Ketika menghadapi serangan atau kritikan terhadap ajaran Gereja, seharusnya umat katolik tidak perlu merasa resah, kaget atau gelisah. Sejak awal berdirinya Gereja sudah dihantam kritikan dari berbagai macam penjuru. Istilahnya, setiap zaman selalu ada tantangannya tersendiri. Dan sebenarnya hal ini sudah diramalkan oleh Yesus, sebelum Dia wafat.
Demikian halnya pada masa Paus Damasus. Sejak
terpilihnya menjadi Paus (1 Oktober 366) hingga wafatnya di tahun 384, ada
begitu banyak aliran sesat yang berusaha menggoncang iman umat. Tujuannya agar
umat meninggalkan Gereja Katolik.
Berikut ini akan disajikan aliran-aliran
sesat pada masa Paus Damasus.
APOLINARISME merupakan aliran yang digagas oleh
Uskup Apoliniarius dari Laodikhea (310 – 390). Apolinarius sebenarnya mau
membela keilahian Yesus melawan gagasan Arius (Arianisme), namun usahanya
justru berlebihan. Ia meniadakan kemanusiaan Yesus demi membela keilahian-Nya.
Apolinarius akhirnya dituduh sebagai bida’ah dalam Konsili Konstantinopel tahun
381.
Apolinarisme mengajarkan bahwa Yesus tidak
memiliki roh atau jiwa rasional, kecuali Logos ilahi.
Apolinarius tidak bisa menerima kalau Yesus itu manusia, karena kemanusiaan itu
memiliki sifat rapuh, sementara, dapat binasa dan lain sebagainya. Dan tak
mungkin yang manusiawi ini berada dalam tubuh yang ilahi. Karena itulah,
Apolinarius berpendapat bahwa Yesus itu ilahi.
MACEDONIANISME merupakan aliran sesat yang muncul
pada abad IV. Aliran ini menyangkal kepribadian penuh dan keilahian
Roh Kudus. Menurut Macedonianisme Roh Kudus diciptakan
oleh Putera; karena itu berada di bawah Bapa dan Anak. Dengan kata
lain, posisi Roh Kudus lebih rendah dari Putera. Ini tentu bertentangan dengan
ajaran teologi kristen Ortodoks, dimana Allah adalah
satu dalam esensi tetapi tiga pribadi -Bapa, Anak, dan
Roh Kudus, yang berbeda dan sama.
Aliran Macedonianisme secara resmi dikutuk pada tahun 381. Melawan ajaran sesat ini Gereja terus memperluas Kredo Nicea yang menegaskan keyakinan Ortodoks Trinitas, "yang dengan Bapa dan Anak bersama-sama disembah dan dimuliakan." Akhirnya, Macedonianisme ditindas oleh kaisar Theodosius I.
PRISCILIANISME diambil dari nama pencetusnya, yaitu
Priscilianus. Dia seorang pengkotbah dan pernah menjadi uskup di Avila.
Priscilianus akhirnya dihukum mati oleh pimpinan gereja pada tahun 384. Dia
merupakan orang kristen pertama yang dihukum mati dengan alasan bida’ah.
Aliran Priscilianisme, dalam mengembangkan
ajarannya, memakai unsur-unsur Gnosis dan Manicheis serta keyakinan Sabelian
yang menganggap Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus sekedar tiga cara untuk
memandang Allah yang sama.
Beberapa ahli menilai bahwa Priscilianus
merupakan seorang yang berpegang teguh pada moral kristen dengan sedikit kaku,
tetapi praktik hidup tersebut justru mengundang antipati di kalangan petinggi
Gereja.
MANICHEISME adalah aliran kepercayaan dualistik.
Pencetus aliran ini adalah Manichaeus, yang lahir di Mardinu, gurun Nahr Kuta,
Babilonia Selatan, pada 14 April 216. Pada usianya yang keduapuluh empat,
Manichaeus mendapat perutusan dari Malaikat al-Taum untuk mewartakan puncak
wahyu ilahi dari Zoroaster, Buddha dan Yesus.
Manichaeus hendak mendirikan agama baru,
di mana semua agama lain harus mendasarkan diri padanya. Semua alkitab
agama-agama sebelumnya terkumpul dalam agama Manicheaus dan dalam kebijaksanaan
yang disingkapnya. Karena itulah maka karya-karya Manichaeus dan para muridnya
dimusnahkan oleh orang-orang kristen, islam dan buddha.
Manichaeus selalu menyebut dirinya ‘Rasul
Yesus Kristus’. Dia mengakui bahwa Yesus, Zoroaster dan Buddha adalah
saudaranya. Manichaeus menganggap dirinya melebihi ketiga saudaranya karena ia menulis
kitab suci.
Manicheisme memiliki konsep dualistik atas
struktur dunia. Menurut aliran ini dunia ini terbagi ke dalam dua kerajaan,
yaitu kerajaan terang dan gelap. Terang sebagai simbol kebaikan dan gelap
sebagai simbol kejahatan. Pandangan tentang terang dan gelap ini berdampak pada
pandangannya tentang manusia. Saat lahir jiwa manusia berada dalam terang;
namun dalam perkembangan waktu jiwa itu terperosok dalam kegelapan tubuh.
Artinya, aliran ini melihat bahwa jiwa itu terang dan tubuh ini gelap. Adalah
perjuangan manusia untuk melepaskan jiwa dari perangkap tubuh. Manicheisme
mendesak para muridnya untuk menjaga moralitasnya sendiri dengan semangat
tinggi. Mereka harus menyangkal dan menolak kekayaan, pekerjaan, relaksasi,
perang, berburu, berdagang dan bertani.
diambil dari tulisan 8 tahun lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar