Rabu, 10 Maret 2021

SEBUAH INSPIRASI DARI METROMINI


 

Bagi warga kota Jakarta, tentu sudah tak asing dengan metromini, salah satu transportasi favorit ibukota. Sekalipun keadaan body bagian dalam babak belur, namun warga masih mengandalkannya, termasuk saya. Sudah menjadi kebiasaan saya, kalau bepergian arah Grogol, selalu menggunakan Metromini 91. Saya suka naik metromini ini karena larinya laju, bahkan terkesan ugal-ugalan.

Umumnya setiap metromini terdiri dari seorang sopir dan seorang kenek. Bisa dikatakan bahwa sopir merupakan kepalanya, sedangkan kenek adalah bawahannya. Karena itu, sering kita dengar sopir memarahi kenek bila ada kekeliruan; sesuatu yang tak mungkin ditemukan jika kenek marah kepada sopir. Namun, terkadang terlihat juga bahwa kenek itu menjadi rekan kerja sopir.

Tugas sopir hanyalah mengendarai metromini. Dia tidak dipusingkan dengan urusan lain. Tugas lain dia serahkan kepada rekannya. Sekalipun posisinya lebih tinggi dari keneknya, dia taat kepada kenek jika rekannya itu memintanya untuk berhenti saat ada penumpang turun atau naik. Karena fokus pada kemudi, maka kebanyakan metromini lari dengan laju di antara kepadatan jalanan raya ibukota. Bahkan ia berani menyelip-nyelip kendaraan lain.

Tugas utama kenek ada tiga jenis. Pertama, ia mencari penumpang di jalanan dengan cara berteriak-teriak menyebutkan tujuan metromini itu. Jika ada, segera ia memberitahu sopir (atasannya). Kedua, membantu menaikan dan menurunkan penumpang. Kenek yang lebih dahulu tahu penumpang hendak turun dimana; dan ia segera menyampaikannya kepada sopir (tidak disimpan sendiri). Ketiga, mengatur ongkos. Dia mendapat kepercayaan penuh dari sopir untuk meminta ongkos dari penumpang. Sopir tidak curiga kalau uang itu akan sedikit ditilep oleh rekannya.

Selasa, 09 Maret 2021

MEREKA-REKA ASAL VIRUS, SEBUAH TEORI


 

Ketika wabah corona merebak, bukan hanya ketakutan dan kecemasan yang muncul, melainkan juga pertanyaan dari mana virus corona (covid-19) itu berasal. Jawaban atas pertanyaan ini tentulah beragam, berdasarkan tingkatan manusia. Jika pertanyaan ini diajukan ke anak SD, mereka mungkin akan menjawab: “dari Wuhan”. Anak SMP mungkin akan menjawab: “dari kalelawar”, sedangkan jawaban anak SMA mungkin: “dari kebiasaan buruk manusia yang tak jaga kebersihan.”

Kaum agamawan tentu punya jawaban sendiri. Pasti ada yang mengatakan bahwa virus itu datang dari Tuhan. Hal ini didasarkan pada kata-kata Allah dalam kitab suci bahwa setiap bencana, musibah atau juga wabah terjadi atas kehendak atau izin Allah (QS 10: 107 dan QS 57: 22). Virus Covid-19 tidak akan muncul jika tidak diizinkan Allah. Dan kaum agamawan mengaitkan bencana ini dengan dosa manusia. Karena itu, tak heran bila ada tokoh agama yang mengajak umatnya untuk tidak takut akan wabah corona, karena umat hanya takut kepada Allah saja.

Bagi para ilmuwan tentulah semua jawaban di atas tidak sangat memuaskan. mereka tidak mau mencari kambing-hitam, dengan hanya menyalahkan orang Wuhan atau kalelawar atau bahkan Tuhan. Maka dari itu, para ilmuwan ini masih terus melakukan pencarian dan penelitian.

Pertanyaan ini sebenarnya bukan baru pertama kali muncul di saat adanya wabah corona. Sejak muncul berbagai penyakit menakutkan yang disebabkan virus, seperti HIV-AIDS, ebola, sars dan mers, pertanyaan dari mana datangnya virus sudah ada. Namun hingga kini tak ada jawaban yang cukup memuaskan. Untuk itulah, kami hendak berspekulasi.

Satu asumsi dasar yang pasti diterima umum adalah “dalam kehidupan manusia ada banyak bibit atau benih penyakit di sekitarnya. Ketika manusia berhasil mengelola bibit tersebut dengan baik dan benar, maka penyakit akan terhindari. Namun jika benih penyakit tidak ditangani dengan baik dan benar, maka muncullah aneka penyakit.” Jadi, harus disadari bahwa saat ini, kapan dan dimana saja kita berada, kita hidup bersama dengan bibit-bibit penyakit (kecuali kalau kita berada di daerah steril). Penanganan atau pengelolaan itu menyangkut internal dan eksternal. Internal adalah ketika manusia menjaga kesehatan dirinya dengan pola hidup dan pola makan yang baik dan benar sehingga membangkitkan ketahanan tubuhnya. Eksternal adalah ketika manusia menjaga kebersihan lingkungannya dengan baik dan benar.

MEREFLEKSIKAN PENCOBAAN YESUS DALAM KONTEKS KINI


 

Setelah menyepi dan bermeditasi selama empat puluh hari empat pulah malam, maka Yesus dibawa oleh Roh untuk dicobai iblis. Oleh iblis Yesus diajak menuju remang-remang kota metropolitan. Yesus menyaksikan banyak VCD porno bebas dijual dan bertebaran di kios-kios PKL. Namun Yesus tidak bergeming. Iblis mengajak-Nya ke tempat hiburan. Mereka langsung disambut mesra oleh tiga cewek seksi dengan pakaian yang menggiurkan. Berkatalah iblis kepada-Nya, “Bukankah Engkau sudah lama menyepi di tempat yang sepi, jauh dari hiburan. Sekaranglah saatnya untuk menikmati hiburan ini. Itu ada cewek cantik. Ambil dan nikmatilah. Sebab ada tertulis: baiklah setiap laki-laki memiliki wanitanya sendiri dan setiap perempuan mempunyai prianya sendiri, dan keduanya telanjang, tapi tidak merasa malu”(bdk. 1Kor 7: 2 dan Kej 2: 25). Tetapi Yesus menjawab, “Manusia harus menjadi tuan atas nafsu, bukan menjadi budak nafsu. Allah yang kudus telah memanggilmu. Maka, hendaknya kamu menjadi kudus. Sebab ada tertulis: hendaknya kamu kudus, sebab Aku ini kudus” (bdk. 1Ptr 1: 15 – 16). Dan Yesus berkata lagi, “Tidak tahukah kamu kalau tubuh bukan untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuh adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu?” (bdk. 1Kor 6: 13b, 19).

Kemudian iblis membawa-Nya ke mall, pusat perbelanjaan paling lengkap dan termegah di muka bumi. Di sana ada banyak barang-barang super lux dan mewah yang sungguh menarik dan menggoda untuk dimiliki. Iblis berkata, “Bukankah Engkau Tuhan dan Raja. Ambillah dan milikilah barang-barang mewah dan menarik itu tanpa kesulitan. Sebab tentang Engkau ada tertulis: lihat, Rajamu datang kepadamu. Maka orang banyak akan menghamparkan pakaiannya di jalan dan memberi-Mu barang-barang yang Kau sukai sebagai upeti.” (bdk. Mat 21: 5, 8). Yesus berkata kepadanya, “Ada pula tertulis: penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ciptaan (Kej 1: 28c). Manusia dicipta bukan untuk dikuasai, melainkan untuk menguasai ciptaan.”

Dan iblis membawa-Nya pula ke Bank Dunia, dan memperlihatkan kepada-Nya semua jenis mata uang di muka bumi. Ia berkata kepada Yesus, “Saat ini uang adalah maha dewa. Siapa yang memegang uang, dialah yang punya kuasa, mengendalikan semua aspek kehidupan manusia. Nah, semua ini akan kuberikan kepada-Mu jika Engkau sujud menyembah aku.” Maka berkatalah Yesus kepadanya, “Enyahlah, iblis! Sebab ada tertulis: engkau harus menyembah Tuhan Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (bdk. Mat 4: 10).

Lalu iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, para malaikat datang melayani Yesus.

diambil dari tulisan 7 tahun lalu