Berikut ini adalah wawancara yang dilakukan dengan Frans Lodewijk Schouwd,
salah satu mantan pemakai narkoba yang kini aktif di BK Pena (Badan Kerjasama
Peduli Napza & HIV/Aids), yaitu badan kerja sama yang membawahi beberapa
bidang, seperti HIV Aids dan Narkoba.
Kapan
pertama kali kamu jadi pemakai?
Tahun 1991. Karena aku kerja di salah satu perusahaan swasta terkenal di
Indonesia, di Trakindo. Aku di bagian purchasing. Di situ kita
selalu berhubungan dengan orang luar, mereka adalah supplier-supplier. Kalo
kita bisa kerja sama dengan mereka, mereka akan kasih entertaint buat
kita. Nah, dari entertaint yang mereka kasih itulah aku jadi
lebih parah. Jadi tahun ‘91 itu kehidupanku parah. Parah maksudnya adalah aku
kena yang lebih bahaya lagi, karena di sana aku mainnya sama yang lebih mahal,
udah pake inex, sabu-sabu, dan lain-lain. Kalo tahun-tahun
sebelumnya aku cuma pake crack, sejenis kokain gitu deh…
Lho
berarti ‘91 bukan awalnya donk?
Iya, tapi itu awal dari yang lebih parah.
Kenapa? Karena mau coba-coba aja atau karena ada masalah lain?
Enggak, karena pergaulan aja. Aku sekolah di STM 1 Boedi Oetomo. Keluargaku
baik-baik aja, bahkan sampai saat ini orang-orang dekatku dan orang tuaku gak
tau kalo aku pernah pake. Karena memang dari dulu, sejak sekolah aku uda nyari
nafkah untuk diri sendiri. Orang tuaku sih tetap kasih uang jajan ke aku, tapi
aku tetap jualan koran, semir sepatu dan sampai sekarang aku menjabat
sebagai managing director di suatu perusahaan, itu bukan
berkat siapa- siapa, itu hanya karena berkat Tuhan. Aku gak pernah minta uang
sama orang tuaku, karena aku bisa dapat sendiri dan dengan penghasilanku itulah
aku bisa menghidupi diriku sendiri. Jadi aku kena seperti itu, pertama karena
pergaulan dan hal lain adalah karena aku punya uang sendiri, beda dengan teman
yang lain yang gak punya uang lalu nyolong dan lain-lain.
Siapa
yang pertama ngenalin kamu sama narkoba?
Temen-temen, yah aku coba-coba aja.
Abis
tamat SMA kamu kuliah?
Iya, aku kerja dulu di Trakindo setahun, lalu ambil kuliah malam di Mustopo,
jurusan PR.
Waktu
itu masih niat belajar?
Masih, karena aku bukan pemakai yang addict, kalau aku mau
pake, aku pake, kalo engga ya engga.
Lho,
Bukannya narkoba itu sesuatu yang adiktif?
Iya memang adiktif, tapi itu dengan keinginan kita, kalo kita mau pake
terus ya akhirnya pake, tapi kalo kita bilang ‘gua gak mau pake ah’, ya ga
pake. Dan pake narkoba bukan suatu rutinitas buat aku.
Tapi
sesuatu yang adiktif itu kan walaupun kita ga mau tapi tetap harus pake?
Iya, sekarang pun aku punya keinginan untuk pake, tapi aku gak mau. Kalo
kita bisa menjaganya, kalo kita bilang hari ini gua gak mau pake, ya bisa aja,
karena rutinitas atau adiktif itu sendiri sebenarnya muncul dari diri kita
sendiri donk. Kenapa orang bisa sembuh, bisa normal kembali? Karena dia menolak
adiktif itu sendiri. Tapi rasa keinginan atau adiktif itu bekerja itu pasti
ada.
Kapan
mau sembuhnya?
Aku sembuh tahun 2000. Pemakai itu cape dan aku mau sembuh karena itu
membosankan, karena gitu-gitu aja. Itu karena kebaikan Tuhan dan emang aku mau
lepas. Kehidupan seperti itu sebetulnya semu.
Masih
ke gereja gak selama 5 tahun itu?
Masih, tapi jarang, sebulan paling sekali. Kalau mau ke gereja ya ke
gereja, kalau engga ya engga, terima komuni ya komuni gitu. Waktu itu aku masih
kenal Tuhan. Dan aku bersyukur karena aku orang Katolik, kalau bukan mungkin
aku udah bangkrut dan mati kali.
Saat
mau lepas dari narkoba susah gak?
Aku bukan pemakai berat, maksudnya aku tidak setiap hari, frekuensinya bisa
seminggu 2 atau 3 kali. Aku bisa tahan karena emang aku kerja dan aku juga
punya kehidupan. Kita bisa lepas dari narkoba atas kesadaran kita sendiri, dan
kita berhenti juga atas kesadaran diri sendiri. Sekarang kalo lo mao pake, lo
pake aja di depan gua, tapi gua gak akan coba lagi karena gua tahu, gua uda
sadar. Aku berhenti karena aku udah bosen dan cape. Aku cuma bilang, “Tuhan
kenapa aku hidupnya seperti ini?” Aku ngomong itu waktu lagi di diskotik,
lagi on, lagi tinggi. Abis on itu, siangnya aku ke
Katedral, duduk, nangis, berdoa. Sorenya ada orang-orang yang rosario. Aku
nongkrong aja di sana, dan rosario itu pun aku baca, aku gak hafal. Dulu aku
hafal. Waktu aku baru mau lepas, aku masih diajak sama teman-temanku untuk
balik lagi, kadang ada keinginan juga. Dulu waktu pertama berhenti juga masih
sekali-sekali tetep jalan tetapi akhirnya atas dasar keinginan sendiri untuk
sadar akhirnya aku menolak. Dan beruntung sekali, saat aku sadar aku diajak
sama Mas Victor Jarot untuk bisa gabung, bantu di Keuskupan untuk acara BK
Pena. Jadi sampe saat ini sibuk di sini.
Mas
Victor Jarot tau?
Engga, mereka gak tau. Itu karena berkat Tuhan, satu jalan yang dikasih Tuhan
kepadaku. Mungkin karena Bunda Maria kali ya… karena dari dulu aku memang suka
Rosario. Keluarga juga tidak perlu tahu karena itu adalah nightmare untukku.
Aku gak akan bilang ke orang tuaku. Aku tahu cara mereka mendidikku dengan
baik, tapi karena keingitahuan dan pergaulanku jadinya aku seperti itu. Dan
jangan sampai tahu dari aku. Aku ga mau karena aku punya perasaan bahwa mereka
akan sedih, walaupun aku udah recovery. Dan aku paling gak tahan
kalau ibuku nangis.
Hidup
yang dulu dan sekarang enakkan mana?
Kalo mau dibilang kehidupan gak ada enaknya, tapi bisa dibilang sekarang
aku lebih tough karena aku punya sebuah usaha, jabatan,
finance yang lumayan untuk kehidupanku next. Kalau dibanding sama
dulu, aku punya kehidupan yang nikmat tapi kalau kita masuk ke dunia gelap,
rejeki atau uang tuh gak ada putusnya, tapi waktu kita melakukan kebaikan,
rejeki kita putus, karena ada batu-batu kerikil yang harus kita hadapi.
Sekarang kehidupanku lebih berkembang (Frans saat ini bekerja di PT Abdi Kita
Segara, supplier pelaut Indonesia. - red)
Pandangan
kamu terhadap para pemakai narkoba apa sih?
Sebetulnya gini, kalo kita sesama temen yang pemakai, sebenarnya kasihan.
Menyadarkan mereka tidak secepat yang orang kira, tidak secepat yang keluarga
inginkan. Yang terpenting adalah memotivasi mereka untuk sadar sendiri bahwa
yang mereka pake itu sebenarnya membosankan, cape. Sebenarnya mereka sadar tapi
ga mau berhenti adalah karena, pertama, kebutuhan mereka udah tinggi. Kedua,
mereka harusnya melihat bahwa mereka bisa berhenti, dengan catatan mereka harus
bergaul dengan yang bukan pemakai, jangan bergaul dulu dengan yang pake selama
beberapa lama.
Bagaimana
cara menyadarkan para pemakai narkoba?
Mendekatkan diri pada Tuhan, penting bagaimana kita mendekatkan diri pada
Tuhan. Walaupun kita lagi pake. Aku menghimbau pada temen-temen yang pake. Kalo
lo lagi mau pake, coba keinginan lo untuk pake dialihkan pada keinginan lo
untuk berdoa, itu aja. Kita devosi pada Bunda Maria. Rosario itu bisa
menyembuhkan, karena aku sendiri ngalamin, karena dengan kedekatan aku dengan
Bunda Maria aku bisa seperti ini. Tapi kita ga bisa bilangin dan ngasih solusi
begitu aja! Kita harus ajak mereka untuk melakukan itu, misalnya ‘yuk kita
rosario bareng, yuk kita ke gereja jam 11 bareng’ dan itu adalah suatu ajakan
yang efektif... Misalnya muslim, diajak ke pengajian dan lain-lain gitu. Kalau
kita bilang ‘eh, lo jangan pake, nanti lo bisa gini, bisa gitu...’, mereka
bakal bilang bahwa lo basi!
Setelah
mengalami masa-masa yang gelap, sekarang apa harapan hidup kamu?
Aku ingin jangan sampai kehidupanku, keluargaku dan anak-anakku nanti
terjerumus dalam narkoba. Mereka harus dibekali dengan pengetahuan tentang
bahaya dari HIV, AIDS dan narkoba. Kalau untuk orang lain, aku, sebagai orang
yang pernah melakukan kehidupan itu, memberitahukan pada mereka bagaimana
bahaya, akibat dan kehidupan yang buruk dari narkoba itu sendiri.
Punya
pesan-pesan untuk teman-teman?
Keinginan untuk memakai itu kita alihkan untuk keinginan kita berdoa kepada
Tuhan aja. Dan yang paling tepat untuk sembuh adalah kita melakukan doa
Rosario, itu obat yang paling tepat. Tidak ada obat lain yang paling tepat,
yang lebih ampuh dan tidak ada obat lain yang paling bisa menyembuhkan
para junkies…hanya doa Rosario yang paling tepat! Dan aku memang
tertolong karena aku Rosario. Aku melihat biji-biji Rosario itu merupakan
perwujudan bagaimana kita mau melakukan suatu perbaikan-perbaikan dan di akhir
dari rosario kita akan menemukan kenikmatan. Biji-biji itu adalah sengsara
Yesus dan oleh karena itu kita harus memperbaiki keinginan kita, kemauan kita,
dosa kita. Doa yang terindah menurutku adalah doa Rosario.
diambil dari tulisan 7 tahun lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar