Manusia ada bukan untuk dirinya sendiri. Sejak pertama
kali hadir di muka bumi ini hingga akhirnya meninggalkan bumi ini setiap
manusia ada karena orang lain. Manusia butuh orang lain, entah itu sekedar
kehadiran maupun bantuan. Bantuan dibutuhkan bukan lantaran manusia masih
kecil. Orang dewasa pun membutuhkan bantuan. Sebagaimana dilansir dari PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5), Elizabeth B. Hurlock memaparkan bantuan pada masa dewasa yang berguna untuk tugas-tugas
perkembangannya (hlm. 253). Berikut ini adalah bantuan-bantuan tersebut.
Efisiensi Fisik
Puncak efisiensi fisik biasanya dicapai pada usia pertengahan duapuluhan,
sesudah mana terjadi penurunan lambat laun hingga awal usia empatpuluhan.
Dengan demikian dalam periode penyesuaian, secara fisik orang mampu menghadapi
dan mengatasi masalah-masalah yang selain sukar juga paling banyak jumlahnya
dalam periode ini.
Kemampuan Motorik
Orang-orang muda mencapai puncak kekuatannya antara usia duapuluhan dan
tigapuluhan, kecepatan respons maksimal terdapat antara usia du puluh dan dua
puluh lima tahun dan sesudah itu kemampuan ini sedikit demi sedikit menurun.
Dalam belajar menguasai ketrampilan-ketrampilan motorik yang baru, orang-orang
muda usia duapuluhan lebih mampu daripada mereka yang mendekati usia setengah
umur. Selain itu orang-orang muda dapat mengandalkan kemampuan motorik ini
dalam situasi-situasi tertentu, hal mana tidak dapat mereka lakukan semasa
remaja karena pertumbuhan yang cepat dan tidak seimbang saat itu menyebabkan
mereka kurang luwes dan kaku.
Kemampuan Mental
Kemampuan mental yang diperlukan untuk mempelajari dan menyesuaikan diri
pada situasi-situasi baru, seperti misalnya mengingat hal-hal yang dulu pernah
dipelajari, penalaran analogis dan berpikir kreatif, mencapai puncaknya dalam
usia duapuluhan, kemudian sedikit demi sedikit menurun. Meskipun orang-orang
muda ini tidak belajar secepat dulu kualitas belajarnya tidak merosot.
Motivasi
Apabila remaja mencapai usia dewasa secar hukum, mereka berkeinginan kuat
untuk dianggap sebagai orang-orang dewasa yang mandiri oleh kelompok sosial
mereka. Hal ini menjadi motivasi bagi orang-orang muda ini untuk menguasai
tugas-tugas perkembangan yang diperlukan agar dapat dianggap mandiri.
Model Peran
Remaja yang bekerja setelah menamatkan sekolah lanjutan mempunyai model peran untuk diteladani. Karena berinteraksi dengan orang dewasa mereka memperoleh motivasi untuk mencotoh perilaku sesuai garis-garis yang dianut masyarakat dewasa, agar mereka sendiri juga dianggap dewasa. Sebaliknya, remaja yang tetap bersekolah atau kuliah sesudah mereka secara hokum dewasa masih berada dalam ilingkungan teman-teman sebaya mereka, dan akan tetap mengikuti garis-garis perilaku remaja dan bukan pola perilaku dewasa. Jika mereka tetap dalam status ketergantungan ini, mereka hamper tidak memperoleh kesempatan atau motivasi untuk menguasai tugas-tugas perkembangan orang dewasa.
diambil dari tulisan 7 tahun lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar