Tiga
tahun lalu, dalam sebuah tausiyah di Masjid Annur di Pekanbaru, Ustadz Abdul
Somad menyampaikan pandangan islam tentang salib, yang kini menjadi heboh. Pada
waktu itu, Sang Ustadz menyampaikan pernyataannya ketika menjawab sebuah
pertanyaan dari seorang wanita, yang mengatakan bahwa hatinya menggigil saat
melihat salib. Dalam jawabannya itu terungkap pernyataan “di salib itu ada jin
kafir” dan “di dalam patung itu ada jin kafir.”
Pernyataan
tersebut dirasakan sungguh melukai hati umat kristiani, baik protestan maupun
katolik, karena dinilai telah menghina agama Kristen. Bagi orang Kristen, salib
merupakan lambang keselamatan, karena melalui salib Yesus Kristus telah menebus
dan menyelamatkan umat manusia. Karena itu, umat kristiani merasa dilukai
dengan pernyataan bahwa ada jin kafir di salib, seakan hendak menyamakan Yesus
Kristus dengan jin.
Akan
tetapi, reaksi umat kristiani beragam dalam menyikap pernyataan Ustadz Abdul
Somad (UAS). Beberapa tokoh agama Kristen, baik KWI maupun PGI, mengajak
umatnya untuk tetap tenang dalam menyikapi kasus UAS. Ada tokoh terang-terangan
meminta agar kasus UAS tidak dibawa ke ranah hukum. Namun ada juga umat yang
marah dan menuntut Sang Ustadz ke polisi.
Kami
tak mau jatuh dalam persoalan reaksi atas kajian islam UAS terkait salib. Kami
hanya mau berusaha memahami pernyataan Sang Ustadz bahwa ceramahnya tentang
salib itu sudah sesuai dengan aqidah islam. Hal ini dibenarkan juga oleh MUI.
Jika MUI dinilai sebagai otoritas islam di Indonesia, maka dapatlah dikatakan
bahwa memang kajian islam soal salib itu sesuai dengan ajaran islam.
Kira-kira
dimana dasarnya? Seperti yang telah dikatakan UAS bahwa malaikat tidak masuk ke
dalam rumah jika di dalamnya ada simbol patung. Alasannya karena patung
merupakan tempat tinggal jin.
Untuk
pernyataan UAS yang pertama, yaitu malaikat
tidak masuk ke dalam rumah jika di dalamnya ada patung kami menemukan
pendasarannya pada HS Muslim 24: 5250 (kami memakai spoken Islamic center). Di sana
dikatakan, “Angels do not enter the house
in which there is a dog or a statue.” Ini merupakan perkataan Nabi
Muhammad, yang diceritakan Abu Talha. Malaikat merupakan utusan Allah untuk
menyampaikan pesan-Nya kepada umat. Hadis ini dengan tegas melarang umat islam
menyimpan patung (apa pun bentuknya) di dalam rumah.
Akan
tetapi kami tidak menemukan dasar aqidah dari pernyataan UAS bahwa patung
merupakan tempat tinggal jin. Namun jika dikaitkan dengan kajian salibnya, kami
menduga mungkin QS an-Nisa: 157. Dalam surah itu dikatakan bahwa yang disalib
itu bukan Yesus (ISA Putra Maryam), tetapi orang yang diserupakan dengan dia. Apakah
ada kemungkinan itu kerjaan jin? Mungkin UAS dapat menjelaskannya.
Jika
memang demikian pendasarannya (khusus poin pertama), bagaimana jika dikaitkan
dengan peristiwa tausiyah 3 tahun lalu itu? Dikatakan bahwa waktu itu UAS
menjawab persoalan yang diajukan seorang wanita yang hatinya menggigil saat melihat salib. Jawaban UAS bahwa (dengan
pendasaran HS Muslim 24: 5250) malaikat tidak ke rumah jika ada patung terkesan
sama sekali tidak nyambung. Pastilah wanita yang bertanya itu adalah seorang
muslimah. Pertanyaan kita adalah, apakah
ada patung salib di rumah wanita itu?
Biar
bagaimana pun, kita harus menghormati apa yang dikatakan UAS; apalagi
perkataannya sudah sesuai dengan ajaran islam. Dari sini kita dapat mengetahui
bahwa ternyata dalam islam umat dilarang untuk menyimpan patung. Dan ternyata
bukan hanya patung saja yang dilarang tetapi juga gambar dan foto (HS Muslim
24: 5254). Jika UAS konsisten dengan aqidah, jika MUI benar-benar mendukung
ceramah UAS sesuai dengan aqidah islam, maka sudah sepatutnya MUI sebagai
otoritas islam Indonesia menjalankan aqidah tersebut.
Dabo,
28 Agustus 2019
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar