Umat
Kristen sejak awal percaya pada empat Injil yang disampaikan oleh Matius,
Markus, Lukas, dan Yohanes. Sebaliknya, umat Islam mendakwa bahwa Injil orang
Kristiani palsu. Mereka lebih percaya pada injil
Barnabas, yang konon ditulis pada abad pertama oleh Rasul Barnabas. Yang
mengherankan buku ini muncul pada abad XVIII.
Tulisan
ini bertujuan untuk memaparkan ulasan singkat tentang injil Barnabas sehingga pembaca dapat menilai apakah injil ini asli atau palsu. Soal keyakinan
umat islam, itu adalah hak mereka. Akan tetapi, perlu juga mengetahui soal injil ini karena memiliki implikasi
serius ke iman islam.
Ada
banyak alasan kenapa umat islam menghormati dan mengakui keaslian injil Barnabas. Dari sekian banyak
alasan, dapat diutarakan 2 alasan utama, yaitu:
1. Keterangan tentang Yesus Sesuai dengan
Al Quran
Kehadiran
injil Barnabas seakan membenarkan apa
yang diwartakan oleh Al Quran tentang Yesus atau Nabi Isa. Al Quran dan injil Barnabas menyatakan bahwa Yesus
bukan Allah, seperti yang diimani oleh umat kristen, melainkan manusia biasa.
Yesus bukan Penyelamat (Mesias).
Selain
itu juga Al-Quran menyatakan bahwa Yesus tidak disalibkan. Ini senada dengan injil Barnabas, yang menceritakan bahwa
Yesus tidak disalibkan, melainkan orang lain yang menyerupai Dia.
Injil Barnabas juga mencela
dan mengecam Rasul Paulus dan pelayanannya. Terlihat jelas bahwa injil ini amat pro-Islam. Umat islam
sangat tidak suka dengan Paulus, dan selalu menilai bahwa kekristenan adalah
ciptaan Paulus. Maka tidak heranlah jika buku ini diterima oleh orang Islam dan
dianggap mereka sebagai injil yang
benar.
2. Nubuat tentang kedatangan Muhammad
Umat
Islam percaya bahwa kedatangan Muhammad sudah dinubuatkan dalam Alkitab. Hal
ini sudah dikatakan dalam Al-Quran. Surah 7:157 mengatakan "...
orang-orang yang mengikuti rasul, nabi yang ummin yang mereka dapati tertulis
di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka."
Namun
sayang, nubuat tentang nabi Muhammad tidak ditemukan dalam Taurat (Kitab
Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan) dan Injil (Matius, Markus,
Lukas, dan Yohanes). Para sarjana Islam sudah mencari nubuat-nubuat ini, namun
yang didapati adalah Yesus dan bukan Muhammad. Kekecewaan umat Islam terobati
setelah melihat injil Barnabas, yang
menyebut kedatangan Muhammad. Karena itu, umat islam menilai bahwa Alkitab
telah ditukar dan diubah oleh manusia, sementara yang benar hanya injil Barnabas.
Sebenarnya
para ahli Kristen dan Islam setuju bahwa injil
Barnabas adalah palsu. Injil ini
dikarang oleh seorang yang beragama Islam dari Italia pada abad ke-14. Berikut
ini beberapa kesalahannya.
1. Injil
Barnabas Bertentangan dengan Al Quran
Para
sarjana Islam menolak buku ini karena keterangannya bertentangan dengan
Al-Quran. Penulis injil Barnabas, yang
awalnya berusaha untuk menyokong keterangan yang ada dalam Al-Quran, telah
membuat banyak kesalahan, sehingga akhirnya hasil usahanya justru bertentangan
dengan Al-Quran. Pertentangan-pertentangan itu harus menyadarkan orang Islam
akan kepalsuan buku ini, karena jika mereka mengakui injil Barnabas itu benar, maka secara tak langsung mereka
mengatakan Al-Quran adalah salah.
Di
sini akan ditampilkan beberapa contoh pertentangan antara Al-Quran dan injil Barnabas. Pertama, dalam injil
Barnabas tertulis ada sembilan langit padahal Al-Quran hanya menyebut tujuh
langit.
Barnabas
178:
"...
Firdaus sangat besar sehingga tiada manusia dapat mengukurnya. Sesungguhnya
saya kata kepadamu bahwa langit ada sembilan, di mana terletak
cakrawala-cakrawala..."
Surah
2:29:
"Dialah
Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan berkehendak
(menciptakan) lalu dijadikannya tujuh langit.
Kedua, injil
Barnabas menyatakan bahwa Mariam tidak mengalami kesakitan saat melahirkan Yesus.
Hal ini bertentangan dengan Al-Quran yang menerangkan tentang kesakitan Mariam
saat melahirkan Yesus.
Barnabas
3:
"...
(Mariam) dikelilingi oleh cahaya yang amat terang dan melahirkan anaknya dengan
tanpa merasa sakit, lalu membalutnya dengan kain dan meletaknya di atas
palung..."
Surah
19:23:
"Maka
Mariam mengandungnya lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu di tempat
jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia pada pohon kurma. Dia
berkata 'Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang
yang tidak bererti, lagi dilupakan'."
Orang
Kristiani menolak injil Barnabas bukan
karena pertentangannya dengan Al-Quran. Pertentangan dengan Al Quran seharusnya
menjadi kewajiban umat islam menolak kitab tersebut. Penolakan umat kristen
dilandasi pada isi kandungannya yang tak mungkin ditulis oleh Rasul Barnabas
dan fakta-fakta yang terdapat dalam buku itu bertentangan dengan fakta sejarah.
Orang kristen percaya bahwa Rasul Barnabas tidak mungkin membuat kesalahan-kesalahan
itu.
2. Penulis
Injil Barnabas Bukan Rasul Barnabas
Orang
menilai bahwa injil ini ditulis oleh
orang yang bernama Barnabas, salah satu rasul pada masa jemaat perdana. Nama
Barnabas pertama kali disebut dalam Kisah Para Rasul. Dia seorang yang kaya,
orang Lewi yang peramah dan penyayang, teman Paulus, dan seperti Paulus
diberikan gelaran rasul. (Kisah Rasul-Rasul 4: 36, 9: 26, 27; 11: 22,24,25,30;
12: 25; 13: 1,50; 14: 12; 15: 36,39; 1Korintus 9: 6; Galatia 2: 1,13; Kolose 4:
10).
Terlihat
jelas bahwa penulis injil Barnabas melawan
pengajaran-pengajaran Paulus terutamanya tentang penyaliban, kematian dan
kebangkitan Tuhan Yesus, dan kepercayaan Kristen bahwa Yesus ialah Anak Allah. Benarkah
Rasul Barnabas yang menulis buku itu? Dalam Kis 9: 27, Barnabaslah yang
mengakui bahwa Paulus adalah pengikut Yesus.
Barnabas
dan Paulus bersama-sama memberitakan Yesus sebagai Anak Allah dan tentang
bagaimana Allah membangkitkan Yesus dari antara orang mati (Kis 13: 33).
Dapatlah
disimpulkan bahwa Rasul Barnabas bukan penulis buku injil Barnabas. Orang lain telah menulis buku itu dan menggunakan
namanya dengan maksud mengelirukan orang.
3. Beberapa
Kesalahan
a. Persoalan
tentang sosok Barnabas. Bila memeriksa sejarah Barnabas, akan didapati bahwa
dia muncul di kalangan rasul-rasul selepas kebangkitan Yesus. Nama aslinya
ialah Yusuf (Kis 4: 36). Dia telah menjual sebidang tanah miliknya dan
menyumbangkan hasil jualan itu kepada rasul-rasul untuk dibagikan kepada orang miskin.
Perbuatan
kasih Barnabas sangat membantu orang Kristen, sehingga para rasul memberinya
gelar "Barnabas" yang bermakna "anak penghiburan". Jadi, nama
“Barnabas” baru muncul setelah kebangkitan Yesus.
Penulis
injil Barnabas membuat satu kesalahan
ketika menulis bahwa Barnabas adalah salah seorang dari duabelas rasul yang
selalu bersama-sama Yesus semasa pelayanan-Nya, dan Barnabas dipanggil dengan
nama Barnabas oleh Yesus sendiri (Yesus menjawab, "Jangan susah hati,
Barnabas, kerana mereka yang dipilih Allah sebelum ciptaan dunia ini tidak akan
binasa...")
b. Persoalan
tentang gelar Yesus sebagai Mesias atau Kristus. Penulis injil Barnabas menyatakan bahwa Yesus bukan Mesias, tapi dalam buku
itu Yesus juga disebut "Kristus". Perkataan
"Kristus" sebenarnya adalah terjemahan Yunani untuk perkataan Mesias
(artinya Penyelamat) dan "Yesus Kristus" bermaksud Yesus Mesias. Pertentangan
dalam pernyataan penulis yang menyatakan Yesus bukan Mesias tetapi adalah
Kristus, membongkarkan kepalsuan buku itu.
c. Persoalan
tentang tahun Yobel. Pada masa nabi Musa, Allah telah menetapkan supaya orang
Yahudi merayakan tahun Yobel setiap lima puluh tahun. Ada tertulis dalam Imamat
25:10, "Dengan demikian kamu mengkhaskan tahun yang kelima puluh, dan menyerukan
kebebasan kepada segenap penduduk negeri ..."
Akan
tetapi, injil Barnabas mengatakan
bahwa "di seluruh dunia, tahun Yobel yang dirayakan setiap seratus tahun
akan diubah oleh Mesias kepada setiap tahun di segala tempat."
Di
sini ada satu kesalahan fakta yang sangat kentara. Tahun Yobel yang dirayakan
setiap lima puluh tahun dikatakan dirayakan setiap seratus tahun. Kesalahan ini
memungkinkan kita mengetahui kapan buku ini ditulis. Pada tahun 1300 Paus
Boniface VIII mengeluarkan perintah supaya tahun Yobel ini dirayakan setiap 100
tahun. Pengganti Paus Boniface VIII, Paus Clement VI, memberikan perintah pada
tahun 1343 supaya perayaan tahun Yobel diubah semula kepada sekali dalam 50
tahun.
Dengan
latar belakang ini, dapat disimpulkan bahwa penulis buku injil Barnabas hanya tahu tentang perintah Paus Boniface VIII. Hal
ini membuktikan bahwa penulis itu hidup pada zaman Paus Boniface VIII. Jadi, injil Barnabas tidak mungkin ditulis
lebih awal daripada abad ke-14 dan semua nubuat yang terkandung di dalamnya
tentang kedatangan Muhammad adalah palsu karena buku itu ditulis selepas
kedatangan Muhammad.
Kesimpulan
Bukti-bukti
yang ada jelas membuktikan bahwa injil
Barnabas tidak mungkin ditulis lebih awal daripada abad XIV. Rasul Barnabas
bukan penulisnya. Seorang beragama islam yang mempunyai pengetahuan yang minim
tentang agama Kristen telah menulisnya untuk mengelirukan orang kristen.
Buku
itu mempunyai banyak pertentangan yang membongkarkan kepalsuan buku itu. Orang
Islam juga harus menolak buku itu karena keterangan dalam buku itu tidak selaras
dengan keterangan dalam Al-Quran.
Bagi
orang Kristiani, kita harus berpegang kepada Injil yang terdapat dalam alkitab
bahwa Tuhan Yesus telah datang ke bumi ini, dan melalui kematian dan
kebangkitan, Dia telah membuka satu-satunya jalan bagi kita kepada Allah Bapa
di surga. Bagi setiap orang
yang percaya kepada-Nya diberi-Nya kuasa untuk menjadi anak-anak Allah (Yohanes 1: 12).
diringkas
kembali dari budak bangka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar