Tak sedikit orang berpendapat bahwa masa
kanak-kanak merupakan masa bahagia. Saat masih kanak-kanak, seorang anak tidk
memiliki pikiran yang ruwet. Dunianya adalah bermain dan mendatangkan
kenikmatan. Akan tetapi, bukan lantas berarti dunia kanak-kanak tanpa bahaya. Seperti
dilansir dari PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5), hlm 176, Elizabeth B.
Hurlock memaparkan beberapa bahaya psikologis pada masa kanak-kanak.
Bahaya dalam Berbicara
Ada empat bahaya berbicata yang umum terdapat pada akhir masa kanak-kanak:
(1) kosa kata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di sekolah dan
menghambat komunikasi dengan orang-orang lain. (2) Kesalahan dalam berbicara,
seperti salah ucap dan kesalahan tata bahasa, cacat dalam bicara seperti gagap
atau pelat, akan membuat anak menjadi sangat sadar diri sehingga anak hanya
berbicara bilamana perlu. (3) Anak yang mempunyai kesulitan berbicara dalam
bahasa yang digunakan di lingkungan sekolah akan terhalang dalam usaha untuk
berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia “berbeda”. (4) Pembicaraan yang
bersifat egosentris, yang mengkritik dan merendahkan orang lain, dan yang
bersifat membual akan ditentang oleh teman-teman
Bahaya Emosi
Anak akan dianggap tidak matang baik oleh teman-teman sebaya maupun
orang-orang dewasa, kalau ia masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi yang
kurang menyenangkan, seperti amarah yang meledak-ledak, dan juga bila emosi
yang buruk seperti marah dan cemburu masih sangat kuat sehingga kurang
disenangi oleh orang lain.
Bahaya Sosial
Terdapat lima jenis anak yang penyesuaiannya dipengaruhi oleh bahaya
sosial. Pertama, anak yang ditolak atau diabaikan oleh kelompok
teman-teman akan kurang mempunyai kesempatan untuk belajar bersifat
sosial. Kedua, anak yang terkucil, yang tidak memiliki persamaan
dengan kelompok teman-teman akan menganggap dirinya “berbeda” dan merasa tidak
mempunyai kesempatan untuk diterima oleh teman-teman. Ketiga, anak yang
mobilitas sosial dan grafisnya tinggi mengalami kesulitan untuk diterima dalam
kelompok yang sudah terbentuk. Keempat, anak yang berasal dari
kelompok ras atau kelompok agama yang terkena prasangka. Dan kelima,
para pengikut yang ingin menjadi pemimpin kemudian menjadi anak yang penuh
dengki dan tidak puas.
Bahaya Bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan terasa kekurangan kesempatan
untuk mempelajari permainan dan olah raga yang penting untuk menjadi anggota
kelompok. Anak yang dilarang berkhayal karena “membuang waktu” atau dilarang
melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan mengembangkan kebiasaan penurut
yang kaku.
Bahaya dalm Konsep Diri
Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas pada
diri sendiri dan tidak puas pada perlakuan orang lain. Kalau konsep sosialnya
didasarkan pada pelbagai stereotip, ia cenderung berprasangka dan bersikap
diskriminatif dalam memperlakukan orang lain. Karena konsepnya berbobot emosi
maka itu cenderung menetap dan terus memberikan pengaruh buruk pada penyesuaian
sosial anak.
Bahaya Moral
Ada enam bahaya yang umumnya dikaitkan dengan perkembangan sikap moral dan
perilaku anak-anak. (1) Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman
atau berdasarkan konsep-konsep media massa tentang benar dan salah yang tidak
serupa dengan kode orang dewasa. (2) Tidak berhasil mengembangkan suara hati
sebagai pengawas dalam terhadap perilaku. (3) Disiplin yang tidak konsisten
membuat anak tidak yakin akan apa yang sebaiknya dilakukan. (4) hukuman fisik
merupakan contoh agresivitas anak. (5) Menganggap dukungan teman-teman terhadap
perilaku itu menjadi kebiasaan. Dan (6) tidak sabar terhadap perbuatan orang
lain yang salah.
Bahaya yang Menyangkut Minat
Ada dua bahaya yang umum dihubungkan minat masa kanak-kanak: pertama,
tidak berminat pada hal-hal yang dianggap penting oleh teman-teman sebaya
dan kedua, mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang
dapat bernilai bagi dirinya, seperti kesehatan atau sekolah.
Bahaya dalam Penggolongan Peran Seks
Ada dua bahaya yang umum dalam penggolongan peran seks: kegagalan untuk
mempelajari organ-organ peran seks yang dianggap pantas oleh teman-teman
sebaya, dan ketidakmauan untuk melakukan peran seks yang disetujui. Bahaya yang
pertama cenderung berkembang bila anak dibesarkan oleh keluarga dimana orang
tuanya melakukan peran seks yang berbeda dengan orang tua teman-teman. Bahaya
yang kedua berkembang bilamana anak laki-laki diharapkan melakukan peran
sederajat dan anak perempuan diharapkan melakukan peran-peran tradisional.
Bahaya Hubungan Keluarga
Pertentangan dengan anggota-anggota keluarga mengakibatkan dua hal:
melemahkan ikatan keluarga dan menimbulkan kebiasaan pola penyesuaian yang
buruk, serta masalah-masalah yang dibawa ke luar rumah.
Bahaya dalam Perkembangan Kepribadian
Ada dua bahaya yang serius dalam perkembangan kepribadian periode
ini. Pertama, perkembangan konsep diri yang buruk yang
mengakibatkan penolakan diri; dan kedua, egosentrisme yang
merupakan lanjutan dari awal masa kanak-kanak. Egosentrisme merupakan hal yang
serius karena memberikan rasa penting diri yang palsu.
diambil dari tulisan 7 tahun lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar