Orang Islam menilai bahwa kitab suci orang Kristen sekarang ini (juga
kitab suci orang Yahudi) sudah tidak asli lagi, alias sudah dipalsukan. Mereka
yakin akan hal itu. Dasar keyakinan itu ada pada pernyataan Al Qur'an, yang
berbunyi: "Orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang umi yang
namanya mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi
mereka" (QS Al-Araf: 157)
Pernyataan tersebut diperkuat dengan surah As-Saff ayat 6 yang berbunyi:
"Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata: 'Hai bani Israel,
sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu memberikan kitab (yang turun)
sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang
rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Akhmad (Muhammad)..."
Dari dua surah Al Qur'an di atas terlihat jelas bahwa dasar kitab suci
orang Kristen dan Yahudi itu sudah tidak asli adalah karena tidak ada nama Nabi
Muhammad. Padahal Allah sudah mengatakan bahwa nama Muhammad sudah disebut
dalam kitab Taurat (kitab suci orang Yahudi) dan Injil (kitab suci orang
Kristen). Dengan kata lain, karena tidak ditemukan nama Muhammad dalam kitab suci
orang Yahudi dan Kristen, maka disimpulkan bahwa kitab suci tersebut sudah
dipalsukan. (Emang siapa sih Muhammad itu sehingga harus disebut? Sok merasa
penting).
Karena itu, orang islam percaya bahwa orang Kristen dan Yahudi sudah
menyembunyikan atau memalsukan kitab suci. Hal ini persis seperti yang
dikatakan Allah dalam surah Al-Maidah ayat 41: “Mereka mengubah kata-kata
dan makna yang sebenarnya.” Karena itu, dalam surah yang sama ayat 15, Allah
berfirman, “Hai ahli kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu rasul kami,
menjelaskan kepadamu banyak dari isi Alkitab yang kamu sembunyikan.”
Keyakinan bahwa kitab suci orang Kristen dan Yahudi sudah dipalsukan
juga didasarkan pada firman Allah, "Apakah kamu masih mengharapkan mereka
akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah,
lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang
mereka mengetahui". (QS. Al Baqarah: 75).
Demikianlah dasar keyakinan bahwa alkitab sekarang ini sudah tidak asli
lagi. Masih ada beberapa surah lain yang menyatakan bahwa orang Kristen dan
Yahudi telah mengubah isi kitab sucinya. Isi kitab suci orang Kristen dan
Yahudi sekarang sudah tidak seperti aslinya. Sudah ada yang diubah. Ada sesuatu
yang disembunyikan. Salah satunya adalah nama Muhammad. Perlu diketahui, dasar
keyakinan ini ada pada Al-Quran, yang merupakan pedoman umat islam. Al Quran
diyakini langsung dari Allah.
Menjadi pertanyaan, sungguhkan Alkitab itu sudah dipalsukan. Untuk menjawab pertanyaan ini, kami tidak akan mengambil argumen dari luar, seperti argumen biblis (kitab suci orang Kristen dan Yahudi), argumen historis atau argumen lainnya. Kami akan mendasari argumen pada Al Quran sendiri. Selanjutnya, biarlah akal budi (nalar) yang berperan.
Pertama, jika benar Alkitab sudah diubah,
kenapa Allah masih menyatakan kepada orang islam untuk mengimani Alkitab. Dalam
surah Al-Ankabut ayat 46 Allah berfirman, “Dan janganlah kamu berdebat dengan
Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang baik, kecuali dengan orang-orang yang
zalim di antara mereka, dan katakanlah: Kami telah beriman kepada (kitab-kitab)
yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu.” Logikanya mestinya
Allah harus menyampaikan kepada Muhammad untuk melarang umat supaya tidak beriman
kitab yang sudah diubah. Seharusnya Allah menyampaikan kepada Muhammad untuk
mengatakan, “Kami telah beriman hanya kepada yang diturunkan kepada kami, yaitu
Al Quran, tidak kepada yang diturunkan kepadamu.”
Kedua, jika betul Alkitab sudah
dipalsukan, kenapa Allah menyuruh Muhammad bertanya kepada orang Yahudi dan
Kristen yang mengimani kitab sucinya di saat Muhammad merasa ragu. Dalam surah
Yunus ayat 94 Allah berfirman kepada Muhammad, “Jika engkau berada dalam keragu-raguan
tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang yang
membaca kitab sebelummu.” Secara nalar dan logika, mestinya Allah menyuruh
Muhammad supaya tidak bertanya kepada orang-orang yang membaca kitab
sebelumnya. Sebab isi kitab yang dibaca itu sudah banyak yang disembunyikan,
dengan demikian orang yang membaca kitab itu sudah tidak dapat dipercaya sama
sekali atau tidak bisa dipercaya lagi. Tapi ironisnya mengapa Allah justru
malah menyuruh Muhammad bertanya kepada mereka? Aneh.
Ketiga, jika memang benar Alkitab itu
sudah tidak asli lagi, mengapa Muhammad tetap disuruh beriman kepada Alkitab.
Dalam surah Ali Imran ayat 84 dikatakan, “Kami beriman ...., dan apa yang
diturunkan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan...” Yang diturunkan kepada
Musa adalah Taurat, dan kepada Isa adalah Injil (yang bagi umat islam dilihat
sebagai kitab suci orang Yahudi dan Kristen). Bila kitab suci tersebut diyakini
sudah dipalsu kenapa masih harus diimani. Logikanya, seharusnya Allah melarang Muhammad
dan umat islam untuk mengimani kitab tersebut. Mungkin ada yang mengatakan
bahwa kitab yang diturunkan kepada Musa dan Isa adalah kitab yang asli,
sedangkan kitab yang dipegang orang Yahudi dan Kristen waktu itu sudah tidak
asli. Jadi, umat islam mengimani kitab yang asli. Menjadi persoalan, kitab itu
tidak ada. Bagaimana bisa mengimani apa yang tidak ada?
Keempat, jika benar Alkitab sudah
dipalsukan, mengapa Allah masih menyatakan bahwa di dalam Taurat dan Injil ada
petunjuk, ada cahaya dan ada pengajaran bagi orang yang bertaqwa. Allah
berfirman, “Kami teruskan jejak mereka dengan mengutus Isa putra Maryam,
membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami menurunkan Injil
kepadanya, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, dan membenarkan Kitab yang
sebelumnya, yaitu Taurat, dan sebagai petunjuk serta pengajaran untuk
orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al Maidah: 46). Logikanya, jika sudah
dipalsukan, semestinya Allah berkata bahwa Taurat dan Injil itu sudah tidak ada
petunjuk, cahaya dan pengajaran.
Kelima, jika memang Alkitab sudah
diubah, kenapa Allah mengatakan kepada ahli kitab untuk menegakkan Taurat dan
Injil. Kepada Muhammad, Allah berfirman, “Wahai ahli kitab! Kamu tidak
dipandang beragama sedikit pun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil
dan yang diturunkan Tuhan kepadamu.” (QS Al Maidah: 68). Logikanya, Allah
seharusnya mengajak Ahli Kitab itu untuk menegakkan Al Quran, dan meninggalkan
Alkitab (Taurat dan Injil). Pertanyaan kecil, kenapa ahli kitab itu tidak mau
menegakkan Al Quran? Orang yang berpikir sehat bisa menemukan jawabannya.
Demikianlah lima argumen atas pertanyaan apakah Alkitab orang Kristen
dan Yahudi sudah dipalsukan. Ada yang berdalih bahwa Allah menurunkan Al Qur'an
sebagai penyempurna kitab-kitab yang terdahulu. Dengan mengatakan bahwa Al
Quran menyempurnakan kitab-kitab yang terdahulu (Taurat dan injil), itu
menunjukkan bahwa Taurat dan Injil tidak sempurna. Konsekuensi logis adalah
orang bisa menganggap Allah itu kurang bijak, karena menurunkan Alkitab yang
tidak sempurna.
Tentang Al Quran yang disebut sebagai kitab penyempurna kitab-kitab
terdahulu, ini berarti menunjukkan bahwa Al Quran merupakan kitab yang
sempurna. Akan tetapi, bagi mereka yang mempunyai akal budi yang sehat, tentu
akan menemukan kebingungan, dimana letak kesempurnaan Al Quran. Dari segi tata
bahasa, khusus Bahasa Indonesia, sangat terlihat kacau balau alias amburadul.
Alur narasinya pun tidak jelas. Tidak ada keteraturan dalam struktur kitabnya.
Dan banyak hal lain yang menggambarkan ketidak-teraturan kitab ini. Tapi
anehnya, orang islam menilainya sebagai kitab yang sempurna.
Selain itu, sandainya benar Alkitab itu sudah dipalsukan, orang dapat
mengatakan bahwa Allah tidak bisa memelihara kitab-Nya sendiri, karena
membiarkan kitab-Nya diubah orang. Hal ini menimbulkan beberapa pertanyaan:
Kenapa Allah membiarkan kitab-Nya diubah? Dan kemana kitab yang asli? Dan
kenapa Allah tidak menurunkan kembali kitab yang asli itu?
Dari uraian di atas, kami tidak akan membuat satu kesimpulan. Kami
membiarkan pembaca, dengan nalar yang sehat dan logis, untuk menyimpulkan
sendiri.
diambil dari tulisan 6 tahun lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar