SANTO PAULUS MIKI, DKK, MARTIR
Pada tahun 1588,
penguasa Jepang memerintahkan agar para misionaris yang berkarya di Jepang
segera meninggalkan negeri itu. Mereka yang tidak mematuhi perintah tersebut
akan dibunuh. Perintah itu baru terlaksana 9 tahun kemudian, yakni pada tahun
1597. Pada tahun inilah martir-martir pribumi ditangkap da disiksa.
Bersama dengan mereka
itu terdapat juga 6 orang misionaris Spanyol dari Ordo Santo Fransiskus. Dari antara
20 orang martir pribumi Jepang terdapat seorang bernama Paulus Miki. Ia seorang
imam Yesuit yang sangat pandai berkotbah. Ketika terjadi penganiayaan, Paulus
berusia 33 tahun. Selain dia, dikenal juga dua orang guru agama, yaitu Yohanes
Goto (19 tahun) dan Yakobus Kisai. Keduanya sudah diterima dalam novisiat
bruder-bruder Serikat Yesus di Miako.
Penyiksaan atas mereka
sungguh kejam. Telinga mereka disayat, tubuh mereka disesah hingga memar dan
berdarah. Setelah itu mereka diantar berkeliling kota untuk dipertontonkan
kepada seluruh rakyat.
Kepada penguasa yang
menyiksa mereka Paulus Miki atas nama kawan-kawannya menulis sebuah surat,
bunyinya: “Apakah dengan penyiksaan ini kalian sanggup merampas harta dan
kemuliaan yang telah diberikan Tuhan kepada kami? Seyogianya kamu harus
bergembira dan mengucap syukur atas kemuliaan yang diberikan Tuhan kepada kami.”
Selanjutnya Paulus Miki
bersama kawan-kawannya digiring ke sebuah bukit di pinggir kota Nagasaki. Di sana
sudah tersedia 26 salib. Rakyat banyak sudah menanti di sana untuk menyaksikan
penyiksaan atas Paulus dan kawan-kawannya. Ayah Yohanes Goto pun ada di antara
orang banyak itu untuk menghibur dan meneguhkan anaknya.
Para martir ini disesah
dan disalibkan di hadapan rakyat banyak. Namun mereka tidak takut akan semua
siksa ngeri itu. Dari atas salibnya, Paulus Miki terus berkotbah guna
meneguhkan iman kawan-kawannya. Akhirnya lambung mereka ditusuk dengan tombak
hingga mati
Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar