Rabu, 08 April 2020

PAUS FRANSISKUS: MARILAH MEMBANTU MEREKA YANG MEMBUTUHKAN DI LINGKUNGAN KITA

“Malam ini saya memiliki kesempatan untuk memasuki rumah Anda dengan cara berbeda dari biasanya. Jika Anda mengizinkan, saya ingin bercakap-cakap dengan Anda selama beberapa saat, di masa sulit dan penderitaan ini. Saya bisa membayangkan Anda dalam keluarga Anda sedang menjalani kehidupan yang tidak biasa guna menghindari penularan.” Demikian pesan Paus Fransiskus yang dikirim melalui pesan video kepada umat kristiani seluruh dunia yang sedang mempersiapkan Pekan Suci dengan cara yang tidak biasa karena pandemi covid-19.
Paus Fransiskus memikirkan tentang keaktifan anak-anak dan orang muda, yang tidak bisa keluar rumah, bersekolah dan menjalani kehidupan mereka. Paus Fransiskus menegaskan bahwa semua keluarga ada di hatinya, terutama anggota keluarga yang sedang sakit atau yang berduka karena virus korona atau sebab lainnya. “Akhir-akhir ini saya sering memikirkan orang-orang yang sendirian, yang lebih sulit menghadapi saat-saat ini. Terlebih lagi, saya memikirkan orang-orang lanjut usia yang sangat saya sayangi,” ujar Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus juga “tidak bisa melupakan orang-orang yang menderita virus korona, orang-orang yang dirawat di rumah sakit. Saya sadar akan kemurahan hati dari orang-orang yang menempatkan diri mereka dalam resiko untuk merawat para korban pandemi ini atau untuk menjamin layanan penting bagi masyarakat.”

KETIKA KORONA MEWABAH


Maret tahun 2020,
Kemarau semenjak awal tahun baru,
Panasnya sang surya membara menerjang,
Ujung Beting tempatku kering kerontang.
Di tengah kekeringan melanda,
Tiba berita bagi seluruh bangsa dan dunia,
Tentang wabah virus korona,
Membuat cemas dan gelisah setiap warga.
Hujan belum juga kunjung tiba,
Virus korona datang pula,
Rakyat jadi merana.
Ujung Beting, 24 Maret 2020
by: adrian

Selasa, 07 April 2020

LONCENG-LONCENG KUIL

Sebuah kuil dibangun di suatu pulau, tiga kilometer jauhnya dari pantai. Dalam kuil itu terdapat seribu lonceng. Lonceng-lonceng yang besar, sedang dan yang kecil, semuanya dibuat oleh para pengrajin terbaik di dunia. Setiap kali angin bertiup atau taufan menderu, semua lonceng kuil itu serentak berbunyi dan secara terpadu membangun sebuah simphoni. Hati setiap orang yang mendengarkannya pastilah terpesona.
Tetapi selama berabad-abad pulau itu tenggelam di dalam laut; demikian juga kuil itu bersama dengan lonceng-loncengnya. Menurut cerita turun temurun, lonceng-lonceng itu masih terus berbunyi, tanpa henti, dan dapat didengar oleh setiap orang yang mendengarkannya dengan penuh perhatian. 
Tergerak oleh cerita itu, seorang pemuda menempuh perjalanan sejauh beribu-ribu kilometer. Tekadnya telah bulat untuk mendengarkan bunyi lonceng-lonceng itu. Berhari-hari ini duduk di tepi pantai, di pulau tak jauh dari pulau, yang diyakini sudah tenggelam bersama kuilnya. Ia duduk berhadapan dengan tempat di mana kuil itu pernah berdiri dan mendengarkan -- mendengarkannya dengan penuh perhatian. Namun yang didengarnya hanyalah suara gelombang laut yang memecah di tepi pantai. Ia berusaha mati-matian untuk menyisihkan suara gelombang itu agar dapat mendengar bunyi lonceng. Namun sia-sia. Suara laut rupanya memenuhi alam raya.