Manusia adalah makhluk religius. Tingkat kematangan
religiusitas seseorang biasanya seiring dengan kematangan kepribadiannya. Semakin
matang kepribadian orang, makin mantap juga sikap religiusnya. Bagaimana dengan
religiusitas pada anak remaja? Menurut Elizabeth B. Hurlock, dalam bukunya PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. (edisi 5), religiusitas masa remaja terbagi dalam 3
periode (hlm. 222). Berikut ini ketiga periode tersebut:
Periode Kesadaran Religius
Pada saat remaja mempersiapkan diri untuk menjadi anggota gereja yang
dianut orang tua, minat religiusnya meninggi. Sebagai akibat dari meningkatnya
minat ini, ia mungkin menjadi bersemangat mengenal agama – sampai-sampai ia
mempunyai keinginan untuk menyerahkan kehidupan untuk agama – malah meragukan
keyakinan yang diterima mentah-mentah selama masa kanak-kanak. Seringkali
remaja membandingkan keyakinannya dengan keyakinan teman-teman, atau
menganalisis keyakinannya secara kritis sesuai dengan meningkatnya pengetahuan
remaja.
Periode Keraguan Religius
Berdasarkan penelitian secara kritis terhadap keyakinan masa kanak-kanak,
remaja sering bersikap skeptik pada pelbagai bentuk religius, seperti berdoa
dan upacara-upacara gereja yang formal, dan kemudian mulai meragukan isi
religius, seperti ajaran mengenai sifat Tuhan dan kehidupan setelah mati. Bagi
beberapa remaja keraguan ini dapat membuat mereka kurang taat pada agama,
sedangkan remaja yang lain berusaha untuk mencari kepercayaan lain yang dapat
lebih memenuhi kebutuhan daripada kepercayaan yang dianut oleh keluarganya.
Periode Rekonstruksi Agama
Lambat atau cepat remaja membutuhkan keyakinan agama meskipun ternyata
keyakinan pada masa kanak-kanak tidak lagi memuaskan. Bila hal ini terjadi, ia
mencari kepercayaan baru – kepercayaan pada sahabat karib sesama jenis atau
lawan jenis, atau kepercayaan pada salah satu kultus agama baru. Kultus ini
selalu muncul di berbagai Negara dan mempunyai daya tarik yang kuat bagi remaja
dan pemuda yang kurang mempunyai ikatan religius. Pemuda biasanya merupakan
mangsa bagi setiap kultus religius yang berbeda atau baru.
diolah dari tulisan 7 tahun lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar