Selingkuh
adalah sebuah kata yang sangat ditakuti ketika orang hendak membangun sebuah
relasi. Bukan hanya relasi cinta suami-istri atau relasi pacaran saja,
melainkan relasi koalisi dalam dunia politik. Dalam dunia politik sering kali
terdengar istilah pecah kongsi, di mana awalnya berkoalisi namun akhirnya
berpisah karena adanya salah satu partai yang berselingkuh atau tidak setia
pada komitmen. Karena itu, dalam dunia politik dikenal adagium ini: tak ada
teman yang abadi; yang abadi hanyalah kepentingan.
Tulisan
ini lebih menyoroti masalah perselingkuhan dalam relasi suami-isteri dan bisa
juga dikenakan pada relasi pacaran. Masalah selingkuh sudah menjadi momok dalam
kehidupan. Jika terjadi dalam kehidupan, tentulah akan sangat menyakitkan hati.
Apalagi bila pasangan hidup itu selalu terlihat baik di depan mata. Selingkuh
bisa menjadi biang kehancuran sebuah rumah tangga atau retaknya hubungan
pacaran. Ada begitu banyak hubungan pisah hanya karena masalah selingkuh.
Bisa
dikatakan bahwa semua orang, baik pria maupun wanita, sebenarnya tidak mau
adanya perselingkuhan dalam hubungan mereka. Atau, orang mau kesetiaan. Akan
tetapi, kenapa tetap saja ada perselingkuhan?
Mulai
minggu ini hingga 2 minggu mendatang kami akan menampilkan tulisan yang
mengupas masalah seputar perselingkuhan. Untuk minggu ini kami turunkan tema
selingkuh secara umum. Minggu depan (hari Rabu, 25/06) kami akan sajikan tema
selingkuh dari kaca mata kaum Adam, sedangkan dari kaca mata perempuan
ditampilkan minggu depannya lagi. Semoga tulisan ini dapat membuka wawasan dan
berguna bagi kehidupan.
Tanpa
disadari, ternyata ada banyak orang di sekitar kita yang berselingkuh. Menurut
laporan mengenai perilaku seksual oleh National Opinion Research Center pada
tahun 2006, hampir seperempat dari pria menikah dan 13 persen perempuan menikah
memiliki affair. Atau, sebuah penelitian yang dilakukan di
Indonesia beberapa tahun lalu yang menyatakan bahwa 1 dari 3 pria berselingkuh.
Dalam
kenyataannya, selingkuh itu sering tidak seperti yang dibayangkan atau
diperkirakan orang. Misalnya seperti pasangan yang kita kenal yang selama ini
terlihat sangat bahagia, namun ternyata suaminya berselingkuh. Banyak hal
mengenai selingkuh ternyata sekadar mitos. Ada beberapa mitos tentang selingkuh
yang beredar selama ini.
a)
Hormon memengaruhi kesetiaan
Sebuah
studi yang dilakukan para peneliti di The University of Texas di Austin
menyatakan bahwa perempuan yang memiliki oestradiol (hormon seks, sering
dikaitkan juga dengan kesuburan) tinggi cenderung akan melakukan
perselingkuhan. Alasannya karena dengan oestradiol yang tinggi mereka akan
merasa lebih menarik, dan cenderung ingin menggoda, mencium, dan memiliki affair serius
dengan pasangan baru. Kadar oestradiol ini dikaitkan secara negatif dengan
kepuasan perempuan dengan pasangannya yang utama. Para peneliti mengatakan
bahwa penemuan itu menunjukkan perempuan yang sangat subur tidak mudah
dipuaskan oleh pasangan tetapnya, dan terdorong untuk mencari pria yang lebih
menarik. Meskipun demikian, mereka cenderung tidak akan memuaskan dorongan negatif
ini dan tetap monogami.
b)
Selingkuh selalu melibatkan seks
Scott
Haltzman MD, profesor klinis di Brown University, dan penulis buku The
Secrets of Happy Married Men, mengungkapkan bahwa tak selamanya selingkuh itu
diungkapkan dengan hubungan seks. Selingkuh juga bisa terjadi pada tingkat
emosional, tanpa kontak seksual. "Pertemanan bisa berkembang menjadi
perselingkuhan emosional ketika terjadi keintiman emosional, ketegangan
seksual, dan dirahasiakan di luar pernikahan," kata Dr Haltzman. Selingkuh
secara emosional inilah yang justru paling ditakuti kaum wanita.
c)
Orang selingkuh karena kehilangan cinta
Menurut
Dr. Haltzman, affair bisa terjadi karena seseorang merasa
tidak lagi mencintai pasangannya. Namun bukan berarti sudah tidak ada lagi
cinta. "Mereka mungkin tidak bahagia pada saat itu, tapi tidak berarti
cinta sudah tidak ada lagi," kata Dr. Haltzman. Alasan selingkuh sering
kali mengarah pada masalah lain pada hubungan seseorang, misalnya suami yang
butuh dorongan ego dari seorang perempuan yang bukan istrinya, atau istri yang
mencari perhatian yang tidak didapatnya di rumah.
d)
Pria hanya selingkuh dengan perempuan
yang lebih muda dan lebih cantik daripada pasangannya
Lihatlah
Pangeran Charles dan Camilla Parker Bowles, atau Ray Sahetapy ketika digugat
cerai Dewi Yull karena menjalin hubungan dengan wanita yang lebih tua darinya.
Ketidaksetiaan tidak selalu harus dikaitkan dengan sosok yang lebih muda dan
lebih cantik. Suatu affair sering kali berangkat dari masalah
dalam hubungan seseorang saat itu, demikian menurut Matt Titus, pakar relationship dan
penulis buku Why Hasn't He Called?. "Orang selingkuh karena
mencari sesuatu yang tidak dimiliki suami atau pasangannya," paparnya.
e)
Sekali selingkuh, selamanya akan
selingkuh
Titus
mengatakan, ketika seseorang belajar dari kesalahannya, ia akan melihat akibat
dari perbuatannya. Seorang pria yang pernah berselingkuh dan menyebabkannya
bercerai, mengatakan telah merasakan konsekuensi dari ketidaksetiaannya, dan
menjadi dewasa secara emosional dari pengalamannya tersebut. Ketika akhirnya ia
menikah lagi, ia merasa diberi kesempatan kedua. "Aku tak akan pernah lagi
selingkuh dari istriku. Jadi, stigma 'sekali selingkuh selamanya akan selingkuh'
itu tidak selalu benar," katanya.
f)
Perkawinan pasti bubar saat terjadi
perselingkuhan
"Affair tidak
selalu harus menghentikan hubungan dalam perkawinan itu," ujar Dr.
Haltzman. "Affair itu justru bisa menjadi semacam wake
up call." Artinya, jika kita mampu mengambil hikmahnya, affair yang
dilakukan suami bisa ditanggapi dengan menyadari bahwa mungkin telah terjadi
masalah dalam hubungan kita. Lalu, jadikan momen ini untuk membuka dialog
mengenai masalah tersebut.
g)
Selingkuh satu kali sama saja dengan
suatu "affair"
Rhonda
Fine PhD, pakar seksologi klinis, tidak sependapat dengan hal ini. "Satu
kali perselingkuhan memang bisa merusak kepercayaan dalam hubungan perkawinan
Anda, tetapi affair akan menetap jauh lebih emosional daripada
kencan semalam," tutur duta The American Academy of Clinical Sexologists
ini. Saat melakukan one night stand atau affair,
artinya kita tidak menghargai pasangan dan janji pernikahan. Namun affair yang
berlangsung lama bisa mengarah ke keintiman emosional.
h)
Perempuan tidak mungkin selingkuh
"Ketika
perempuan makin terlibat dalam dunia kerja, dan sering melakukan perjalanan
dinas, mereka akan lebih sering menghadapi situasi yang mendorong mereka untuk
selingkuh," kata Dr. Fine. Menurutnya, hal ini juga disebabkan perempuan
lebih mudah melakukan bonding daripada pria. Ketika mereka
bekerja bersama pria secara intens, mereka akan merasa menemukan relasi
emosional.
i)
Pria selingkuh karena tak mendapatkan
cukup kasih sayang di rumah
Ada
banyak alasan mengapa orang berselingkuh. Hal itu tak selalu berhubungan dengan
ketertarikan dengan orang lain. Menurut Dr. Fine, orang berselingkuh karena
egois, tidak dewasa, atau narsistik. Mereka senang merasakan sensasi, atau
drama yang mungkin tercipta. Mereka mendahulukan kepentingannya dibanding yang
lain, dan jarang menyalahkan diri sendiri bila perselingkuhan terjadi.
j)
Selingkuh terjadi karena krisis paruh
baya
Dalam
suatu jajak pendapat secara online yang dilakukan Wisconsin
Public Radio, lebih dari separuh responden mengatakan, krisis paruh baya adalah
pengalaman yang sangat menimbulkan depresi dan merenggut keberanian. Memang
beberapa pria memasuki usia paruh baya, dan memiliki affair sesudahnya.
Namun, pria yang lain akan memulai kebiasaan minum alkohol terlalu banyak, atau
menjadi depresi secara klinis. Kalau sudah begini, ia harus menjalani
konseling.
k)
Orang yang selingkuh tak ingin kepergok
"Ada
juga orang yang sengaja melakukannya sedemikian rupa sehingga pasangan mereka
memergokinya," tukas Dr. Haltzman. Entah itu dengan meninggalkan bekas
lipstik di kerah kemeja, atau membiarkan e-mail terbuka pada
komputer di rumah. Pendek kata, meninggalkan jejak di mana-mana. Sering kali
hal itu merupakan suatu sinyal permintaan bantuan. Ada orang yang
menunjukkannya dengan sangat jelas karena mereka ingin berhenti tapi tak tahu
caranya.
Gen
yang Bikin Orang Selingkuh
Orang
sering mengutarakan penyebab orang berselingkuh, baik dari sisi sosial,
psikologi maupun dari sisi biologis. Akan tetapi, sebuah penemuan baru yang
cukup mengejutkan mengatakan bahwa ada sebuah gen yang ternyata meningkatkan
perilaku selingkuh terhadap pasangan. Gen ini berlaku untuk pria dan wanita.
Gen
yang disebut DRD4 ini memengaruhi kadar dopamin pada otak. Satu dari empat
orang yang memiliki gen ini cenderung tidak setia pada pasangan hingga dua kali
lipat daripada mereka yang tidak memilikinya. Ketika pria atau wanita dengan
gen "pengkhianat cinta" ini punya affair, mereka menerima
dorongan kimiawi yang sama dengan penjudi yang memenangkan taruhan atau seorang
alkoholik yang menerima minuman.
Setelah
menguji 180 pria dan wanita muda mengenai perilaku mereka terhadap hubungan,
peneliti berkesimpulan bahwa mereka yang memiliki varian tertentu dari gen DRD4
cenderung lebih memiliki sejarah perselingkuhan, termasuk one night
stand.
"Dalam
kasus seks yang tidak terikat, risikonya tinggi, lalu ada unsur penghargaan dan
variabel motivasi sehingga ini memastikan adanya dorongan dopamin," urai
Justin Garcia, salah satu peneliti dari State University of New York.
Enam
Tipe Peselingkuh
Dr.
Doug Weiss, presiden American Association for Sex Addiction Therapy dan pendiri
situs konseling SexAddict.com, mengungkapkan ada 6 jenis peselingkuh. Tidak
semua dari peselingkuh adalah pecandu seks, namun ada peselingkuh kambuhan yang
memang memiliki masalah kecanduan seks.
Keenam
tipe atau jenis peselingkuh menurut Dr. Weiss dijelaskan dalam bukunya, Addicted
to Adultery: The Other Reason Spouses Cheat.
1.
Si pemburu
Tipe
ini cerdas, sukses, dan pintar bicara, yang memancarkan energi seksual atau
narsistik tertentu. Mereka biasanya mencari orang yang rapuh, kesepian, atau
justru pecandu seks lain untuk menikmati quickie sex. Mereka
punya pickup lines atau modus operandi yang
jelas untuk menjerat korbannya. Tetapi mereka tidak akan mencari tipe pemburu
lain, karena akan menyakiti mereka. Contoh tipe ini adalah Tiger Woods, yang
menurut Dr. Weiss mencari tipe wanita tertentu yang muda, cantik,
langsing, dan rela melakukan apa saja untuknya.
2.
Si pahlawan
Tipe
ini biasanya berlagak ingin menolong korbannya yang sedang mengalami kesusahan.
Mereka akan mendekati korbannya sambil berpura-pura menjadi pendengar yang baik
mengenai kehidupan si korban. Korban tentu merasa sangat dihargai dan
dimengerti, sehingga menaruh kepercayaan pada si pahlawan ini. Kepercayaan ini
lalu disambut dengan gembira, karena artinya jalan untuk mendapatkan si korban
semakin dekat. Bahkan setelah berhasil merebut hati si korban, mereka akan tetap
dipandang sebagai pria yang manis.
3.
Tipe korban
Tipe
ini kebalikan dari tipe “si pahlawan”. Mereka akan berkeluh-kesah pada
pasangannya, bahwa istri/suaminya tidak pernah memperhatikan, menghargai,
apalagi ingin berhubungan intim dengannya. Orang ini berlagak mencari seseorang
bisa membantunya keluar dari permasalahannya, membuat calon korbannya merasa
iba. Padahal, dengan cara itulah mereka menjerat korban sesungguhnya. Dr. Weiss
mengambil contoh Tiger Woods. Tiger Woods disebut-sebut selalu mengeluh tidak
bahagia dalam pernikahannya dengan istrinya, Elin, untuk meyakinkan wanita lain
supaya mau tidur dengannya.
4.
Tipe oportunis
Tipe
ini bisa mengincar seseorang yang 20 tahun lebih muda atau lebih tua, gemuk
atau kurus, kaya atau kekurangan. Mereka akan merasa senang jika diinginkan
atau didambakan orang lain, sehingga siapa saja yang menginginkan mereka tentu
akan diterima dengan antusias. Mereka tak peduli bagaimana penampilan
korbannya, atau apa latar belakangnya. Pendeknya, selama ada kesempatan, mereka
akan berusaha mendapatkannya.
5.
Tipe profesional
Ini
tipikal pria pada umumnya. Tipe ini tidak mencari cinta, tidak peduli pada
keinginan atau kebutuhan korbannya, atau apa yang dipikirkan korban mengenai
diri mereka. Sebab mereka sebenarnya menjalani kehidupan normal, memiliki istri
yang baik, anak-anak yang manis, dan pekerjaan yang mapan. Tetapi mereka bisa
menjadi badung ketika mereka menginginkannya. Karena itu mereka berusaha
menyembunyikan semua aksinya. Mereka memegang prinsip ini: “Kalau tidak
ada yang tahu, tidak akan ada yang sakit hati.”
6.
Tipe pemuja
Ini
tipe peselingkuh yang paling spesifik. Mereka hanya menginginkan satu tipe
wanita/pria tertentu, yang sangat terbatas. Bahkan, mereka berani mengambil
risiko untuk menerima satu kesempatan langka bersama pasangan yang mereka
inginkan. Mereka bisa membagi-bagi hatinya, dan seringkali merasa memiliki hak
untuk melakukan perselingkuhan.
Selingkuh
Di Mata Pria dan Wanita
Dalam Sex
and the City 2 dikisahkan Carrie Bradshaw, yang sedang berlibur, jauh
dari suami, tiba-tiba bertemu dengan Aidan, mantannya yang dulu bikin Anda
tergila-gila. Carrie ternyata masih memiliki perasaan khusus terhadap Aidan.
Dan akhirnya Carrie mengecup Aidan; sebuah kecupan ringan untuk seorang teman.
Kecupan itu memang tidak begitu dalam.
Bila
hal itu terjadi pada kita, tentu kita akan merasa bersalah dan berusaha
berpikir positif: toh, kita tidak melakukan apa pun yang
"berbahaya". Itu hanya kecupan ringan untuk seorang teman. Namun
meskipun berusaha keras mengenyahkan rasa bersalah tersebut, kita pasti akan
tetap dihantui pikiran. Apakah saya telah berselingkuh? Sebab saya tidak ingin
terlibat lebih jauh dengan si mantan.
Penulis
dan pakar hubungan, Dr. David Eigen, mendefinisikan selingkuh sebagai apapun
yang dilakukan tanpa integritas terhadap komitmen, kesepakatan, atau janji
pernikahan. Bolehkah kita makan malam dengan seorang mantan jika kita sudah
terlibat hubungan dengan orang lain? "Sebenarnya boleh saja," kata
Eigen, "jika hubungan pertemanan Anda dalam kadar yang sehat."
Kapan
kita dikategorikan berselingkuh memang masih diperdebatkan, karena batasannya
berbeda untuk pria maupun wanita. "Perempuan biasanya lebih emosional.
Sedangkan untuk pria lebih berkenaan dengan seks," ujar pakar seks, Dr.
Victoria Zdrok. Menurutnya, perempuan tidak hanya lebih emosional, tetapi juga
lebih pemaaf. Kebanyakan perempuan mampu memaafkan saat pasangannya
berselingkuh. Asal, yang dilakukan hanya untuk seks, bukan berpindah ke lain
hati alias melibatkan perasaan. Kebalikannya, pria justru lebih sulit memaafkan
urusan seks ketimbang cinta.
Jika
situasi yang terjadi pada Carrie dan Aidan ini juga kita alami, akibatnya tentu
jauh lebih parah daripada jika kita berselingkuh dengan kenalan baru.
"Selingkuh dengan mantan itu jauh lebih menyakitkan (untuk
pasangan)," lanjut Dr. Zdrok. Penyebabnya tak lain adanya komponen
emosional yang kuat dengan mantan kita. Apalagi jika dulu kita berpisah
baik-baik, tanpa permusuhan.
Bukan
Karena Orang Ketiga
Banyak
orang berpikir bahwa orang ketiga dalam pernikahan adalah salah satu penyebab
keretakan rumah tangga. Namun, hal ini dengan tegas dibantah oleh konsultan
pernikahan Indra Noveldy. Orang ketiga bukanlah faktor utama penyebab
perceraian. Karena dalam hal perselingkuhan ini sebenarnya merekalah yang
menjadi 'korban'.
Indra
mengungkapkan, sebenarnya orang ketiga bisa hadir di tengah-tengah kehidupan
pernikahan karena kesalahan pasangan itu sendiri. Orang ketiga ini hadir karena
salah satu pasangan memberi celah yang cukup besar kepada mereka. "Awal
masuknya orang ketiga ini karena ada celah yang dibentuk pasangan suami istri
sebagai akibat dari masalah dan konflik rumah tangga yang mereka hadapi, namun
tak terselesaikan dengan baik," jelas Indra.
Setiap
pernikahan pasti mengalami berbagai masalah dan konflik. Oleh karenanya, semua
masalah harus diselesaikan dengan baik dan memuaskan bagi kedua belah pihak.
Sayangnya, banyak pasangan yang menganggap masalah akan selesai dan sembuh
seiring berjalannya waktu. Banyak orang berprinsip, “Biarlah waktu yang
menyelesaikannya.” Sebenarnya prinsip ini bukan merupakan solusi yang tepat.
"Waktu
tidak akan menyembuhkan masalah, jika dari dalam diri sendiri tak ada usaha dan
keinginan untuk menyelesaikan masalah tersebut," beber Indra. Masalah yang
menumpuk dalam rumah tangga membuat celah di antara pasangan. Celah ini bisa
disebabkan oleh perilaku pasangan yang terlalu mendominasi, arogan, terlalu
banyak menuntut, atau tidak komunikatif. Situasi ini akan menimbulkan perasaan
tidak nyaman dalam diri pasangan saat berada di dekat kita.
Indra
menambahkan bahwa kunci pernikahan yang bahagia dan langgeng adalah adanya rasa
nyaman terhadap pasangan. Ketika perasaan itu tak lagi didapatkan dari
pasangan, maka mereka akan mencari sosok lain yang bisa membuat diri dan
perasaan mereka menjadi lebih nyaman dan bahagia. Dari sinilah muncul
perselingkuhan.
Untuk
menghindari terjadinya hal ini, jangan buru-buru menyalahkan pasangan karena
mereka selingkuh. Coba perbaiki dan intropeksi diri masing-masing, apakah sudah
bisa membuat pasangan merasa nyaman hidup bersama. Selain itu, perbaiki
hubungan dan perkuat fondasi rumah tangga agar semua masalah yang terjadi bisa
diselesaikan dengan baik.
Selingkuh
Mudah Dimaklumi
Tidak
gampang menjadi selebriti, karena segala tindak-tanduknya menjadi sorotan.
Mereka menjadi role model bagi banyak penggemarnya. Bila hanya
sekadar menularkan gaya berbusana atau semangat kerja keras dalam mencapai
tujuan, tentu tidak menjadi masalah. Tetapi bagaimana bila perilaku selebriti
yang tidak pantas kemudian ditiru oleh penggemarnya? Hal inilah yang
dikhawatirkan para peneliti dari University of Essex, karena dalam penelitian
mereka terlihat bahwa kebiasaan selingkuh, berkendara dalam keadaan mabuk, dan
berbohong, kini makin diterima oleh masyarakat, ketimbang pada awal tahun
2000-an.
Kesimpulan
ini diperoleh setelah mereka mengadakan survei terhadap lebih dari 2.000 orang.
Dari survei tersebut terungkap pula bahwa orang Inggris cenderung memaafkan
perilaku buruk yang ditularkan oleh tokoh panutan mereka. "Menurut kami,
hal ini karena role model mereka bukan sosok yang baik, entah
itu pemain bola yang berselingkuh dari istrinya, atau wartawan yang meng-hack ponsel
orang lain. Secara bertahap, orang cenderung menjadi lebih tidak jujur, lebih
bersedia mengungkapkan kebohongan, dan lebih mentoleransi perzinahan,"
papar Profesor Paul Whiteley, yang menulis studi ini.
Penelitian
yang ditujukan untuk mengukur integritas ini juga mendapati bahwa perempuan
lebih jujur daripada laki-laki, namun hanya 50 persen partisipan yang sepakat
bahwa berselingkuh tak boleh dibenarkan. Padahal, pada tahun 2000 ada 70 persen
perempuan yang menyatakan tak sepakat dengan perselingkuhan. Satu dari tiga
orang mengecam sikap gemar berbohong.
Menurut
Profesor Whiteley, jika modal sosial begitu rendah, dan orang menjadi saling
curiga sehingga tidak mampu bekerjasama, masyarakat tersebut memiliki kesehatan
dan performa pendidikan yang lebih buruk, kurang bahagia, serta kurang
berkembang secara ekonomi.
Penutup
Kita
sudah melihat soal selingkuh secara umum. Dari situ dapat disimpulkan bahwa
tidak setiap orang ternyata menyukai selingkuh. Ada yang menginginkan
kesetiaan. Selingkuh menunjukkan adanya sikap egois dalam hidup. Karena itu,
untuk menghindari terjadinya perselingkuhan, langkah awal yang harus dilakukan
adalah menghilangkan sikap egois tersebut.Sikap yang harus dibentuk dalam diri
kita bila mengetahui pasangan kita selingkuh adalah memaafkan atau mengampuni.
Sikap ini dengan sangat baik dicontohi oleh nabi Hosea. Sekalipun istrinya sering
berselingkuh, Hosea tetap kembali merangkul istrinya dan memaafkannya. Memang
untuk membangun sikap memaafkan membutuhkan kekuatan yang sangat luar biasa
besar. Memaafkan itu merupakan ciri ilahi, bukan manusiawi. Karena itulah, agar
bisa memaafkan, kita perlu minta bantuan kekuatan dari Tuhan.
diolah kembali dari tulisan 8 tahun lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar