PASKAH DAN KEPEDULIAN
AKAN DUNIA
Paskah
tahun ini merupakan paskah ketiga bagi Paus Fransiskus sejak terpilih pada
tahun 2013. Dalam perayaan paskah ini Paus serba pertama ini membaptis sejumlah
orang masuk ke dalam persekutuan Gereja Katolik. Ada seorang gadis Kamboja
berumur 13 tahun, dan 9 orang dewasa, termasuk seorang perempuan 66 tahun dari
Kenya, negara tempat militan al Shabaab
Islam menewaskan 148 orang di universitas.
Dalam
perayaan itu, Paus Fransiskus mengajak umat Katolik untuk belajar bagaimana “memasuki
misteri” Paskah. Paus, yang lahir pada 17 Desember 1936 ini, mengatakan bahwa
untuk masuk ke dalam misteri Paskah, umat harus melampaui zona kenyamanan, kemalasan
dan ketidakpedulian, dan keluar mencari kebenaran, keindahan juga cinta.
Untuk
bisa mencapai hal tersebut, jelas Paus, umat memerlukan kerendahan hati;
kerendahan untuk merendahkan diri sendiri, kerendahan hati untuk tidak
mengambil diri terlalu serius, mengakui siapa kita sebenarnya: makhluk dengan kekuatan
dan kelamahan, orang-orang berdosa yang membutuhkan pengampunan.
Paskah dan Perdamaian Dunia
Dalam
pesan paskahnya, Paus Fransiskus menekankan semangat perdamaian dunia di tengah
situasi peperangan di beberapa negara dalam beberapa waktu terakhir ini.
“Kita
mohon agar dentuman senjata bisa segera mereda sehingga tidak memakan korban
manusia yang banyak. Semoga komunitas internasional aktif menjaga perdamaian
sehingga tidak mengakibatkan peperangan berkepanjangan,” ungkap Paus yang
pernah mendapat penghargaan The Person of the Year dari Majalah TIME.
Berkaitan
dengan perang ini, Paus Fransiskus menyebut secara spesifik tempat-tempat
pertempuran itu. Misalnya, di Israel, yang disebutnya sebagai “tanah suci”.
Paus menyerukan agar di tanah suci ada perdamaian antara Israel dan Palestina.
Ada juga disebut Libya, yang sedang berkecamuk perang saudara, atau di Afrika
ada Nigeria dan Kenya, serta konflik antara Ukraina dan Rusia. Paus Fransiskusmengajak orang yang sedang bertikai untuk menghentikan perang dan bersama-sama
menciptakan damai.
Selain
peperangan, Paus asal Argentina ini berdoa bagi korban kriminal dan kekerasan
di seluruh dunia. Termasuk di dalamnya adalah para korban kekejaman ISIS. Bapa
Paus mengajak umat Katolik untuk peduli akan nasib mereka dan berdoa untuk
mereka.
Tanjung Pinang, 6 April 2015
by:
adrian, dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar