Kamis, 04 Februari 2021

PAUS FRANSISKUS: MENEMUKAN ALLAH BERARTI MENEMUKAN CINTA


 

Di sepanjang Sungai Yordan sehari setelah pembaptisan Yesus, Yohanes Pembaptis, yang menunjukkan Mesias kepada kedua muridnya, mengatakan, “Lihatlah Anak Domba Allah!” Kedua murid itu mempercayai kesaksian Yohanes dan mengikuti Yesus. Namun Yesus menyadari hal ini dan bertanya kepada kedua murid itu apa yang hendak mereka cari. Ketika ditanya dimana tempat tinggal-Nya, Yesus menjawab, “Datang dan kamu akan melihat.”

Cerita itu dipaparkan Paus Fransiskus saat merenungkan Injil Minggu 17 Januari dalam Angelus dari Perpustakaan Apostolik Vatikan seraya mengajak umat beriman menerima panggilan Tuhan dan menanggapinya hanya dengan cinta. Bacaan Injil itu tentang pertemuan antara Yesus dan para murid-Nya yang pertama.

Paus Fransiskus menggambarkan tanggapan ini bukan sebagai kartu telepon, “tetapi ajakan untuk perjumpaan.”kedua murid itu mengikuti Yesus dan tetap tinggal bersama-Nya siang itu. “Tidak sulit membayangkan mereka duduk sambil mengajukan pertanyaan kepada-Nya dan teristimewa mendengarkan-Nya seraya merasakan hati mereka semakin berapi-api ketika Sang Guru berbicara,” jelas Paus Fransiskus.

Meski saat itu, ungkap Paus Fransiskus, “tiba-tiba mereka menemukan bahwa cahaya yang hanya bisa diberikan oleh Allah menerangi diri mereka.” Ketika mereka pergi dan pulang kepada saudara-saudara mereka, kegembiraan dan cahaya itu meluap dari hati mereka seperti sungai yang mengamuk. Salah satu dari keduanya, Andreas, berkata kepada Simon, “Kami telah menemukan Mesias.”

Paus Fransiskus kemudian menjelaskan, “Setiap panggilan Allah adalah inisiatif dari cinta-Nya. Allah memanggil untuk hidup; Dia memanggil untuk beriman, dan Dia memanggil untuk menjalani hidup tertentu. Panggilan pertama Allah adalah untuk hidup, dengan itu Dia menjadikan kita pribadi; itu adalah panggilan individu karena Allah tidak membuat berseri. Kemudian Allah memanggil kita untuk beriman dan menjadi bagian dari keluarga-Nya sebagai anak-anak Allah. Terakhir, Tuhan memanggil kita untuk menjalani kehidupan tertentu: menempatkan diri kita di jalan perkawinan atau imamat atau hidup bakti.”

Ini, lanjut Paus Fransiskus, adalah “cara-cara berbeda dalam mewujudkan rancangan yang Allah miliki bagi kita masing-masing, yang selalu merupakan rancangan cinta.” Menurut Paus Fransiskus, sukacita terbesar bagi tiap umat percaya adalah menanggapi panggilan itu “dan mempersembahkan seluruh keberadaan seseorang untuk melayani Allah dan saudara dan saudari.”

Sebelum mendengar panggilan Allah, yang sampai kepada kita dalam seribu cara, kadang-kadang kita mungkin menolak dan orang lain takut. Namun panggilan Allah adalah cinta dan itu hendaknya ditanggapi hanya dengan cinta, jelas Paus Fransiskus. “Awalnya perjumpaan atau lebih tepatnya perjumpaan dengan Yesus yang berbicara kepada kita tentang Bapa-Nya, Dia menyatakan kasih-Nya kepada kita. Dan kemudian keinginan spontan akan muncul bahkan dalam diri kita untuk mengkomunikasikannya kepada orang-orang yang kita cintai; ‘Aku bertemu Cinta’, ‘Aku menemukan makna hidupku’. Singkatnya: ‘Aku menemukan Allah,” lanjut Paus Fransiskus.

Akhirnya, sebelum Angelus, Paus Fransiskus berdoa agar Perawan Maria “membantu kita menjadikan hidup kita himne pujan bagi Allah sebagai tanggapan atas panggilan-Nya dan dalam pemenuhan rendah hati dan penuh sukacita atas kehendak-Nya.

sumber: Pena Katolik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar