Mati bukanlah akhir,
melainkan awal kehidupan. Sedangkan hidup adalah pangkal kematian. Hidup dan
mati merupakan peristiwa dalam hidup manusia yang sudah pasti. Setiap manusia
hidup pasti akan mati. Hidup dan mati datang silih berganti, tidak ada yang kekal
abadi. Itulah hukum alam yang hakiki. Oleh sebab itu, jangan takut mati tapi
jangan pula mencari mati.
Selama hidup, lebih
baik bersegeralah perbanyak kebaikan, syukuri diri dalam
keadaan apapun, dan tahu diri di manapun. Bebas, lepas, tidak terikat dan
melekat, cerah ceria, berpikir optimis dan positif setiap saat, insyaallah
hidup senang, mati tenang.
Ada sebuah kisah nyata. Pagi
itu seorang pria menjalani rutinitasnya seperti biasa. Pagi itu ia dengan
sebuah koran harian. Sebagai seorang yang memiliki relasi luas dan sibuk, ia
selalu menyempatkan diri untuk membaca kolom pengumuman termasuk juga kolom
berita kematian.
Tiba-tiba matanya membaca
sebuah berita, berita yang sangat mengejutkan dan membuat bulu kuduknya
merinding. Ia sedang membaca berita kematiannya sendiri. Dibacanya sekali lagi
dan lagi.
Pria ini terhenyak, ia lalu
bertanya kepada dirinya sendiri, apakah ia masih hidup? Apakah saat ini ia ada
di dunia atau di alam baka? Sesaat kemudian ia menyadari bahwa ada sebuah
kesalahan dalam berita ini. Mungkin karena memiliki nama yang sama. Pastilah
redaksi koran ini telah melakukan kesalahan. Demikian ia menduga.
Namun karena rasa penasaran ia pun melanjutkan membaca berita tersebut. Ia ingin tahu apa tanggapan orang mengenai dirinya. Dalam artikel itu ia disebut dengan panggilan 'raja dinamit'. Pada bagian lain ia juga disebut sebagai 'partner dewa kematian'.
Ia terkejut bukan kepalang, apakah seperti ini dirinya akan dikenang oleh orang-orang? Kejadian ini membuka pikirannya, ia lalu memutuskan bahwa ia tidak ingin dikenang seperti itu. Ia bertekad mulai saat itu juga ia akan berjuang demi kedamaian dan kemanusiaan.
Begitulah akhirnya, pria yang bernama Alfred Nobel ini dengan tekadnya ia berusaha hingga pada akhirnya namanya diabadikan dalam hadiah perdamaian--yaitu Nobel Prizes.
Bagaimana dengan kita? Seperti apa kita ingin dikenang oleh orang-orang yang kita tinggalkan? Warisan apa yang akan kita sumbangsihkan demi kebaikan umat banyak? Apakah orang-orang akan mengingat kita dengan penuh cinta dan rasa hormat atau sebaliknya?
Mari kita bersegera lakukan sebanyak mungkin kebaikan, mulai hari ini, detik ini, saat ini juga.
diambil dari tulisan 7 tahun lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar