. (Hening sejenak) Kak, adik mau tanya.
Yosef : Tanya apa?
Maria : Kakak suka
minum miras tidak?
Yosef : Adik tak
perlu cemas. Kakak tak suka mabok. Manusia itu harus lebih unggul dari ciptaan
lain. Kita harus mengendalikan miras, bukan miras yang kendalikan kita. Orang
mabok adalah orang yang dikendlikan oleh miras sehingga ia mau aja tidur di
got.
Maria : Eh,
ngomong-ngomong kita makan malam dulu. Tadi saya sudah siapkan. (Berjalan
keluar, tapi tiba-tiba ada ketukan)
Adegan VI
( Yosef berjalan ke pintu. Kepala desa masuk )
Yosef : Oo.., bapak.
Silahkan masuk, pak! Duduk, pak! (Kepada Maria) Dik, siapkan kopi buat bapak kades.
Kades : Tidak usah.
Jangan repot-repot. Saya sebentar saja. Cuma mau kasih surat ini.
Yosef : Surat apaan? (Mengambil,
membuka dan membacanya)
Kades : Soal sensus.
Ini kebijakan pemerintah pusat.
Yosef : Jadi, kami
harus pindah? (Kades mengangguk)
Maria : (Mengambil surat ) Pindah kemana kita,
kak?
Kades : Kalau
menurut surat
itu, harus ke tempat asal suami. Tapi bukan sekarang. Ada rentang waktu 3 bulan lebih. Jadi kalian
ada persiapan. Mungkin tanah dan rumah kalian mau dijual atau disewakan. Nanti
akan saya bisa urus.
Yosef : Terima
kasih, pak. Nantilah kami pikirkan dulu.
Kades : Oke kalau
begitu, saya pamit dulu.
Maria : Silahkan.
Terima kasih banyak, pak. (Semua keluar – layar ditutup)
Komentator : Ooo begitu
ternyata kisahnya. Yesus Papua lahir di Papua dengan situasi mirip Papua.
Untung ya, Yosef itu baik. Tidak mau menceraikan Maria, meski sudah tau Maria
itu hamil. Kira-kira ada tidak ya laki-laki seperti itu di Papua. Pasti ada ya!
Dan kita harapkan banyak laki-laki Papua sama seperti Yosef: setia pada istri,
tidak suka main seks dan penuh kasih sayang sama istri.
Kapan
kira-kira Yosef dan Maria berangkat meninggalkan tempat tinggalnya? Sambil
menunggu mereka memikirkannya, mari sejenak kita dengarkan yang mau lewat
berikut ini…. (selingan musik band / vocal group)
Tiga bulan lebih tlah berlalu. Akhirnya Yosef
dan Maria pergi meninggalkan tempat tinggal mereka sebelumnya. Mereka berangkat
menuju tempat kelahiran Yosef. Karena bersifat sementara, rumah dan kebun
mereka sewakan. (Layar dibuka…)
Adegan
VII
(
Situasi kota
kecil. Ada banyak
orang lalu lalang dgn sikap cuek. Yosef dan Maria masuk )
Maria : Kak, kita
istirahat dulu ya! Adik sudah letih.
Yosef : (Mencari
tempat) Kita istirhat di sana .
(Duduk)
Maria : Inikah kampung
kakak?
Yosef : Dari namanya
sih iya. Tapi dari suasananya lain. Kakak sendiri menjadi seperti orang asing.
Maria : Nanti kita
tinggal di mana?
Yosef : Inilah yang
sedang kakak pikirkan. Kakak menjadi orang asing di kampug halaman sendiri.
Sanak keluarga sudah tak saling kenal lagi. Coba saya tanya orang itu dulu.
(Yosef berdiri mendekati orang tapi tak mendapatkan jawaban)
Maria : Bagaimana
kak? Dapat jawaban?
Yosef : (Mengangkat
bahu sambil geleng kepala) Manusia jaman sekarang sibuk dengan urusannya sendiri.
Tak peduli sama orang lain. Kemajuan teknologi akhirnya memenjarakan manusia
dalam dunianya sendiri.
Maria : Bagaimana
dengan kita, kak? Saya sudah tidak tahan lagi.
Yosef : Mari kita
cari tempat penginapan. (Membantu Maria berdiri)
Adegan VIII
( Yosef dan Maria mendekati beberapa tempat, tapi ditolak
)
Yosef : (Mengetuk
pintu) Permisi!
Rakyat 1: Ada apa?
Yosef : Bisakah kami
dapat tempat tinggal 2 atau 3 hari. Istri saya mau melahirkan.
Rakyat 1: Aaaa…, saya
pikir mau kasih kita sumbangan. Pergi! Pergi sana ! Mengganggu acara orang saja. (Keluar
dan Yosef berjalan ke tempat lain)
Yosef : (Mengetuk
pintu) Permisi! (Dari dalam terdengar musik keras)
Rakyat 2 : Ada apa?
Yosef : Bisakah kami
dapat tempat tinggal 2 atau 3 hari. Istri saya mau melahirkan.
Rakyat 2 : Di sini bukan
tempat untuk lahir, tau! Pergi sana !
Tidak tau orang lagi happy.
Yosef : (Mengetuk
pintu) Permisi!
Rakyat 3 : Ada apa?
Yosef : Kami baru
tiba di daerah ini. Saat ini istri saya mau melahirkan. Kami butuh tempat
tinggal buat…
Rakyat 3: (Mendorong
Yosef) Pergi sana !
Maria : Aduh kak,
sepertinya ketubanku mau pecah. Aduh!
Yosef : Tahan sebentar,
adik. (Membantu Maria duduk)
Maria : Sepertinya
sudah tidak bisa lagi, kak. Sakit! Sakit, kak!
Yosef : (Bingung dan
berteriak) Adakah yang bisa menolong kami? Toloooong………….... (Layar ditutup)
Adegan IX
( Di suatu tempat menjelang malam. Ada beberapa orang sedang menggembalakan
ternaknya )
Gembala 1 : Bagaimana
engkau punya sapi-sapi itu?
Gembala 2 : Yah, begitulah.
Badannya saja yang besar, harganya kecil.
Gembala 1 : Makanya engkau
pelihara babi saja seperti aku. Setiap ada pesta orang bakar batu dan pasti
cari babi. Harganya… selangit.
Gembala 2 : Karena itu,
saya punya rencana mau pelihara babi saja. Sapi saya akan jual. Bagaimana
dengan kamu, Van?
Ivan : Yap , memang lebih baik pelihara babi. Kambing sama sapi
sedikit untungnya.
Gembala 3: Tapi, pelihara
babi itu ada repotnya. Paling repot berhadapan dengan pencuri. Kalau kambing
jarang dicuri.
Ivan : Hei lihat!
Cahaya apa di sana ?
Adegan X
( Situasi gelap. Ada
satu cahaya masuk bersamaan dengan masuknya malaikat )
Gabriel :
Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk
seluruh bangsa. Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan di
Papua.
Gembala 2 : Juruselamat?
Dia juruselamat kami? (Gabriel mengangguk)
Gembala 3 : Apakah Dia akan
membawa kemerdekaan bagi kami?
Gabriel :
Kemerdekaan yang akan Dia bawa adalah kemerdekaan hati, bukan kemerdekaan
politis. Apa artinya merdeka kalau korupsi masih merajalela, ketidakadilan,
pembodohan dan penindasan masih ada. Merdeka seperti itu hanya sekedar lepas
dari mulut singa masuk ke dalam mulut buaya.
Gembala 3 : Kemerdekaan apa
yang Dia tawarkan?
Gabriel :
Dia mau menjadikan manusia menjadi manusia, tuan atas ciptaan. Dengan hati yang
merdeka, manusia bisa menjadi tuan atas dirinya sendiri dan bisa mengendalikan
diri. Dengan kemerdekaan hati manusia tidak lagi dijajah oleh nafsu sehingga
menjadi budak nafsu. Tidak lagi dikendalikan oleh miras. Tidak dikuasai oleh
materi yang sering membuat dia harus korupsi dan bertindak tidak adil. Dengan
kemerdekaan hati Papua akan bebas dari kematian akibat HIV/AID’s dan miras.
Papua akan aman, damai dan sejahtera.
Ivan : Di mana
kami bisa menemui Dia? Apa tandanya?
Gabriel :
Inilah tandanya bagimu: kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan
lampin dan terbaring di dalam palungan sebuah kandang.
Gembala 1 : Kandang?
Kandang apa?
Gabriel : Bekas
kandang babi.
Ivan : Mari
teman-teman, kita ke sana
lihat.
Gembala 2 : Bagaimana
dengan ternak kita? (Malaikat keluar)
Ivan : Kita bawa
juga ke sana .
Gembala 3: Benar. Kita
bisa memberi beberapa ternak kita sebagai persembahan kepada-Nya. (Mereka
keluar. Layar ditutup)
Adegan XI
( Situasi malam di hutan kecil dengan kandang babi di
tengah. Di dalamnya ada Yosef, Maria dan boneka Yesus )
Gembala 2 : (Dari kejauhan)
Lihat teman-teman! Itu dia di sana .
(Masuk bersama temannya)
Gembala 1 : Selamat malam!
Apa kamu Yosef dan Maria?
Yosef : Benar. Ada keperluan apa kalian
ke sini?
Gembala 3 : Kami datang mau
melihat dan menyembah Yesus, sang Juruselamat kami.
Yosef : Dari mana
kalian tau tentang ini?
Ivan : Malaikat
Tuhan datang menampakkan diri dan mengatakannya kepada kami.
Gembala 1 : Benar! Kami datang
untuk menyembah Dia, karena Dialah Juruselamat kami. Dia akan membawa perubahan
dalam hidup ini. (Memberi hormat bersama-sama)
Gembala : Ya Yesus,
terimalah hormat kami!
Gembala 1 : Atas nama
teman-teman, saya mempersembahkan 2 pasang anak babi dan seekor kambing.
Terimalah, ya Yesus!
Gembala 3 : Saya berjanji
untuk berubah. Kelak bila saya menikah, saya tidak mau punya banyak istri.
Cukup satu saja.
Gembala 2 : Saya tidak akan
pernah minum miras.
Gembala 1 : Saya tidak akan
pernah terlibat dalam seks bebas dan narkoba
Ivan : Saya akan
melanjutkan sekolah saya yang telah saya tinggalkan.
Adegan XII
( Serombongan malaikat masuk. Cahaya terang benderang )
Malaikat : Kemuliaan
bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di antara manusia yang
berkenan kepada-Nya…3x (Layar ditutup pelan-pelan)
by:
adrian
(Pernah dibawakan oleh anak-anak Seminari Menengah St. Fransiskus Asisi, Waena, dalam rangka memeriahkan Natal di Arso, Keroom)
(Pernah dibawakan oleh anak-anak Seminari Menengah St. Fransiskus Asisi, Waena, dalam rangka memeriahkan Natal di Arso, Keroom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar