Iman
kristiani adalah rahmat, dan hanya dapat dirasakan dalam hati oleh mereka yang
ingin disentuh oleh kebangkitan. “Hati yang tertutup, yang terlalu
rasionalisik, tidak bisa memahami pesan Paskah, yakni cinta Tuhan yang terwujud
dalam kemenangan Kristus atas kematian,” kata Paus Fransiskus pada audensi 19
April 2017. “Betapa indahnya untuk mengetahui bahwa esensi dari iman kristiani
adalah bukan tentang kita mencari Tuhan, tetapi Tuhan yang mencari kita.”
Dalam
renungannya tentang harapan, Paus ke-266 ini mengambil Surat Paulus kepada
Jemaat di Korintus, dimana Paulus menekankan kebangkitan sebagai “inti dari
iman kristen.” Paus Fransiskus mengungkapkan, “Kristianitas lahir dari sini. Ini
bukan sebuah sistem ideologi atau falsafah tapi jalan iman yang berawal dari
sebuah kejadian yang disaksikan oleh para murid Yesus.”
Santo Paulus yang mengisahkan tentang mereka yang menyaksikan kebangkitan Kristus
pada akhirnya menganggap dirinya sebagai orang yang tidak pantas mengingat
bahwa dirinya pernah menjadi musuh bagi orang-orang kristen awal. Paulus bukan
seorang anggota paduan suara. Dia seorang pembunuh pengikut Kristus yang bangga
dengan keyakinannya. Tapi suatu hari sesuatu yang tidak pernah dibayangkan
terjadi, yaitu pertemuan dengan Yesus yang bangkit dalam perjalanan ke
Damaskus.
Kejutan
dari pertemuan dengan Yesus inilah yang semua orang kristen harus alami, bahkan
orang berdosa sekalipun. Seperti para murid yag melihat makan Yesus terbuka,
semua orang – baik pria maupun wanita – dapat menemukan kebahagiaan, sukacita
dan kehidupan, dimana sebelumnya mereka berpikir hanya ada kesedihan, kekalahan
dan kegelapan.
sumber:
UCAN Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar