Jumat, 11 Januari 2013

Ambilkan Bulanku

Untuk memeriahkan natal kemarin, panitia natal membuat hiasan gantung di atas atap tenda samping gereja. Hiasan itu seperti bentuk bintang, bulan sabit, pohon natal dan topi santa Claus, yang dilapisi kertas perak. Anak-anak pada suka melihatnya.

Karena masa natal sudah selesai, dua hari lalu saya berinisiatif untuk melepaskan hiasan gantung itu dan menyimpannya untuk natal berikutnya. Mala, dengan bermodalkan tangga, saya mulai naik mencopot satu per satu hiasan tersebut.

Tiba-tiba seorang bocah kecil, usia sekitar 6 – 7 tahun datang menghampiriku.

Bocah            : Romo, untuk mencopot itu ada lagunya lho?!
Saya   : (menanggapinya dengan serius) Apa lagunya?
Bocah            : (sambil bernyanyi) Ambilkan bulanku, ambilkan bintangku....
Saya   : #$@^&*#@????

by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Orang Kudus 11 Januari: St. Aleksander

SANTO ALEKSANDER, PAUS & MARTIR
Aleksander I adalah paus kelima dan seorang martir abad kedua. Sebagai paus, Aleksander I juga adalah Uskup Roma dari tahun 105 – 115. Menurut Buku Kepausan (Liber Pontificalis), Aleksander I adalah warga kota Roma yang lahir dan mati pada masa pemerintahan Kaisar Trajanus.

Ia menaruh perhatian besar pada liturgi Gereja. Beberapa sumber mengatakan bahwa kata-kata Liturgi Ekaristi “Qui pridie quam pateretur” (yang sehari sebelum Ia menderita) adalah kata-kata tambahan dari Aleksander I. Kata-kata ini membuka bagian dari perayaan ekaristi, yang menceritakan perbuatan dan kata-kata Yesus sewaktu ia mengadakan ekaristi kudus pada Perjamuan Terakhir. Beliau juga memerintahkan agar anggur yang dipakai dalam perayaan ekaristi dicampur sedikit dengan air sebagai lambang darah dan air yang keluar dari lambung Yesus yang tertikam tombak di atas salib. Ia pun mensahkan praktek pemberkatan rumah dengan air suci.

Bersama dengan dua orang imam, yaitu Evenius dan Teodulus, Aleksander dipenggal kepalanya pada tahun 115.

Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Jumat Biasa Sesudah Epifani

Renungan Hari Jumat sesudah Epifani, Thn C/I
Bac I : 1 Yoh 5: 5 – 13; Injil       : Luk 5: 12 – 16

Yohanes dalam suratnya yang pertama mau menjelaskan peran Yesus dalam kaitan antara Allah dan manusia. Dikatakan bahwa Allah telah mengaruniakan hidup kekal kepada manusia dan hidup itu ada dalam Yesus (ay. 11). Kepada manusia diharapkan untuk percaya kepada-Nya (ay. 13).

Hidup kekal tidak hanya dimengerti sebagai hidup abadi kelak di akhir jaman, melainkan juga hidup "sempurna". Penyakit dan dosa merupakan salah satu wujud ketidaksempurnaan hidup itu. Dan hidup "sempurna" itu ada pada Yesus. Percaya kepada-Nya, maka kita akan mendapatkan hidup itu.

Itulah yang dilakukan oleh orang kusta dalam Injil hari ini. Dia sadar akan ketidaksempurnaan hidupnya (penyakit kusta). Namun dia juga sadar bahwa dalam Yesus ada hidup "sempurna" itu. Oleh karena itu, dengan penuh kepercayaan ia datang dan memohon,  "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." (ay. 12).

Sabda Tuhan hari ini mau menyadarkan kita akan pesan Yohanes dalam bacaan pertama tadi, yaitu pada Yesus ada hidup. Hidup itu yang akan membuat hidup kita menjadi sempurna dan kekal. Akan tetapi, untuk mendapatkan hidup itu kita harus percaya pada Yesus dan mau datang kepada-Nya, seperti yang dilakukan orang kusta dalam Injil. Di samping itu juga, pertama kali kita harus sadar akan ketidaksempurnaan hidup kita.

by: adrian