Bayi adalah kerinduan setiap pasangan suami istri. Pada umumnya setiap orang gemes melihat bayi. Namun ada juga orang yang tak suka dengan bayi, terlebih saat buang air besar atau menangis. Terkait dengan tangis ini, tak sedikit orangtua suka menghindar untuk tidur bersama anak bayinya. Alasan yang sering dilontarkan adalah takut mengganggu, baik orangtua yang mengganggu atau juga orangtua yang terganggu tidurnya. Oleh karena itu, orangtua mengambil solusi dengan membelikan ranjang khusus untuk anak bayi atau menidurinya di ayunan.
Padahal tidur bersama dengan bayi di satu ranjang menyimpan berbagai
manfaat. Salah satunya adalah membangun attachment parenting (AP) antara orangtua dengan bayinya. Soal keamanaan tidur seranjang,
tidak perlu diragukan
"Ibu memiliki insting untuk tidak menindih bayinya. Ini berbeda dengan
suami atau anak-anak (kakak, misal), sehingga mereka tidak disarankan tidur
bersama dengan bayi," tutur dr Hadining, SpA. "Dibandingkan sekamar,
tidur seranjang lebih banyak memberikan manfaat karena orangtua dapat lebih
dekat dengan anaknya. Tak ada kerugian atau sisi negatif tidur seranjang dengan
bayi," tambah dr Hadining ini.
Berikut ini beberapa manfaat tidur seranjang dengan bayi:
* Saling mempererat hubungan
Hubungan yang istimewa antara ibu dan anak dapat terjalin karena ada
kedekatan fisik. Jarak yang sangat dekat saat ibu dan bayi tidur berdampingan,
menciptakan keselarasan. Karena, posisi ibu dan bayi harus saling bertemu muka,
posisi hidung keduanya pun saling berhadapan. Pada saat ibu mengembuskan nafas
lembutnya, maka akan dirasakan oleh bayi. Embusan nafas ibu ini mampu
merangsang bayi menjadi lebih teratur dan baik.
Posisi tidur bayi yang dekat dengan ibu juga membuat sang buah hati dapat
membaui aroma tubuh ibu dan memperoleh sentuhan hangat dengan lebih intens.
Selain membuat lebih tenang, hal itu juga mengurangi stres pada bayi.
* Bayi tidur lebih tenang dan lelap
Tidur berdampingan dengan ibu membuat bayi lebih tenang dan lelap. Kualitas
tidurnya yang lebih baik ini akan berdampak pada tumbuh kembang bayi kelak.
Berdasarkan penelitian, selama tidur semua sel tubuh manusia, termasuk sel
otot, hati, ginjal, tulang sumsum, dan sel otak mengalami pemulihan.
Hormon-hormon pun lebih aktif diproduksi. Semua itu penting untuk meningkatkan
kualitas dan efisiensi kerja otak.
* Kualitas dan kuantitas tidur ibu menjadi lebih baik
Dengan tidur seranjang, ibu dapat segera menenangkan atau menyusui saat
bayinya terbangun di tengah malam. Umumnya ibu dapat segera tertidur kembali
dan keduanya bisa menyelaraskan siklus tidurnya satu dengan lainnya. Kondisi
ini tentunya menguntungkan karena dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas
tidur ibu.
Umumnya ibu sangat paham akan bayinya, sehingga posisi tidurnya tidak akan
menganggu atau membahayakan bayinya. Hormon-hormon yang muncul saat bayi
menyusu juga menimbulkan efek rileks, yang dibutuhkan ibu agar dapat tidur
kembali.
* Lebih mudah menyusui
Posisi berdekatan akan membantu bayi menyusu dengan lebih mudah pada sang
bunda. Bayi yang menyusu pada malam hari juga membantu ibu terhindari dari
payudara yang bengkak dan berdenyut-denyut. Berbagai gejala ini dapat
menimbulkan mastitis (infeksi saluran ASI). Tidur bersama bayi juga
menguntungkan bagi orangtua bekerja karena dapat membantu ibu menjalin
kelekatan kembali setelah siang tidak bertemu dengan bayinya.
* Membantu perkembangan bayi
Tidur seranjang memungkinkan bayi tidur dengan tenang dan lebih pulas.
Ketika tidur, bayi mengalami pertumbuhan yang pesat. Bayi juga dapat menyusu
lebih lama. Pengisapan tambahan ini memberikan lebih banyak hindmilk (ASI belakang yang biasanya mengalir setelah 15 menit
menyusui). Hindmilk mengandung tinggi lemak dan merangsang
produksi ASI.
* Mengembangkan kepercayaan antara orangtua dan bayi
Tidur sekasur memungkinkan memberikan keyakinan pada bayi, ada ibu di sisinya
yang selalu siap memenuhi keinginan buah hati tercinta dengan cepat dan tepat.
Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi bayi karena menjadi modal
mengembangkan kepercayaan diri (self esteem) yang berperan membentuk kepribadian
ke depan.
diambil dari tulisan 8 tahun lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar