Pengetahuan
adalah pencerahan budi. Dari budi turun ke hati, dan dari sana lahirlah
kehendak dan aksi. Budi yang tercerahkan dapat mendatangkan tindakan-tindakan jernih. Dan
pencerahan tidak melulu datang hanya dari buku-buku saja atau dari ruang kelas. Pencerahan
itu bisa datang dari apa dan siapa saja serta dari mana saja, tergantung adanya keterbukaan
hati dan budi. Salah satunya adalah pengalaman.
Hal
inilah yang hendak diangkat blog budak-bangka lima tahun lalu. Pada 15 Maret
2014, budak-bangka menurunkan tulisan dengan judul: “Pastor dan Sopir Mikrolet”. Tulisan tersebut mau mengisahkan cerita
perjumpaan seorang pastor dengan sahabat lamanya, yang berprofesi sopir angkot.
Sekilas cerita itu biasa-biasa saja. Akan tetapi, setelah mengikuti cerita
tersebut dengan hati dan budi yang terbuka, kita akan menemukan sejumlah pesan
bernilai yang berguna.
Dikemas
dengan bahasa yang sederhana dan alur cerita yang ringan membuat pembaca dapat
dengan mudah menikmatinya. Tulisan tersebut tidak terlalu panjang. Dapat dikatakan
relatif singkat, sehingga pembaca dapat dengan cepat menyelesaikan bacaannya
dan langsung menemukan pesannya. Bagaimana kisah perjumpaan dua manusia beda
profesi itu? Dan apa pesan cerita tersebut bagi kita? Langsung saja
membacanya di sini. Selamat
membaca!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar