Suatu ketika, pada tahun 1988, terjadi wawancara batin antara Don Stefano
Gobbi dan Bunda Maria. Wawancara batin adalah suatu gejala mistik yang ada
dalam kehidupan Gereja. Ia bukanlah komunikasi inderawi. Dalam wawancara batin
ini orang tidak mendengar dengan telinga atau melihat dengan mata dan tidak ada
sesuatu yang bisa disentuh. Jadi, wawancara batin merupakan anugerah dalam
bentuk pesan yang disampaikan Allah kepada kita supaya dilaksanakan dengan
bantuan-Nya. Dalam wawancara batin di sini, Don Stefano menjadi alat
komunikasi; dengan tetap menjaga kebebasannya, ia mengungkapkan persetujuan
terhadap kegiatan Roh Kudus. Artinya, ia tidak mencari-cari gagasan atau cara
pengungkapannya. Ia murni sebagai penyalur pesan.
Wawancara batin antara Bunda Maria dan Don Stefano Gobbi ini memuat pesan
Bunda Maria untuk para imam. Pesan yang disampaikan dalam wawancara batin ini masih
relevan hingga saat kini. Apa pesan Bunda Maria?
“Putra-putraku terkasih, hari ini adalah saatmu. Maka kamu dipanggil untuk lebih banyak menderita. Yesus mengundangmu untuk mengikuti Dia menempuh jalan Kalvari. Aku melihat betapa berat salib yang harus kamu panggul hari ini dan aku berada di dekat setiap orang dari kamu, dengan kasih keibuanku.
Jangan biarkan dirimu dicekam oleh stress. Musuhku sering melukaimu dengan
menggunakan orang-orang yang baik dan orang-orang yang telah kamu tolong dengan
banyak cara. Kadang-kadang ia menggunakan konfratermu sendiri. Saat yang
kuramalkan kepadamu sudah tiba, ketika para imam yang menghormati aku,
mendengarkan aku dan mengikuti aku dicemoohkan, diperolok-olok dan ditentang
oleh imam-imam lain, yang juga merupakan putra-putra terkasih Bundamu.
Oleh karena itu, kamu dipanggil untuk memasuki taman Getsemani, bersama
Yesus saudaramu, yang ingin menjalani kembali kembali dalam dirimu saat-saat
menyedihkan, yakni sakratulmaut batin-Nya. Maka, kamu pun harus mengecap
kepahitan piala-Nya dan mengulangi bersama-Nya kepasrahan puterawi, “Bapa,
bukan kehendakku, melainkan kehendak-Mu terjadilah.
Siapkanlah dirimu untuk menjalani penderitaan yang tak terperikan, yakni
ditinggalkan oleh orang-orang yang paling kamu percaya, dicemooh oleh
konfrater, dikesampingkan oleh pimpinan, ditentang oleh sahabat, dianiaya oleh
mereka yang telah menerima suatu kompromi dengan dunia dan telah menyatukan
diri dengan pasukan rahasia Mansory.
Jangan biarkan dirimu dicekam oleh perasaan berkecil hati. Inilah saatnya untuk
menjadi saksi-saksi yang pemberani. Suaramu harus memaklumkan dengan semakin
lantang, Sabda Injil dan semua kebenaran iman katolik. Kamu harus membongkar
setiap kesesatan, mengalahkan jerat-jerat yang halus, menolak setiap kompromi
dengan roh dunia dan memberikan kepada semua orang teladan kesetiaanmu pada
Kristus dan Gereja-Nya.
Saatnya sudah tiba, Yesus yang tesalib harus kamu kasihi dan kamu muliakan.
Bawalah ia selalu bersamamu dan tunjukkanlah Dia kepada semua orang sebagai
satu-satunya Juruselamat dan penebus. Juga untuk generasimu yang jahat ini,
tidak ada kemungkinan lain untuk diselamatkan kecuali dalam Yesus Kristus yang
terkasih.
Jangan biarkan dirimu dicekam oleh ketakutan. Saat pengurbanan sudah tiba.
Kamu akan dianiaya. Bahkan akan terjadi bahwa orang-orang yang menentangmu,
yang menfitnahmu, yang melecehkan kamu, yang mengesampingkanmu dan yang
menganiayamu akan percaya bahwa mereka melakukan sesuatu yang berkenan di hati
Bapa surgawi dan juga kepadaku, Bundamu yang tak bernoda.
Ini merupakan bagian dari saat gelap gulita yang harus kami jalani. Karena
kau sekarang memasuki tahap pemurnian yang paling gelap dan menyakitkan dan
segera Gereja akan digoncang oleh penganiayaan yang mengerikan, suatu
penganiayaan baru, yang sampai sekarang belum pernah dikenal.
Hiduplah dalam doa. Hiduplah dalam kepercayaan. Jalanilah saat berharga untuk pengurbanan imamatmu bersamaku, Bundamu yang penuh kasih, yang telah menerimamu semua di dalam taman Hatinya yang tak bernoda, untuk mempersembahkanmu kepada Bapa surgawi sebagai kurban yang berkenan di Hati-Nya, demi keselamatan dunia.”
diolah kembali dari tulisan 7 tahun lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar