MELIHAT PUASA PASANGAN BEDA AGAMA
Sikap
toleran serta menghargai keyakinan orang lain kunci utama kerukunan. Begitulah
yang tergambar dari kehidupan pasangan suami isteri Lukman Rauf Hadji dan Maria
Brigita Kandow. Perbedaan keyakinan bukanlah penghalang membentuk keluarga
bahagia. Lukma dan Maria yang bermukim di Perumahan Poli Griya telah
membuktikan.
Kedua
orang yang berbeda keyakinan ini tidak merasa kesulitan menjalankan kehidupan
mereka. Bahkan perbedaan itu menjadi berkat tersendiri bagi keluarga ini. Maria,
umat Paroki Raja Damai Tikala Baru ini, tidak pernah melupakan tanggung
jawabnya sebagai isteri. Dia menunjang suaminya sebagai seorang tokoh muslim di
Masjid Ijtihad Kelurahan Maasing.
“Semua
kita lakukan tanpa ada rasa terpaksa, bahkan saya tahu kewajiban bangun dini
hari untuk menyediakan sarapan sahur bagi suami,” kata Maria. Dia juga
menghormati keyakinan yang dianut suaminya, seperti ikut berpuasa, bahkan tidak
mau makan sebelum jam berbuka puasa. ‘Rasanya kalau buka puasa bersama seru juga,”
katanya.
Ibu
satu anak ini mengatakan tidak ada aturan yang membatasi jam ibadah mereka.
Bahkan jika magrib atau pengajian, dia suka ikut suami berceramah. Menurut
Maria, karena keseringan mendampingi suami beribadah, dia sudah menghafal
beberapa doa, seperti doa makan.
Hal
sama dikatakan Lukman. Menurut dia, mendapatkan isteri seperti Maria adalah
anugerah yang tidak ternilai. Apalagi banyak kebaikan yang telah didapatkan
ketika membangun rumah tangga. “Saya menerima perbedaan ini. Saya bahagia
dengan kondisi saat ini,” Kata Lukman.
Lukman
memberikan kebebasan bagi isterinya untuk beribadah dan melakukan semua hal
sesuai agama yang dianutnya, seperti Doa Rosario dan sebagainya. “Kalau ada
ibadah, saya duduk bersama dengan isteri, ini bentuk penghormatan saya
baginya,” ujar Lukman.
Sebelum
membentuk keluarga, Lukman sudah memikirkan segala resiko yang akan dihadapi
nantinya, namun karena kecintaan terhadap Maria, dia siap menerima.
“Kadang-kadang Monica Raira Kandow (anak mereka) ikut saya ibadah, atau ikut
ibunya beribadah. Kami memberikan kebebasan bagi dia, nanti bisa memilih
sendiri mau ke mana kalau dia sudah dewasa,” tukas Lukman.
sumber:
UCAN Indonesia
Baca
juga tulisan lainnya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar