Senin, 01 Maret 2021

ORANG KUDUS DENGAN NAMA ANDREAS / YAKOBUS

Setiap orang tentulah mempunyai nama. Bagi orang kristen katolik, nama tidak hanya sekedar kumpulan huruf yang membentuk kata, tapi harus memiliki makna. Karena dari makna itulah akan terbentuk identitas dan kepribadian seseorang. Setidaknya makna yang terkandung pada sebuah nama mempunyai 2 jenis atau kategori, yaitu makna dari kata yang terkandung pada nama itu, dan makna yang terkandung dalam nama itu. Untuk jenis yang pertama dapat ditemui pada nama GRACE. Kata itu mempunyai makna rahmat atau berkat. Dengan memberi nama itu, maka orang yang menyandangnya diharapkan dapat menjadi berkat bagi orang lain. Hal inilah yang akan membentuk kepribadiannya di kemudian hari. Untuk jenis kedua dapat ditemui pada nama ADRIANUS. Kata ini merujuk pada nama orang kudus, sehingga orang yang menyandang nama ini diharapkan akan menghidupi teladan hidup orang kudus tersebut. Hal inilah yang akan membentuk kepribadiannya di kemudian hari.

Tradisi kristen katolik dalam memberi nama mengacu pada Kan. 855, yaitu agar nama yang diberikan kepada anak harus memiliki citarasa kristiani. Ada 3 kategori citarasa kristiani untuk nama anak. [1] Nama yang diambil dari Alkitab, baik itu nama tokoh maupun nama tempat. Untuk tokoh selalu diambil tokoh yang tidak menimbulkan skandal. Beberapa contoh nama kategori ini: Abraham, Yeremia, Elia, Betania, Galatia, Ruth, Esther, Tesalonika, dll. [2] Nama yang diambil dari nama orang kudus. Untuk memilih namanya, ada beberapa tawaran seperti berdasarkan tanggal kelahiran yang bersamaan dengan tanggal peringatan orang kudus atau berdasarkan intensi orangtua. Bisa juga didasari pada devosi orangtua atau tradisi keluarga. Beberapa contoh nama kategori ini: Maria, Yosef, Matius, Lukas, Paulus, dll [3] Nama yang diambil dari beberapa istilah atau kata yang tak asing dalam dunia kristen. Beberapa contoh nama kategori ini: Grace, Gloria, Sanctus, Angel, Immanuel, Natal, Paskah, Adven, dll.

Terkait dengan kategori kedua, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh para orangtua. Harus diketahui ada banyak nama orang kudus yang memiliki kesamaan. Misalnya, untuk Santa Andreas setidaknya ada 8 orang kudus yang memiliki nama demikian. Untuk itu, ketika memberi nama Andreas untuk anaknya, orangtua wajib tahu Andreas mana yang dimaksud, karena hal ini untuk menjadi “identitas keperibadian” anak kelak.

Untuk maksud ini, blog budak bangka menurunkan nama orang kudus yang memiliki kesamaan nama. Untuk bulan ini, kami menampilkan Santo Andreas dan Santo Yakobus. Silahkan klik pada nama orang kudus tersebut untuk mengetahui riwayat hidupnya.

Minggu, 28 Februari 2021

FAKTA MENARIK DARI BERTAMBAHNYA USIA



Bertambahnya usia seringkali beriringan dengan terjadinya proses penuaan seseorang. Meskipun di masyarakat sering terdengar istilah “usia boleh bertambah tapi penampilan tetap muda”, namun proses penuaan tak bisa dipungkiri. Terlepas dari itu semua, sebenarnya terdapat beberapa fakta yang berhubungan dengan bertambahnya usia seseorang. Berikut ini beberapa fakta menarik dari bertambahnya usia.

1.    Frekuensi bernafas

Semakin bertambah umur seseorang, proses bernafasnya bisa lebih lambat dan secara perlahan-lahan. Akan tetapi yang perlu dicatat, perempuan dan anak-anak bernafas lebih cepat daripada kaum pria. Saat beristirahat, rata-rata orang bernafas 12 sampai 15 kali per menit.

2.    Mendengkur

Menginjak usia 60 tahun, seseorang biasanya akan mengalami kesulitan bernafas dan sekitar 60 persen serta 40 persen wanita akan mendengkur ketika tidur. Dengkuran rata-rata memiliki intensitas suara 60dB, tingkat intensitas suara normal. Namun terkadang bisa melebihi 80 dB. Intensitas 80 dB setara dengan suara bor pemotong beton. Sedangkan suara dengan intensitas lebih dari 85 dB bisa merusak telinga manusia.

3.    Air liur untuk mengolah makanan

Jumat, 26 Februari 2021

MEMAHAMI PESAN TERSEMBUNYI DE-RADIKALISASI


 

Istilah de-radikalisasi selalu dikaitkan dengan terorisme, dan istilah terorisme selalu dikaitkan dengan islam. Umumnya terorisme biasanya dipahami sebagai tindakan kekerasan yang mengatas-namakan suatu agama tertentu sehingga menimbulkan ketakutan pada umat agama lain. Bisa dikatakan bahwa kaum teroris merupakan kelompok orang yang radikal, kelompok orang yang melaksanakan ajaran agamanya secara radikal. Memang ada pandangan bahwa kaum teroris telah menyalah-gunakan ajaran agamanya atau salah memahami ajaran agamanya. Bahkan ada pandangan yang ekstrem, yang menilai bahwa kaum teroris bukanlah penganut agama yang ajaran agamanya sedang dijalankan (baca: islam).

Konsep radikal sendiri sebenarnya mempunyai makna positif. Setiap umat agama, apapun agamanya, terpanggil untuk melaksanakan ajaran agamanya secara konsisten dan konsekuen, alias radikal. Akan tetapi, dalam konteks ini paham radikal selalu dikonotasikan dengan negatif. Kelompok radikal atau orang yang terpapar paham radikal selalu dinilai buruk, karena mereka akan dikaitkan dengan tindak kekerasan, bahkan kejahatan.

Biasa ditemui dalam pemberitaan di media massa terkait dengan pelaku teroris yang tertangkap bahwa mereka akan menjalani program de-radikalisasi. Atau juga adanya program de-radikalisasi yang ditujukan kepada orang atau sekelompok orang yang disinyalir sudah terpapar paham radikal. Contoh terakhir adalah kasus pembebasan Ustad Abu Bakar Ba’asyir (ABB), seorang tokoh ulama islam yang dikenal cukup radikal. Ada banyak seruan yang ditujukan kepadanya agar ia kelak dapat menjalankan dakwanya yang sejuk (tidak ada kekerasan). Dengan kata lain, ABB diminta untuk tidak menjadi radikalis. Semua contoh dengan radikalisme ini terkait dengan islam.

Secara sederhana konsep atau paham de-radikalisasi dimaknai sebagai upaya untuk menghapus paham atau ajaran islam yang radikal. Ada yang mengaitkannya dengan istilah moderat. Karena itu, konsep atau paham de-radikalisasi mengarahkan orang menjadi islam moderat. Pesan apa yang mau disampaikan dengan konsep atau paham de-radikalisasi ini?