Renungan
Hari Kamis Biasa VIII, Thn II
Bac I 1Ptr 2: 2-5, 9-12; Injil Mrk 10: 46-52
Sangat menarik kalau kita
memperhatikan proses penyembuhan Bartimeus dalam Injil hari ini. Pertama-tama
dia berteriak memohon belas kasihan dari Yesus (ay. 47). Sekalipun banyak orang
menegornya, ia tetap terus memohon. Di sini mau ditunjukkan keteguhan imannya
bahwa pada Yesus dia bisa sembuh (baca: selamat). Setelah mendapat jawaban,
pertama-tama Bartimeus menanggalkan jubahnya, berdiri dan mendapatkan
Yesus (ay. 50). Tindakan menanggalkan jubah adalah simbol meninggalkan dosa dan
masa lalunya. Dia mau menjadi manusia baru. Setelah mendapatkan keselamatan
oleh imannya (ay. 52), Bartimeus mengikuti Yesus.
Dalam bacaan pertama, Rasul
Petrus seakan mengaitkan peristiwa penyembuhan Bartimeus dengan kehidupan
jemaat. Petrus mengatakan bahwa kita sekarang “telah beroleh belas kasihan.”
(ay. 10). Seperti Bartimeus yang menanggalkan jubahnya, kita juga dipanggil “untuk
keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.” (ay. 9). Oleh karena kita
sudah diselamatkan oleh iman akan Yesus Kristus, Petrus menasehati agar kita
senantiasa menjadi manusia baru (bdk. ay 2) dan “menjauhkan diri dari
keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.” (ay. 11) serta memiliki
“cara hidup yang baik (ay. 12).
Sabda Tuhan hari ini
pertama-tama mau menyadarkan kita bahwa saat ini kita sudah mendapatkan belas
kasihan Allah, melalui Sakramen Baptis. Tuhan juga mengingatkan kita untuk
hidup sepadan dengan baptisan yang telah kita terima, artinya kita harus
benar-benar menanggalkan manusia lama kita dan menjadi manusia baru. Dengan kesadaran
inilah kita akhirnya berani berjuang untuk menjauhkan diri dari
keinginan-keinginan daging dan memberikan diri dipakai Allah “sebagai batu
hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani” (ay. 5). Itu artinya kita diajak
untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar dari Allah sehingga bisa
menghantar sesama kita kepada terang-Nya yang ajaib.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar