Renungan
Hari Minggu Biasa XI, Thn A
Bac
I Kel 19: 2 – 6; Bac II Rom 5: 6 – 11
Injil Matius 9: 36 – 10: 8
Dalam bacaan liturgi hari ini kita
bisa menemukan adanya pergerakan atau sumber dari belas kasih. Sumber pergerakan
belas kasih itu datang dari Allah. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari
Kitab Keluaran, diceritakan bagaimana Allah yang telah mengasihi umat Israel. Salah
satu memori belas kasih Allah itu adalah peristiwa pembebasan dari Mesir. Dan umat
Israel menjadi bangsa pilihan, umat kesayangan Allah.
Rasul Paulus dan suratnya
kepada jemaat di Roma, sebagaimana terbaca dalam bacaan kedua, juga menjelaskan
sumber pergerakan belas kasih itu datang dari Allah dalam diri Yesus Kristus. Paulus
menyadarkan umat Roma bahwa Allah telah mengasihi kita di saat kita masih lemah
(ay. 6) atau “ketika kita masih berdosa.” (ay. 8). Sama seperti umat Israel
yang menjadi bangsa kesayangan, belas kasih Allah dalam Yesus Kristus membuat
kita “bermegah dalam Allah” (ay. 11).
Injil hari ini juga
mengisahkan pergerakan belas kasih yang bersumber dari Yesus. Dikisahkan bahwa “Melihat
orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka…”
(ay. 36). Yesus, yang adalah wujud kasih Allah Bapa, menjadi sumber belas
kasih.
Sabda Tuhan hari ini hendak
menegaskan kepada kita bahwa sumber belas kasih itu ada pada Allah. Allah-lah
yang lebih dahulu mengasihi kita. Allah tidak peduli keadaan kita berdosa atau
tidak. Allah tetap mengasihi kita sekalipun kita selalu mengingkari janji-Nya. Ingat,
Allah tetap mengasihi kita. Betapa luar biasanya Allah kita ini. Jadi, melalui
sabda-Nya Tuhan mau menyadarkan kita bahwa kita telah dan selalu menerima belas
kasih Allah. Menjadi pertanyaannya adalah, apakah kita juga sudah mengungkapkan
belas kasih itu kepada sesama? Apakah belas kasih kita tulus, ataukah diikuti
dengan pamrih? Di akhir pengajaran-Nya, Yesus mengingatkan kita, “Kamu telah memperolehnya
dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.” (ay. 8).
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar