SANTO KONRAD KONSTAN
KONRAD
KONSTAN lahir di Jerman sekitar awal abad X. Konrad, yang berasal dari keluarga
bangsawan, adalah putra kedua dari Pangeran Heinrich von Altdrof yang merupakan
bagian dari keluarga Guelf. Dia menempuh pendidikan di sekolah katedral di
Constance, Jerman. Pada tahun 934 Konrad diangkat menjadi Uskup Konstan.
Dalam
pelayanannya, Konrad lebih banyak menghabiskan waktu dan energinya untuk
tugas-tugas episkopalnya, daripada terlibat dalam dunia politik pada masanya. Semasa
hidupnya, dia juga sangat dekat dengan kaisar Otto I sehingga pada tahun 962,
Konrad menjadi teman perjalanan Kaisar Otto untuk pergi ke Italia. Selain itu,
Konrad juga pernah melaksanakan ziarah ke Yerusalem sebanyak 3 kali. Pada masa
jabatannya ia berhasil merenovasi gereja keuskupannya. Dia juga membangun atau
mendirikan sejumlah gereja di wilayah keuskupannya dan rumah sakit di Kreuzlingen..
Konrad sering digambarkan dengan seorang uskup yang memegang piala dengan laba-laba di dalamnya atau di atasnya. Hal itu merujuk pada salah satu kisah menarik yaitu jatuhnya seekor laba-laba ke dalam piala yang berisi darah mulia ketika ia sedang merayakan ekaristi. Meskipun pada saat itu Konrad menyadari bahwa laba-laba itu beracun, namun berkat cintanya yang besar untuk bersatu dengan darah Kristus, ia berhasil mengalahkan rasa takutnya. Pada akhirnya ia tetap meminum Darah Kristus yang berharga itu beserta dengan laba-labanya. Namun, setelah meminumnya, dia tidak mengalami apa-apa sebab kepercayaannya yang kuat telah memberikan dia keselamatan. Selain itu Konrad adalah saksi dari visiun kehadiran Kristus dan beberapa pelayan surgawi di Kapelk Maria di Einsiedeln, Swiss, pada 14 September 948.
Konrad
merupakan seorang uskup terkenal karena kedermawanannya terhadap orang miskin
dan kegigihannya dalam menjalankan tugas-tugas episkopalnya. Dia meninggal pada
tahun 975 di Swiss. Proses kanonisasinya dilakukan oleh Paus Calistus II pada
tahun 1123. Gereja merayakan peringatan Santo Konrad setiap tanggal 26
November. Dari beliau kita dapat belajar bahwa kecintaan pada Tuhan membuatnya
rela mengurbankan dirinya, namun Tuhan pun tidak membiarkannya mendapat celaka.
diambil dari RUAH 2020, hlm 226
Tidak ada komentar:
Posting Komentar