Jumat, 30 Juni 2023
Studi Alquran QS 21 Ayat 112
Umat islam percaya bahwa hanya muhammad satu-satunya penerima wahyu Allah. Jadi, saat wahyu Allah turun, wahyu itu disampaikan kepada muhammad. Dengan kata lain, muhammad adalah lawan bicara Allah. Dalam struktur bahasa, muhammad sebagai orang kedua, bukan orang pertama apalagi ketiga. Masuk akal tidak jika kata "dia" pada awal kalimat ditafsir sebagai muhammad?
Senin, 26 Juni 2023
ORANGTUA PERLU BERI PERHATIAN EKSTRA PADA ANAK USIA REMAJA
Suatu hari karyawan keuskupan
mendatangkan 3 ekor anak anjing untuk dipelihara. Kelihatan anak-anak anjing
itu baru saja lepas susu. Penampilan ketiga anak anjing itu sungguh sangat
menarik, lucu dan menggemaskan. Keberadaannya sungguh menyenangkan, bukan saja
bagi karyawan yang mendatangkan dan akan memeliharanya, tetapi juga bagi para
romo di keuskupan.
Setelah sebulan berlalu, saya
mendapati anak-anak anjing itu sudah tidak terurus. Badan mereka penuh koreng,
dan darinya mengeluarkan bau yang tidak sedap. Seorang rekan imam berkomentar,
“Waktu kecil anjing itu diperhatikan, tapi sekarang siapa yang memberinya
makan?” Rekan imam ini seakan mau menyindir karyawan yang tidak lagi mau
memberi makan anak-anak anjing itu. Akhirnya rekan imam inilah yang meluangkan
waktu untuk memberi makan pada ketiga anak anjing itu.
Namun, sebagaimana tindakan yang
sudah-sudah, apa yang dilakukan rekan imam ini pun setali tiga uang. Ia hanya
sebatas memberi makan. Tidak ada tindakan untuk merawat dan memelihara anak
anjing itu. Ketiga anak anjing itu tetap tumbuh besar dengan koreng-koreng di
tubuhnya, dan aroma tak sedap menyertainya.
Demikianlah gambaran dunia
anak-anak dalam rumah tangga dewasa kini. Kebanyakan orangtua hanya bisa
melahirkan anak tanpa mau peduli akan pembinaan mental kepribadian anak. Ketika
anak masih balita, orangtua kelihatan senang dan sayang kepada anaknya. Tapi
ketika anak mulai besar, tak sedikit dari orangtua mulai lupa akan kewajibannya
untuk mendidik dan membina anak sehingga anak benar-benar tumbuh secara sehat,
baik fisik, psikis maupun spiritual. Orangtua merasa sudah melakukan tugas
hanya dengan memberi makan, uang sekolah dan kebutuhan lainnya.
Jika orangtua hanya puas dengan
memberi kebutuhan akan makanan, pendidikan sekolah dan kebutuhan fisik lainnya,
orangtua tak jauh beda dengan orang yang hanya bisa memberi makan anak anjing
tapi tak mampu merawat dan memeliharanya. Hal ini menyebabkan anak tumbuh tidak
dengan baik. Ada kekurangan yang kemudian dirasakan, sebagaimana anak anjing
dalam contoh di atas yang menampilkan koreng pada tubuhnya dan aroma busuk.
Usia Remaja, Usia Krisis
Bulan Mei ini publik Indonesia
dihebohkan dengan berbagai kasus kejahatan seksual. Yang membuat miris
peristiwa ini adalah bukan hanya korbannya dari kalangan anak di bawah umur (5
– 17 tahun), tetapi juga pelakunya adalah anak di bawah umur. Beberapa pelaku
kejahatan seksual ini, yang bahkan berujung pada kematian, adalah anak di bawah
umur, yang masih masuk dalam kategori remaja.
Banyak ahli sependapat bahwa
masa remaja merupakan masa krisis. Anak di usia remaja sering kali mengalami
krisis, yang jika tidak ditangani dengan baik dan benar, dapat berdampak buruk
pada kehidupannya dan juga sosialnya. Hal inilah yang kemudian menimbulkan
aneka kenakalan pada anak-anak, misalnya seperti terlibat dalam tawuran, penyalahgunaan
narkoba, seks bebas, dll. Kenakalan-kenakalan yang dibiarkan atau dikompromi
ini akhirnya membuahkan kejahatan, sebagaimana kita saksikan akhir-akhir ini.
Kenakalan dan kejahatan yang
terjadi dengan pelakunya anak remaja mau menunjukkan kondisi remaja yang sedang
sakit. Ini ibarat anak anjing dalam contoh di atas yang tumbuh berkembang
dengan borok dan koreng di badannya sehingga menyebarkan aroma tak sedap. Dan
ini dapat dikatakan kurangnya perhatian dan pengasuhan dari orangtua terhadap
anaknya. Perhatian orangtua sepertinya hanya sebatas memberi makan, membiayai
uang sekolah dan melengkapi keperluan anak.
Banyak orangtua seakan tak
peduli akan tumbuh-kembang anaknya. Hal ini diperparah dengan salah satu ciri
remaja yang tidak mau dikontrol. Elisabeth B. Hurlock, dalam bukunya Psikologi
Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, mengungkapkan
salah satu masalah yang menyebabkan konflik orangtua dan remaja adalah “masalah
palang pintu”. Dan berhadapan dengan ini tak sedikit orangtua memilih sikap
permisif: tak peduli kemana dan dimana saja anaknya berada, dan dengan siapa
saja anaknya bergaul. Bahkan ada orangtua yang tidak memperhatikan kehidupan
rohani anaknya, padahal menurut pakar psikologi pergolakan kehidupan rohani
anak usia remaja sangat kuat.
Belajar dari Keluarga Kudus
Jumat, 23 Juni 2023
Studi Alquran QS 21 Ayat 111
Teks QS 21: 111 berbunyi demikian "Aku tidak mengetahui (bahwa) boleh jadi hal itu (penundaan azab) merupakan cobaan dan kesenangan bagimu sampai waktu yang ditentukan." Ini merupakan wahyu Allah; atau dengan kata lain, ini merupakan kata-kata Allah. Allaw swt mengucapkannya kepada Muhammad. Pertanyaannya, siapa yang dimaksud dengan "Aku" di awal kalimat?
Senin, 19 Juni 2023
MENCOBA MEMAHAMI PERNYATAAN DR ZAKIR NAIK
Sepertinya hanya agama islam
yang sibuk mencampuri urusan ajaran agama lain. Banyak tokoh-tokoh agama islam,
entah itu kyai atau ustad, dalam ceramah keagamaannya (tausiyah), kerap
menyerang ajaran agama lain. Sebenarnya hal ini tidak sepenuhnya salah mereka. Bahkan
harus dikatakan tokoh-tokoh ini tidak boleh disalahkan, karena mereka sedang
mengikuti apa yang dilakukan oleh Allah mereka. Dalam alquran jamak dijumpai
Allah swt yang sibuk mengomentari bahkan menyerang ajaran agama lain.
Salah satu tokoh islam yang
sering menyerang ajaran agama lain adalah DR Zakir Naik. Dalam salah satu
penampilannya, menanggapi pertanyaan seorang kristen yang hadir dalam
ceramahnya, Naik dengan sombong menyatakan bahwa Yesus itu bukan Tuhan
sebagaimana diimani oleh orang Kristen. Zakir menantang orang Kristen untuk
mencari dalam Kitab Suci, terkhusus Injil, dimana ada dinyatakan “Akulah
Tuhan.” Zakir bahkan berani mempertaruhkan imannya jika ada ayat dimana Yesus
menyatakan diri-Nya Tuhan. “Saya akan meninggalkan islam jika ada tertulis
dalam Kitab Suci Yesus berkata: Akulah Tuhan,” ujarnya.
Di sini Zakir Naik mau
mengatakan bahwa Yesus itu bukan Tuhan. Ketuhanan Yesus, menurut Zakir, adalah
pemikiran Rasul Paulus. Ada kesan bahwa ketuhanan Yesus hanya ditentukan oleh
ada tidaknya pernyataan dari Yesus sendiri bahwa Dia adalah Tuhan. Apakah benar
Yesus bukan Tuhan hanya karena tidak ada pernyataan dari Yesus sendiri?
Ketika menyaksikan dan mendengar
penjelasan Zakir, saya langsung senyum-senyum saja. Andai orang Kristen yang
ada saat itu sedikit membaca Kitab Suci, khususnya Injil Yohanes, pastilah dia
dapat men-skak mat Zakir dengan Yohanes 13: 13. Dalam nas ini
tertulis pernyataan Yesus, “Akulah Guru dan Tuhan.” Apakah Zakir meninggalkan
islam? Hingga kini ia masih memeluk islam dan rajin menjelek-jelekkan agama
lain, terlebih kristen. Terlihat jelas kebohongan Zakir, yang mengatakan akan
meninggalkan islam jika ada teks yang mengatakan Yesus adalah Tuhan.
Tetapi mungkin Zakir akan
mengelak dengan mengatakan bahwa kata dalam Yoh 13: 13 sebenarnya adalah Tuan (tanpa h)
bukan Tuhan. Dan kalau sudah begini, maka diskusi tidak akan
menemui titik temu karena saya yakin Zakir akan ngotot dengan pendapatnya.
Orang Kristen harus menghormati pendapat Zakir jika dia mengatakan bahwa
pernyataan Yesus dalam Yoh 13: 13 adalah Tuan, yang mengacu pada manusia biasa
dengan kedudukan yang tinggi. Yang pasti. Zakir sudah menelan ludahnya sendiri.
Biarkanlah Zakir dan orang lain
yang sama sepertinya berpendapat demikian; namun tidaklah dengan orang Kristen.
Orang Kristen percaya bahwa kata yang digunakan Yohanes adalah TUHAN, karena
jika dilihat dalam bahasa asli Injil Yohanes, yaitu Yunani, kata yang dipakai
adalah kurios. Kata ini dipakai untuk:
1. Pemilik,
yang empunya harta benda. Majikan, induk semang dari hamba pelayan,
budak
2. Pengauasa
tertinggi, raja yang berkuasa
3. Ilah-ilah
4. Gelar
kehormatan terutama bagi atasan
5. Panggilan dari
seorang anak kepada ayahnya
6. Panggilan
bagi seseorang yang bermartabat tinggi dan memiliki otoritas
7. Allah sebagai
tuan tertinggi dan penguasa alam semesta, biasanya merujuk kepada terjemahan
kata Ibrani YHVH.
Saya sama sekali kurang tertarik
untuk berdebat soal kata TUHAN dalam Injil Yohanes tersebut, karena saya punya
keyakinan bahwa kata-kata manusia tidaklah mampu membahasakan keilahian Tuhan
yang mahakuasa. Kita harus sadar bahwa kata-kata memiliki keterbatasan. Yang
menarik perhatian saya adalah logika berpikir DR Zakir. Sekali lagi saya
mengandaikan tidak ada Yohanes 13: 13. Logika berpikir Zakir begini: karena
tidak ada pernyataan dari Yesus bahwa dirinya adalah Tuhan, maka Yesus bukanlah
Tuhan.
Di sini tampak jelas cara berpikir Zakir adalah hitam – putih. Kalau tidak hitam, ya putih. Atau juga cara berpikir demikian dikenal dengan teori black swan. Dulu orang hanya berpikir angsa itu putih. Karena selalu menemui angsa putih, maka orang berasumsi bahwa semua angsa itu putih. Orang tidak percaya bahwa ada angsa hitam, sampai akhirnya ditemui angsa hitam. Jadi, di sini cara pikir Zakir bersifat empiris-eksplisit. Yesus bukan Tuhan karena Dia tidak mengataan demikian. Benarkah logika demikian?
Sabtu, 17 Juni 2023
RENUNGAN MINGGU BIASA XI, THN A
Renungan
Hari Minggu Biasa XI, Thn A
Bac
I Kel 19: 2 – 6; Bac II Rom 5: 6 – 11
Injil Matius 9: 36 – 10: 8
Dalam bacaan liturgi hari ini kita
bisa menemukan adanya pergerakan atau sumber dari belas kasih. Sumber pergerakan
belas kasih itu datang dari Allah. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari
Kitab Keluaran, diceritakan bagaimana Allah yang telah mengasihi umat Israel. Salah
satu memori belas kasih Allah itu adalah peristiwa pembebasan dari Mesir. Dan umat
Israel menjadi bangsa pilihan, umat kesayangan Allah.
Rasul Paulus dan suratnya
kepada jemaat di Roma, sebagaimana terbaca dalam bacaan kedua, juga menjelaskan
sumber pergerakan belas kasih itu datang dari Allah dalam diri Yesus Kristus. Paulus
menyadarkan umat Roma bahwa Allah telah mengasihi kita di saat kita masih lemah
(ay. 6) atau “ketika kita masih berdosa.” (ay. 8). Sama seperti umat Israel
yang menjadi bangsa kesayangan, belas kasih Allah dalam Yesus Kristus membuat
kita “bermegah dalam Allah” (ay. 11).
Injil hari ini juga
mengisahkan pergerakan belas kasih yang bersumber dari Yesus. Dikisahkan bahwa “Melihat
orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka…”
(ay. 36). Yesus, yang adalah wujud kasih Allah Bapa, menjadi sumber belas
kasih.
Sabda Tuhan hari ini hendak
menegaskan kepada kita bahwa sumber belas kasih itu ada pada Allah. Allah-lah
yang lebih dahulu mengasihi kita. Allah tidak peduli keadaan kita berdosa atau
tidak. Allah tetap mengasihi kita sekalipun kita selalu mengingkari janji-Nya. Ingat,
Allah tetap mengasihi kita. Betapa luar biasanya Allah kita ini. Jadi, melalui
sabda-Nya Tuhan mau menyadarkan kita bahwa kita telah dan selalu menerima belas
kasih Allah. Menjadi pertanyaannya adalah, apakah kita juga sudah mengungkapkan
belas kasih itu kepada sesama? Apakah belas kasih kita tulus, ataukah diikuti
dengan pamrih? Di akhir pengajaran-Nya, Yesus mengingatkan kita, “Kamu telah memperolehnya
dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.” (ay. 8).
by: adrian
Jumat, 16 Juni 2023
DIALOG IMAGINATIF PART 2
Video ini berisi dialog imaginatif. Bisa dipastikan isi dari dialog ini sulit dijumpai dalam kehidupan nyata. Namun bukan lantas berarti dialog ini tidak berguna. Ada pesan dan makna yang terkandung di dalamnya, yang hendak disampaikan kepada penonton.
Kamis, 15 Juni 2023
MEMBUAT BINYAK BIODISEL DARI BIJI-BIJIAN
Minyak
sudah menjadi kebutuhan pokok manusia. Dengan minyak manusia dapat menggerakkan
mesin sehingga ia bisa bepergian atau melakukan aktifitas lainnya. Di saat
listrik mati, orang masih bisa memperoleh penerangan dengan menggunakan minyak.
Selama
ini manusia hanya mengandalkan minyal berbahan baku fosil. Manusia tidak tahu
bahwa ketersediaan minyak berbahan baku fosil ini sudah kian menyusut. Cepat
atau lambat ketersediaan bahan itu akan habis. Di samping itu penggunaan minyak
berbahan baku fosil dapat berdampak buruk bagi lingkungan, salah satunya adalah
efek gas rumah kaca.
Oleh
karena itu, sudah saatnya manusia beralih kepada penggunaan minyak berbahan
baku non-fosil. Ada banyak bahan dapat dijadikan minyak yang dapat menunjang
kehidupan manusia. Misalnya, plastik. Dengan menggunakan plastik sebagai bahan
baku minyak, kita secara tidak langsung sudah turut membantu mengurangi tingkat
pencemaran lingkungan.
Berikut
ini akan disajikan dua bahan baku minyak yang berasal dari biji
tumbuh-tumbuhan, yaitu biji jarak dan biji karet.
1. Biji
Jarak Pagar
Caranya:
siapkan biji jarak pagar yang sudah dikeringkan. Proses pengeringan ini dapat
dilakukan dengan menjemur biji tersebut di bawah matahari selama kurang lebih 2
– 3 hari. Setelah itu pecahkan biji itu untuk memisahkan antara daging dan
cangkangnya. Kemudian daging biji jarak digiling dan diperas. (Kalau malas
memisahkan daging dari cangkang, biji jarak dapat langsung digiling dan
diperas). Hasil perasan ini dapat digunakan sebagai bahan pengganti solar; bisa
juga untuk keperluan kompor. Sekedar diketahui, 3 kg biji jarak pagar dapat
menghasilkan 1 liter minyak jarak.
Di
atas merupakan cara tradisional. Bisa dikatakan bahwa minyak di atas masih
bersifat kotor, karena masih tercampur dengan getah dan senyawa lainnya. Untuk
mendapat hasil yang lebih baik, minyak olahan pertama diendapkan semalam, lalu
dilakukan proses degumming, yaitu proses pemisahan getah atau
lendir tanpa mengurangi jumlah asam lemak dalam minyak. Dari
sinilah akhirnya menghasilkan minyak murni.
2. Biji
Karet
Pengolahan
minyak dari biji karet tak jauh berbeda dengan biji jarak pagar. Yang sedikit
membedakannya adalah bahwa biji karet tidak perlu dijemur. Bila perlu biji
karet tidak perlu tertahan lama hingga 2 – 3 hari. Hal ini justru dapat
mengurangi kadar minyaknya. Caranya sama seperti mengolah biji jarak pagar.
Ambil daging biji karet (kernel) lalu diperas dalam ekspeler hingga
menghasilkan minyak biji karet. Untuk mendapatkan minyak biji karet yang murni,
hasil pertama harus melalui proses degumming.
Demikianlah
dua biji yang dapat diolah menjadi minyak. Sebenarnya masih ada beberapa biji
lain lagi yang juga dapat diolah menjadi minyak biodiesel. Misalnya seperti
biji alpukat.
Jika
diperhatikan, ternyata Tuhan menyediakan banyak sarana dan cara bagi manusia.
Semuanya tinggal bagaimana manusia mau memanfaatkannya. Sarana ini sebenarnya
mudah didapat, namun niat baik manusia untuk memanfaatkannya masih lemah.
Apakah kita menunggu minyak berbahan dasar fosil habis dulu baru kita sibuk
mencari alternatif?
Rabu, 14 Juni 2023
MENAKAR CALON PRESIDEN 2024
Ada 3 nama yang memiliki elektabilitas tinggi sebagai calon presiden 2024-2028. Ketiganya memiliki karakter dan ciri yang dapat menentukan seperti apa Indonesia ke depan. Salah memilih, maka akan berdampak juga pada nasib bangsa ini.
Selasa, 13 Juni 2023
SEKILAS TENTANG SYARIAH ISLAM
“Adalah
melalui Syariah, yang umumnya diterjemahkan sebagai “Hukum Islam”, (agama)
Islam diekspresikan dalam masyarakat Muslim… Syariah telah menerjemahkan Islam
dengan tepat. Jika Islam berarti tunduk kepada Kehendak Allah, maka Syariah
adalah jalan yang menunjukkan bagaimana sikap tunduk itu diwujudkan, peta rute
yang sesungguhnya mengenai agama sebagai sebuah cara hidup. Oleh karena itu
bagi banyak orang Muslim, Islam adalah Syariah dan Syariah adalah Islam”.
(Ziauddin Sardar, Desperately Seeking Paradise, London, Granta
Books, 2004, h. 216-217)
Introduksi
Pada
abad 21 ada himbauan yang semakin besar untuk menerapkan Syariah di Barat,
terutama di Inggris Raya, dan agar Syariah diterapkan dengan seutuhnya di
banyak negara dengan mayoritas penduduk yang adalah orang Muslim. Syariah
adalah sebuah kata Arab yang berarti “jalan”. Pada masa kini kata itu digunakan
dalam pengertian “Hukum Islam”, yaitu sebuah sistem yang terperinci dari hukum
religius yang dikembangkan oleh para sarjana Muslim dalam tiga abad permulaan
Islam. Hukum ini mengekspresikan cara hidup Islam – lebih banyak daripada
Qur’an – dan merupakan kunci untuk memahami Islam.
Syariah
meliputi semua aspek kehidupan dan tidak memisahkan antara
wilayah sekuler dari wilayah religius. Syariah memberikan kerangka kerja yang
mencakup hal-hal yang boleh dilakukan dan hal-hal yang dilarang, ritual-ritual
dan perintah-perintah yang menjadi panduan bagi seorang Muslim untuk menjalani
kehidupannya. Banyak orang Muslim yang percaya bahwa Syariah menjaga mereka
dari (berbuat) dosa seperti pagar atau sebuah penghalang di jalan. Syariah juga
merupakan sebuah penanda identitas yang memisahkan orang Muslim dari orang
non-Muslim. Syariah sangat mempengaruhi tingkah-laku dan cara pandang banyak
orang Muslim, bahkan di negara-negara sekuler dimana Syariah tidak mempunyai peranan
dalam pembentukan hukum disana.
Norma
Ilahi yang Sempurna
Banyak
orang Muslim percaya bahwa Syariah adalah hukum yang diwahyukan Tuhan, sempurna
dan kekal, mengikat individu-individu, kelompok masyarakat dan negara dalam
semua detilnya. Oleh karena itu mereka percaya bahwa kritik apapun terhadap
Syariah adalah sesat/bidat. Banyak orang Muslim Sunni yang percaya bahwa
Syariah sangat tidak bisa diubah, walaupun kelompok Syiah mengijinkan adanya
kemungkinan untuk menginterpretasi dan mengadaptasikannya ke dalam
keadaan-keadaan yang baru.
Orang
Muslim yang menyangkali validitas Syariah atau mengkritiknya dalam cara apapun
dipandang sebagai non-Muslim (kafir atau murtad) oleh kaum tradisionalis dan
Islamis. Oleh karena itu mereka menghadapi ancaman penganiayaan sebagai orang
yang murtad, dan kejahatan seperti ini, berdasarkan syariah harus dihukum mati.
Perkembangan
dan Karakteristik Syariah
Syariah
Mensistematisir Semua Tindakan Manusia
Syariah
adalah sebuah sistem legal yang kompleks yang bersumber dari teks-teks Qur’an
dan hadith (catatan tradisi perkataan dan perbuatan Muhammad) melalui
interpretasi, komentari dan kasus hukum. Syariah diciptakan dalam sebuah
konteks dalam mana orang-orang Muslim memegang kekuasaan politik, dan dengan
demikian kurang memberikan petunjuk bagi orang-orang Muslim yang hidup sebagai
kaum minoritas di bawah (pemerintahan) orang non-Muslim.
Syariah
berusaha menggambarkan secara terperinci semua kemungkinan perbuatan manusia,
membaginya menjadi halal dan haram. Kemudian membaginya lagi ke dalam berbagai
tingkatan yang baik atau jahat, seperti apa yang diwajibkan, dianjurkan,
netral, merupakan pilihan atau dilarang. Syariah merupakan kumpulan peraturan,
yang mengatur secara terperinci segala sesuatu yang berkenaan dengan hidup
rohani, ibadah, ritual penyucian, pernikahan dan warisan, pelanggaran kriminal,
perdagangan dan tingkah-laku pribadi hingga ke detil yang sekecil-kecilnya.
Syariah juga mengatur pemerintahan dalam negara Islam dan hubungannya dengan
non-Muslim dalam negara tersebut sebagaimana juga dengan musuh-musuh di luar
negeri.
Mazhab-mazhab Hukum
Jumat, 09 Juni 2023
Studi Alquran QS 29 Ayat 12
Sepertinya level allah swt hanyalah menanggapi komentar-komentar orang yang tak jelas kapasitas dan kompetentasinya. Yang penting komen. Masalahnya, yang dikomen itu persoalan receh. Sudah itu, keliru pula. Sungguh menyedihkan allah seperti ini. Bukan saja terlihat tidak ada kerjaan, tapi juga terlihat bodoh.
Selasa, 06 Juni 2023
MENGUBAH YANG TAK NYAMAN MENJADI NYAMAN
Suatu hari hujan lebat mengguyur
wilayah keuskupan. Saat itu saya sedang jogging mengitari kompleks wisma.
Spontan mata saya tertuju pada kolong gorong antara ruang TV dan kapel.
Biasanya di kolong itu ada anak anjing menikmati istirahat siangnya. Sekedar
informasi, anak anjing ini memiliki trauma dengan saya. Melihat saya ia selalu
ketakutan. Dan sebagai ungkapan ketakutan ia selalu menggonggong. Segera
gagasan untuk melakukan eksperimen kecil muncul di benakku.
Awalnya anak anjing ini sama
sekali tidak terganggu dengan turunnya hujan. Ia merasa nyaman di kolong itu.
Namun ketika hujan kian deras, dan air hujan mulai membasahi kolong, anjing ini
mulai terasa tidak nyaman. Hal ini sudah kuduga. Dan seperti biasa, secara
naluri, siapa dan apapun, akan berusaha meninggalkan ketidak-nyamanan dan
mencari situasi nyaman. Demikian halnya dengan anak anjing itu.
Anak anjing itu mulai
meninggalkan kolong. Akan tetapi, saya berdiri sekitar 3 langkah dari mulut
kolong. Melihat saya, anak anjing langsung menggonggong. Saat kepalanya mau
keluar, saya maju satu langkah. Anak anjing itu menggonggong sambil mundur ke
dalam kolong. Ketika ia mundur, saya kembali ke posisi semula. Begitulah
situasinya. Ketika anak anjing itu hendak keluar, saya maju satu langkah, dan
ia mundur kembali sambil menggonggong. Sementara hujan terus mengguyur, hanya
tingkat intensitasnya mulai menurun.
Dari dalam kolong anak anjing
itu terus menggonggong. Situasi ini berlangsung kurang lebih sekitar 25 menit.
Setelah itu, tak terdengar lagi bunyi gonggongan anak anjing itu. Hujan tinggal
rintik-rintik saja. Dari kejauhan saya melihat anak anjing itu mengambil posisi
tidur.
Dari sini dapat dilihat beberapa
kesimpulan. Ketika menghadapi situasi tak nyaman (daerah kolong basah), anak
anjing, secara naluri, berusaha untuk keluar dari situasi tidak nyaman itu.
Namun ia menemukan penghalang (dalam hal ini diri saya). Karena tidak dapat
mengatasi penghalang ini, anak anjing ini akhirnya memutuskan untuk bertahan di
bawah kolong, meski situasinya tidak nyaman. Dengan kata lain, anak anjing ini
menikmati ketidak-nyamanan sampai akhirnya merasa nyaman.
Namun, masih ada satu dua
pertanyaan yang belum bisa terjawab. Kesimpulan di atas terjadi karena nilai
ketidak-nyamanan lebih rendah daripada penghalangnya. Bagaimana jika seandainya
nilai ketidak-nyamanan itu sama atau lebih besar dari penghalang, apakah anak
anjing itu tetap menikmati ketidak-nyamanannya? Dalam kasus di atas, daerah
kolong hanya sekedar basah. Bagaimana kalau air menggenangi kolong sehingga
situasi benar-benar sangat tidak nyaman? Mungkin suatu saat saya akan
mencobanya.
Dari eksperimen anak anjing ini,
saya tertarik untuk menariknya ke dalam situasi manusia. Saya jadi teringat
akan suatu situasi di sebuah keuskupan yang mengalami takhta lowong. Ketika
takhta lowong, Vatikan mengangkat seorang uskup sufragan menjadi administrator
apostolik. Kebetulan uskup satu ini memiliki sikap yang agak tegas. Hal ini
terlihat dari kebijakan awalnya setelah terpilih jadi administrator apostolik:
ada beberapa imam didepak. Imam-imam ini sebelumnya selalu menikmati hak-hak
istimewa.
Berhadapan dengan administrator
apostolik ini imam-imam itu benar-benar merasa tidak nyaman. Mereka, yang pada
masa uskup sebelumnya benar-benar nyaman, kini mengalami situasi
ketidak-nyamanan. Mau keluar dari situasi tidak nyaman ini, ada penghalang,
yaitu janji imamat, yang setiap tahun selalu diucapkan di hadapan uskup dan
umat. Jadi, situasi mereka saat ini kurang lebih sama seperti anak anjing dalam
kasus di atas. Tapi, apakah para imam ini akan bertahan menikmati
ketidak-nyamannya?
Sama seperti dalam kasus di atas
masih meninggalkan pertanyaan, dalam kasus imam ini pun masih ada pertanyaan.
Pertanyaan itu seputar kadar ketidak-nyamanan. Tentulah tak selamanya uskup
tadi menjadi administrator apostolik. Pastilah suatu saat akan terpilih uskup
baru. Nah, bagaimana jika uskup baru nanti memiliki karakter jauh lebih tegas
dari administrator apostolik saat ini? Kadar ketegasan ini tentulah berdampak
pada ketidak-nyamanan para imam itu. Jadi, mereka sungguh-sungguh merasa tidak
nyaman. Apakah berhadapan dengan ketidak-nyamanan yang besar ini akan membuat
mereka berani mengalahkan penghalang untuk keluar dari situasi tidak nyaman
ini?
Kita lihat saja.
diolah kembali dari tulisan 7 tahun lalu
Kamis, 01 Juni 2023
DIALOG IMAGINATIF PART 1
Dialog imaginatif merupakan suatu bentuk rekayasa dialog. Dapat dipastikan dialog ini tidak pernah terjadi dalam kehidupan nyata. Akan tetapi, dalam dialog ini terkandung makna dan pesan penting bagi kehidupan.