Seorang anak adalah juga manusia. Setiap manusia
pastilah mengalami perubahan. Sayangnya, sekalipun tahu akan hal ini, tak
sedikit orangtua tak menyadarinya. Sering mereka memperlakukan anaknya sebagai
seorang anak dalam tubuh seorang remaja. Hal ini disebabkan karena ketika masih
kanak-kanak, pembawaan seorang anak adalah menyenangkan. Hal ini dapat
diibaratkan dengan matahari. Saat pagi banyak orang senang dengan cahayanya,
namun tidak demikian ketika matahari beranjak siang.
Sebagaimana dilansir dari Elizabeth B.
Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980,
hlm. 131, ada beberapa kondisi yang menyebabkan perubahan relasi orangtua
dan anak.
Perubahan pada Anak
Kalau bayi yang lembut dan menyenangkan menjadi lebih mandiri dan dapat
menolong diri sendiri, ia cenderung terus memberontak, nakal, tegas,
menjelajah, menuntut perhatian dan menolak perintah. Bahkan dari segi
penampilan ia tidak lagi menarik seperti bayi.
Perubahan Sikap Orangtua
Dengan lebih mandirinya anak, orangtua menganggap bahwa anaknya tidak lagi memerlukan perawatan dan perhatian sebesar sebagaimana ia masih bayi. Tetapi sekalipun ingin menjadi mandiri ia kurang senang bila diperhatikan, karena ia sudah terbiasa diperhatikan sejak masa bayi.
Konsep Orangtua tentang Anak yang ‘Baik’
Kalau anak tidak memenuhi harapan orangtua, orangtua sering menjadi kritis
dan bertindak menghukum. Anak bereaksi terhadap perlakuan ini dengan semakin
negativistik dan menyulitkan.
Konsep Kekanak-kanakan tentang Orangtua yang ‘Baik’
Bagi kebanyakan anak, orangtua yang ‘baik’ adalah yang selalu siap sedia,
selalu mau melakukan apa yang dikehendaki anak dan kapanpun. Kalau orang tua
gagal mengikuti konsep ini anak akan benci dan hal ini melemahkan kasih sayang
anak kepada orangtuanya.
Orangtua Kesayangan
Karena ibu lebih banyak berada bersama anak daripada ayah dan karena ibu
dapat lebih mengerti perilaku yang mengganggu, maka banyak anak lebih menyukai
ibu dan hal ini ditunjukkan secara jelas. Kalau ayah tidak senang akan keadaan
ini dan memperlihatkannya dengan bersikap kritis mengenai anak dan perilakunya,
hal ini akan lebih memperlebar jurang antara mereka. Kalau anak laki-laki lebih
menyukai ayahnya, ibu tidak menyenangi hal itu karena merasa seharusnya ibu
yang disenangi anak berhubung ibu mempunyai tanggung jawab dalam merawat anak.
Lebih Menyukai Orang Luar
Bila anak mengikuti taman indria atau taman kanak-kanak atau ditempatkan di
pusat perawatan anak, kadang-kadang anak lebih menyukai guru atau pengasuh.
Banyak orangtua yang merasa tersinggung dan membenci hal ini sehingga memperlebar
kesenjangan antara orangtua dan anaknya.
diambil dari tulisan 7 tahun lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar