Dewan
Kepausan untuk Dialog Antarumat Beragama Vatikan, menerbitkan dokmen resmi yang
berisikan pesan Ramadhan dan Idul Fitri 1437 Hijriah kepada umat islam di
seluruh dunia. Pesan itu berjudul: Christians
and Muslims: Beneficieries and Instruments of Devine Mercy.
Pejabat
di Kedutaan Indonesia untuk Takhta Suci Vatikan di Vatikan, Sturmius Bate,
Jumat, 1 Juli 2016, mengatakan pesan Ramadhan dan Idul Fitri bagi umat islam
merupakan tradisi tahunan bagi Vatikan, yang telah berlangsung sejak 43 tahun
lalu. Pesan itu umumnya dikirim menjelang akhir bulan suci Ramadhan atau
sebelum perayaan Idu Fitri, baik melalui perwakilan diplomatik negara sahabat
di Vatikan maupun melalui Kedutaan Besar Vatikan (Nunciature) di seluruh dunia.
Pesan
Ramadhan dan Idul Fitri 1437 Hijriah kali ini berisikan beberapa hal penting,
di antaranya harapan spiritual agar umat islam yang menjalankan ibadah puasa
mendapatkan pahala berlimpah. Vatikan menyampaikan harapan semoga Ramadhan
menjadi momentum yang tepat untuk memperkuat ikatan kerohanian antara umat
kristiani dan umat islam.
Melalui
pesan yang ditulis Kardinal Jean-Louis Tauran itu, ketua Dewan Kepausan untuk
Dialog Antarumat Beragama, Takhta Suci memberi penekanan pada kesamaan antara
kristiani dan islam, dimana umat kristiani dan islam sama-sama mengimani Allah
sebagai sosok Yang Maha Pengampun dan Maha Mengasihi segala makhluk
ciptaan-Nya, termasuk manusia.
Terhitung
8 Desember 2015 hingga 20 November 2016 Gereja Katolik merayakan Tahun Yubelium
Kerahiman Allah. Yubelium sendiri merupakan tradisi dalam Gereja Katolik yang
hanya dirayakan sekali dalam setiap 25 tahun. Yubelium terakhir dirayakan tahun
2000 dan perayaan Yubelium kali ini tidak dalam penanggalan rutin (setiap 25
tahun). Yubelium Kerahiman ini dimaknai umat katolik untuk mengenang Allah Sang
Maha Pengampun.
Paus
Fransiskus secara khusus memerintahkan para uskup untuk memberikan penitensi
(Sakramen Tobat) bagi mereka yang melakukan dosa besar, termasuk aborsi yang
ditentang Gereja Katolik. Absolusi (pengampunan) tersebut dimaknai sebagai
wujud ajaran Allah yang Maha Mengampuni atau yang diamalkan umat islam dengan
saling memaafkan di bulan suci Ramadhan.
Pesan
Ramadhan, mengutip pernyataan Paus Fransiskus, dalam kotbahnya 11 April lalu, Tahun
Kerahiman Ilahi adalah momentum untuk saling memaafkan, saling mengampuni,
momentum untuk menyembuhkan luka yang diakibatkan oleh konflik serta momentum
yang tepat untuk rekonsiliasi. Salah satu hal penting yang digarisbawahi dalam
pesan Ramadhan itu bahwa umat kristiani dan islam terpanggil untuk mendekatkan
diri dengan Sang Pencipta, yakni dengan cara mengasihi dan menyayangi satu
dengan yang lain.
Dalam
hal ini, Vatikan mendorong umat kristiani dan islam untuk memberi perhatian
terhadap mereka yang kondisinya terpuruk dalam konflik dan peperangan, korban
perdagangan manusia, kaum miskin, penderita sakit, korban bencana alam serta
pengangguran yang diakibatkan oleh ketidak-adilan sosial.
Guna
menghadapi berbagai tantangan sosial tersebut, Vatikan mengajak umat kristiani
dan islam bekerja sama saling membantu sesamanya yang membutuhkan. Kerja sama
yang erat antar umat kristiani dan islam dalam hal ini dinilai sebagai sumber
pengharapan utama serta perwujudan dan ajaran agama masing-masing.
Kardinal
Tauran mengakhiri pesan dengan menyampaikan doa dan harapannya semoga umat
islam mendapatkan berkah yang berlimpah dan sukacita dalam perayaan Idul Fitri
1437 Hijriah.
sumber:
UCAN Indonesia
Baca
juga tulisan lainnya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar